Produksi Bunyi Ujaran Klasifikasi Bunyi Ujaran Konsonan

1. paru-paru lungs 2. tenggorokan trachea 3. pangkal tenggorokan larynx 4. pita suara vocal cords 5. krikoid cricoid 6. tiroid tyroid atau gondok laki 7. aritenoid arythenoid 8. rongga anak tekak pharynx 9. epiglotis epiglottis 10. akar lidah root of tangue 11. punggung lidah dorsum 12. tengah lidah medium 13. daun lidah lamina 14. ujung lidah apex 15. anak tekak uvula 16. langit-langit lunak velum 17. langit-langit keras palatum 18. gusi alveolum 19. gigi atas denta 20. gigi bawah denta 21. bibir atas labia 22. bibir bawah labia 23. mulut mouth 24. rongga mulut mouth cavity 25. rongga hidung nasal cavit Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat-alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan nama alat ucap itu. Namun, tidak biasa disebut “bunyi gigi” atau “bunyi bibir”, melainkan bunyi dental dan bunyi labial, yakni istilah berupa bentuk ajektif dari bahasa latinnya.

2.2.4 Produksi Bunyi Ujaran

Dalam proses pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor yang terlibat, yaitu : 1. Sumber tenaga udara yang dihembuskan oleh paru-paru 2. Alat ucap yang dilewati udara dari paru-paru batang tenggorok, kerongkongan, rongga mulut dan rongga hidung 3. Artikulator penghambat Universitas Sumatra Utara Terjadinya bunyi bahasa pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara. Supaya udara bisa terus keluar, pita suara itu harus berada dalam posisi terbuka. Setelah melalui pita suara, yang merupakan jalan satu-satunya untuk bisa keluar, apakah melalui rongga mulut atau rongga hidung. Kalau udara yang dari paru-paru itu keluar tanpa mendapat hambatan apa-apa, maka kita tidak akan mendengar bunyi apa-apa, selain bunyi nafas. Hambatan terhadap udara atau arus udara yang keluar dari paru-paru itu dapat terjadi mulai tempat yang paling di dalam, yaitu pita suara, sampai pada tempat yang paling luar, yaitu bibir atas dan bawah. Dalam proses artikulasi, biasanya, telibat dua macam artikulator, yaitu artikulator aktif dan artikulator pasif. Yang dimaksud dengan artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak atau digerakkan, misalnya, bibir bawah, ujung lidah, dan daun lidah, sedangkan yang dimaksud dengan artikulator pasif adalah alat ucap yang tidak dapat bergerak atau yang didekati oleh artikulator aktif, misalnya, bibir atas, gigi atas, dan langit-langit keras. Agar lebih jelas proses terbentuknya bunyi bahasa, dapat dilihat dalam gambar berikut ini. Universitas Sumatra Utara

2.2.5 Klasifikasi Bunyi Ujaran Konsonan

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa terjadinya bunyi bahasa itu disebabkan oleh adanya hembusan udara dari paru-paru ke luar. Adapun macam bunyi bahasa dan sifatnya, pada dasarnya ditentukan oleh ada tidaknya hambatan di dalam jalannya arus udara, cara dan tempat terjadinya hambatan, dan melalui rongga mana udara itu mengalir ke luar. Faktor-faktor ini menjadi dasar peng- klasifikasian bunyi-bunyi bahasa. Universitas Sumatra Utara Ada tidaknya hambatan di dalam jalannya arus udara dari paru-paru keluar merupakan dasar klasifikasi yang pertama. Atas dasar ini, bunyi bahasa dibagi menjadi tiga macam: vokal, konsonan, dan semi-vokal. Vokal adalah bunyi bahasa yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat hambatanrintangan. Konsonan adalah bunyi bahasa yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru mendapat hambatanrintangan, sedangkan semi vokal ialah bunyi bahasa yang secara praktis termasuk konsonan, tetapi hanya karena waktu diartikulasikan belum membentuk konsonan murni, maka bunyi-bunyi itu disebut semi-vokal, dan oleh karena itu di dalam pembahasannya masih tetap masuk dalam kelompok bahasan konsonan. Konsonan dapat dikategorikan berdasarkan tiga faktor: 1 keadaan pita suara, 2 daerah artikulasi, dan 3 cara artikulasi. Bila ditinjau dari faktor keadaan pita suara sebagai alat artikulasi, maka konsonan dapat diklasifikasikan kepada konsonan bersuara dan konsonan tidak bersuara. Cahyono agus 1995:84-88 dan Mu’in 2004: 67-71 a. Konsonan bersuara Dalam bahasa Arab, konsonan bersuara disebut dengan “ “, yaitu apabila pita suara turut bergetar pada saat pelafalan. Dalam bahasa Indonesia, bunyi-bunyi yang termasuk konsonan bersuara adalah: [b], [d], [j], [g], [q], [z], [m], [n], [ ň], [r], [l], [w], dan [y]. Sementara dalam bahasa Arab, yaitu bunyi-bunyi [ ﺏ] [b] ,[ ﺩ] [d] , [ ﺫ] [dz] , [ ﺯ] [z] , [ ﺽ] [dh] , [ ﺝ] [j] , [ ﻅ] [zh] , [ ﺭ] [r] , [ ﻉ] [?] , [ ﻍ] [gh] , [ ﻝ] [l] , [ ﻡ] [m] , [ ﻥ] [n] , [ ﻭ] [w] , [ ﻱ] [y] . Universitas Sumatra Utara b. Konsonan tidak bersuara Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah “ “ yaitu apabila pita suara tidak turut bergetar ketika bunyi-bunyi itu diartikulasikan. Dalam bahasa Indonesia, huruf-huruf konsonan yang tidak bersuara dimaksud adalah [p], [t], [c], [k], [f], [s], [sy], [x], dan [h]. Sementara dalam bahasa Arab konsonan yang termasuk tidak bersuara adalah: [ ﻁ] [th] , [ ﺕ] [t] , [ ﻕ] [q] , [ ﻙ] [k] , [ ﺹ] [sh] , [ ﺱ] [s] , [ ﻑ] [f] , [ ﺙ] [ts] , [ ﺵ] [sy] , [ ﺥ] [kh] , dan [ ﺡ] [h] . Bila ditinjau dari faktor daerah artikulasinya, konsonan dapat bersifat sebagai berikut: Cahyono Agus 1995:84-86 dan Mu’in 2004: 67-71 1. Bunyi bilabial huruf bibir, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara mempertemukan antara bibir atas dengan bibir bawah. Kedua bibir tersebut terkatup rapat sehingga udara dari paru-paru tertahan untuk sementara waktu sebelum katupan itu dilepaskan. Huruf-huruf yang dihasilkan adalah: [b], [p], [m], dan [w]. Dalam bahasa Arab adalah huruf- huruf: [ ﺏ] [b] , [ ﻡ] [m] , dan [ ﻭ] [w] . Huruf-huruf: [ ﺏ], [b], dan [p] dihasilkan melalui penghambatan udara secara sempurna, kemudian melepaskannya secara tiba-tiba, sehingga ia keluar dengan letupan, hanya saja huruf [p] tidak bersuara. Sementara bunyi [ ﻡ] dan [m] termasuk nasal dan bersuara, yaitu bibir atas dan bawah terkatup rapat, dan udara keluar melalui rongga hidung. 2. Bunyi labiodental , yaitu bunyi yang dihasilkan antara gigi atas dan bibir bawah. Bibir bawah ditekankan pada gigi atas sehingga terjadi penyempitan udara. Jadi, hambatan udara tidak sempurna. Karena itu, udara keluar secara bergeser melalui sela-sela bibir dengan gigi dan Universitas Sumatra Utara melalui lubang-lubang di antara gigi. Bunyi yang dihasilkan adalah bunyi [v] dan [f]. Dalam bahasa Arab adalah huruf [ ﻭ] [w] . Kosonan [v] diucapkan dengan bersuara, sedangkan [ ﻭ] dan [f] tidak bersuara. 3. Bunyi dentalalveolar , yaitu bunyi yang dihasilkan melalui sentuhan ujung lidah kepada pangkal gigi atas di depan gusi. Proses artikulasi ini melahirkan beberapa konsonan, dalam bahasa Indonesia yaitu bunyi [t], [d], [l], [n], [s], [r], dan [z]. Dalam bahasa Arab dikenal dengan huruf-huruf: [ ﺕ] [t] , [ ﺙ] [ts] , [ ﺩ] [d] , [ ﺫ] [dz] , [ ﺭ] [r] , [ ﺯ] [z] , [ ﺱ] [s] , [ ﺹ] [sh] , [ ﺽ] [dh] , [ ﻁ] [th] , [ ﻅ] [z] , [ ﻝ] [l] , dan [ ﻥ] [n] . Bunyi [t], [d], [ ﺩ], dan [ﺽ] termasuk konsonan letup. Sementara [l], [n], [ ﺕ], dan [ﻁ] tidak. Proses artikulasi [l] dan [ﻝ] bagian tengah rongga mulut terhalang, dan udara keluar melalui kedua sisi lidah yang bersentuhan dengan bagain depan gusi. Sementara proses artikulasi [n] dan [ ﻥ] anak tekak dan langit-langit lunak turun menutup udara ke rongga mulut, sehingga udara keluar melalui rongga hidung. 4. Bunyi velar حلقي , adalah bunyi yang dihasilkan dengan cara menempelkan belakang lidah artikulator aktif pada langit-langit lunak artikulator pasif. Dalam bahasa Indonesia, konsonan yang dihasilkan adalah: [k], [g], [x], dan [kh]. Dalam bahasa Arab adalah bunyi: [ ﻙ] [k] , [ ﻍ] [gh] , [ ﻕ] [q] , dan [ ﺥ] [kh] . 5. Bunyi palatal حنكي , adalah bunyi yang dihasilkan dengan cara menekan daun lidah pada langit-langit keras. Dalam bahasa Indonesia lahirlah bunyihuruf: [c], [j], [y], [sy] dan [ny]. Dalam bahasa Arab lahirnya huruf-huruf: [ ﺝ] [j] , [ ﺵ] [sy] , dan [ ﻱ] [y] . Universitas Sumatra Utara 6. Bunyi glotal مزماري , adalah bunyi yang dihasilkan dengan cara merapatkan dua pita suara sehingga udara dari paru-paru yang melewati antara akar lidah dan dinding belakang rongga kerongkongan terhambat. Proses artikulasi ini melahirkan huruf [h] dan [?] dalam bahasa Indonesia dan huruf [ ﺡ] [h] , [ ﻫ] [h] , [ ﻉ] [?] , dan [ ء] [?] dalam bahasa Arab. Jika dilihat dari sisi cara artikulasi, maka konsonan dapat dibedakan menjadi: Cahyono 1995:86-88 dan Mu’in 2004: 63-65 1. Hambat Letupan, Menurut Marsono dalam Abdul Muin, konsonan letup adalah: “Konsonan yang terjadi dengan cara menghambat secara penuh arus udara, kemudian dilepaskan secara tiba-tiba.” Dalam bahasa Indonesia, bunyi-bunyi yang termasuk konsonan letup adalah: [b], [d], [g], [p], [t], [k], [c], [j], dan [?]. Dalam bahasa Arab yaitu: [ ﺏ] [b] , [ ﺽ] [dh] , [ ﺩ] [d] , [ ﻁ] [th] , [ ﻕ] [q] , [ ﺕ] [t] , dan [ ﻙ] [k] . 2. Geseran atau frikatif Yaitu konsonan yang dihasilkan melalui penyempitan jalannya arus udara yang dihembuskan dari paru-paru, sehingga jalannya udara terhalang, dan keluar dengan bergeser. Jadi, perbedaannya dengan konsonan letup yaitu, konsonan letup penyempitan arus udara dilakukan secara sempurna, sementara pada konsonan geseran penyempitan udara tidak secara sempurna tetap merenggang. Dalam bahasa Indonesia, bunyi-bunyi yang dihasilkan melalui konsonan geseran adalah: [f], [v], [s], [z], [sy], [h], [kh], dan [x]. Sementara dalam Universitas Sumatra Utara bahasa Arab yaitu: [ ﻑ] [f] , [ ﺙ] [ts] , [ ﺱ] [s] , [ ﺵ ] [sy] , [ ﺡ] [h] , [ ﻫ] [h] , [ ﺥ] [kh] , [ ﺯ] [z] , [ ﺫ] [dz] , [ ﻅ] [zh] , [ ﻉ] [?] , dan [ ﻍ] [gh] . 3. Sengauan atau nasal أﻥﻑﻱ Menurut Chaer, posisi artikulator di sini menghambat sepenuhnya aliran udara melalui mulut, tetapi membiarkannya keluar melalui ronga hidung dengan bebas. Dalam bahasa Indonesia bunyi yang muncul adalah [m], [n]. Sementara dalam bahasa Arab adalah bunyi [ ﻡ] [m] dan [ ﻥ] [n] , serta beberapa tanwin: [- ً◌--] [an] , [- ٍ◌--] [in] dan [- ٌ◌--] [un] . 4. Getaran اهﺕﺯاﺯ Bunyi getaran terjadi seiring dengan artikulator aktif melakukan kontak beruntun dengan artikulator pasif, sehingga getaran bunyi itu terjadi berulang-ulang. Seperti konsonan [r] dalam bahasa Indonesia, atau konsonan [ ﺭ] [r] dalam bahasa Arab. 5. Sampingan atau lateral ﺝاﻥﺏﻱ Bunyi lateral dihasilkan oleh artikulator aktif menghambat aliran udara pada bagian tengah mulut, lalu membiarkan udara keluar melalui samping lidah. Seperti konsonan [l] dalam bahasa Indonesia, atau konsonan [ ﻝ] [l] dalam bahasa Arab. 6. Semi vokal ﻉﻝة ﺡﺭﻑ ﺵﺏه Bunyi ini dihasilkan oleh artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal, tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. Oleh karena itu, bunyi yang dihasilkan sering disebut dengan semi-vokal. Yaitu bunyi [y] dan [w]. Dalam bahasa Arab adalah bunyi [ ﻱ] [y] . Universitas Sumatra Utara Peta Konsonan Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab. Daerah Artikulasi Cara Artikulasi Bilabial Labio- Dental Dental Alveolar Palatal Velar Glotal Faringal Hambat Tidak Bersuara Bersuara p b ﺏ t d ﻁ – ﺕ ﺽ – ﺩ c j ﺝ k g ﻙ - ﻕ q ? Frikatif Tidak Bersuara Bersuara f ﻑ s z ﺙ – ﺱ - ﺹ ﻅ – ﺫ – ﺯ sy ﺵ x ﺥ ﻍ h ﻫ ء ﺡ ﻉ Nasal Bersuara m ﻡ n ﻥ ň ŋ Getar Bersuara r ﺭ Lateral Bersuara l ﻝ Semi Vokal Bersuara w ﻭ y ﻱ Cahyono 1995:88 dan Mu’in 2004:74 Dari tabel di atas dapat diketahui peta persamaan, perbedaan dan kemiripan antara konsonan bahasa Arab dan bahasa Indonesia.

2.3 Tinjauan Pustaka