BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang bunyi merupakan suatu prasyarat untuk dapat mempelajari dan memahami seluk-beluk bahasa dengan baik. Ilmu yang
mempelajari seluk-beluk bunyi-bunyi bahasa itu disebut fonologi. Fonologi, yang secara etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi, dan
logi yaitu ilmu. Menurut hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Secara umum fonetik biasa
dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda
makna atau tidak, sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai
pembeda makna. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Kemudian, menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu,
dibedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris.
Fonetik artikulatoris, disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam
menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena
Universitas Sumatra Utara
alam. Bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getarannya, amplitudonya, intensitasnya, dan timbrenya. Sedangkan fonetik auditoris mempelajari bagaimana
mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita. Dari ketiga jenis fonetik ini, yang paling berurusan dengan dunia linguistik adalah fonetik
artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia.
Manusia sebagai makhluk yang paling mulia di muka bumi ini memahami fonetikfonemik sebagai bahagian dari sebuah bahasa. Bahasa pada dasarnya
adalah suatu sistem atau lambang yang dipakai oleh manusia yang membedakannya dengan binatang. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota
masyarakat, berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Keraf 1984:16. Dalam kamus umum KBBI 1990: 66 bahasa diartikan sebagai
sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan
dan pikiran. Dari dua makna umum tentang bahasa di atas, ada persamaan yang jelas.
Persamaan itu adalah bahwa bahasa ditempatkan sebagai alat komunikasi antar manusia untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan menggunakan
simbol-simbol komunikasi baik yang berupa suara, gestur sikap badan, atau tanda-tanda berupa tulisan atau bunyi bahasa di Indonesia ini.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Dari sudut pandang linguistik, bahasa
Universitas Sumatra Utara
Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau
dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan
administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan Bahasa Indonesia diawali sejak dicanangkan nya Sumpah Pemuda,
28 Oktober 1928 untuk menghindari kesan imperialisme bahasa apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa
Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing termasuk di dalamnya bahasa
Arab. Bahasa Arab adalah bahasa Al’quran dan bahasa Alhadits, sampai saat ini
masih diakui oleh semua kalangan yang muslim dan non muslim, ilmuan maupun kaum yang menganggap bahasa Arab sebagai bahasa yang memiliki standar
ketinggian dan keindahan linguistik yang tinggi yang tiada taranya. Lagousi 2002 dalam Razaq 2010 : 2. Bahasa Arab bukan saja sebagai bahasa
komunikasi oleh masyarakat penuturnya, melainkan juga sebagai bahasa pengantar dalam penyampaian pendidikan khususnya dalam dunia pendidikan
Islam. Oleh karena itu, hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk meneliti
perbandingan bunyi ujaran konsonan dengan judul penelitian “Perbandingan Bunyi ujaran Konsonan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Arab pada Kelompok
Pengajian di Masjid Al-Ihsan.”
Universitas Sumatra Utara
1.1.2 Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana produksi bunyi ujaran konsonan bahasa Arab dan bahasa Indonesia melalui bacaan Al-Qur’an oleh kelompok pengajian anak-anak di
Masjid Al-Ihsan. 2.
Bagaimana distribusi bunyi ujaran konsonan bahasa Indonesia dan bahasa Arab?
1.2 Batasan Masalah