BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Asuransi
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial atau ganti rugi secara finansial
untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian,
kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin
perlindungan tersebut. Menurut ketentuan pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin
dideritanya akibat dari suatu evenemen peristiwa tidak pasti. Pengertian asuransi terdapat pula pada Pasal 861 The Civil and
Commercial Code yang berbunyi : “A contract of insurance is one in which a person agress to make
compensation or to pay a sum of money in case of continget loss or any other future event specified in the contract, and another person agreess to
pay therefor a sum of many, called premium”. Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur asuransi seperti
yang terdapat pada Pasal 246 KUHD atau Art 7.17.1.1 NBW juga terpenuhi, unsur-unsur yang dimaksud adalah :
1. Perjanjian 2. Kewajiban tertanggung membayar premi
3. Kewajiban penanggung memberikan ganti kerugian atau membayar sejumlah uang.
4. Adanya peristiwa yang belum pasti terjadi.
Unsur-unsur yuridis asuransi dari suatu asuransi adalah : 1. Adanya pihak tertanggung
2. Adanya pihak penanggung 3. Adanya kontrak asuransi
4. Adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan yang diderita tertanggung 5. Adanya peristiwa tertentu yang mungkin akan terjadi
6. Adanya uang premi yang dibayarkan oleh penanggung kepada tertanggung. Mengenai unsur peristiwa yang belum pasti terjadi dalam The Civil and
Commercial Code tertuang melalui kalimat in case of contingent loss or any other future event specified in the contract. Apabila dibandingkan dengan rumusan
asuransi pada Pasal 246 KUHD yang lebih menekankan kepada golongan asuransi kerugian terbukti dari kalimat, karena suatu kerugian kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, Pasal 861 The Civil and Commercial Code meliputi baik asuransi kerugian maupun asuransi jumlah.
Menurut undang-undang no. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian UU asuransi, asuransi atau tertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan. 1. Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung empat unsur :
a. Pihak tertanggung insured yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaliggus atau secara berangsur-angsur
asuransi kerugian b. Pihak penanggung insure yang berjanji akan membayar sejumlah uang
santunan kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur- angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu
asuransi sejumlah uang.
c. Suatu peristiwa accident yang tak tertentu tidak diketahui sebelumnya. d. Kepentingan interest yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tertentu. Dari definisi diatas, maka asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian
dimana harus dipenuhi syarat sebagaimanan dalam pasal 1320 KUH Perdata, namun karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-
untungan sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1774 KUH Perdata. Dikatakan suatu persetujuan untung-untungan kans-overeenkomst karena
suransi dianggap suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung rugi, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian
yang belum tentu. Beberapa hal penting mengenai asuransi : 1 Merupakan suatu perjanjian yang harus memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata.
2 Perjanjian tersebut bersifat adhesif adalah isi perjanjian tersebut sudah ditentukan oleh Perusahaan Asuransi Kontrak standar. Namun demikian, hal
ini tidak sejalan dengan ketentuan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tertanggal 20 April tentang perlindungan konsumen.
3 Terdapat 2 dua pihak didalamnya yaitu penanggung dan tertanggung namun dapat juga diperjanjikan bahwa tertanggung berbeda pihak dengan yang akan
menerima tanggungan. 4 Adanya premi sebagai yang merupakan bukti bahwa tertanggung setuju untuk
diadakan perjanjian asuransi. 5 Adanya perjanjian asuransi mengakibatkan kedua belah pihak terikat untuk
melaksanakan kewajibannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang harus ada pada
Asuransi adalah : a. Subyek hukum penanggung dan tertanggung
b. Persetujuan bebas antara penanggung dan tertanggung c. Benda asuransi dan kepentingan tertanggungan
d. Tujuan yang ingin dicapai e. Resiko dan premi
f. Evenemen peristiwa yang tidak pasti dan ganti kerugian.
g. Syarat-syarat yang berlaku h. Polis asuransi.
2.2 Fungsi Asuransi 1 Sebagai pemindahan resiko