Karakteristik Sampel terhadap Stroke Iskemik Akut

Tabel 5.2. Hubungan DM dengan Peningkatan Angka Kejadian Stroke Iskemik Pemeriksaan KGD Stroke Iskemik Stroke Hemoragik Total p Sewaktu n n n Normal 5 11.4 18 43.9 23 27.1 GTT 6 13.6 10 24.4 16 18.8 0.000 DM 33 75.0 13 31.7 46 54.1 Total 44 100 41 100 85 100 Analisis statistik chi – square dengan Sig 0.005 Melalui analisis statistik chi – square mengunakan program komputer SPSS for windows dijumpai adanya hubungan DM dengan peningkatan angka kejadian stroke iskemik pada penelitian ini p = 0.000.

5.2. Pembahasan

Pada penelitian ini diperoleh 44 orang penderita stroke iskemik dan 41 orang penderita stroke hemoragik dengan perbandingan kasus 51.8 dengan 48.2 dimana dapat dilihat stroke iskemik sedikit lebih dominan dibanding stroke hemoragik. Hal yang sama juga didapat pada penelitian Ritarwan 2002 dengan lokasi yang sama bahwa perbandingan stroke iskemik dengan stroke hemoragik adalah 68.9 berbanding 31.1.

5.2.1. Karakteristik Sampel terhadap Stroke Iskemik Akut

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan jenis kelamin dari 56 orang laki - laki terlihat 26 orang 59.1 menderita stroke iskemik sementara 30 orang 73.2 menderita stroke hemoragik. Dan diantara 29 orang perempuan terlihat 18 orang 40.9 menderita stroke iskemik sementara 11 orang 26.8 menderita stroke hemoragik. Dari penelitian ini dijumpai jenis kelamin laki – laki lebih dominan terkena stroke dibanding perempuan dengan perbandingan 65.9 dengan 34.1. Hal yang sama juga dijumpai pada penelitian Krisnarta 2007 di lokasi yang sama dengan hasil laki - lebih lebih dominan dibanding perempuan, persentasi laki – laki dan perempuan sebesar 68.4 dengan 31.6. Dan juga pada hasil penelitian Ritarwan 2002 dengan perbandingan laki – laki dan perempuan sebesar 64.4 dengan 35.6. Dari hasil uji analisis statistik chi – square menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian stroke fase akut p = 0.171. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Hamidon 2003 dan Zargar 2009 yang menyatakan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan stroke fase akut p 0.005. Pada karakteristik berdasarkan umur dapat dilihat rata – rata sampel yang menderita stroke 60.67 ± 10.01 tahun dengan umur termuda 42 tahun dan yg paling tua 84 tahun. Hal yang serupa juga dilaporkan oleh Siswonoto 2008 yang pada penelitiannya menemukan penderita stroke pada rata rata umur 60.5 ± 10.65, dan Feigin,dkk. 1998 juga melaporkan umur rata - rata pada penderita stroke iskemik 67.8 ± 9.2 tahun. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa stroke biasanya terjadi pada kelompok umur dewasa sampai lansia. Hal tersebut sesuai yang tercantum di Buku Ajar Neurologi Klinis, edisi pertama dimana dinyatakan, bertambahnya usia menyebabkan terjadinya kemunduran pada organ manusia yang terjadi secara alamiah. Sebaran penderita stroke iskemik yang berumur 45 tahun sebanyak 1 orang 2.3 , yang berumur 46 – 65 tahun sebanyak 31 orang 70.5 , dan yang 66 tahun sebanyak 12 orang 27.3 . Sementara penderita stroke hemoragik yang berumur 45 tahun sebanyak 1 orang 2.4 , yang berumur 46 – 65 sebanyak 26 orang 63.4 , dan yang berumur 66 sebanyak 14 orang 34.1. Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengolahan analisis statistik chi – square tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian stroke fase akut p=0.784. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Ritarwan 2002 yang menyatakan tidak ada hubungan antara umur dengan stroke fase akut p 0.005. Namun pada penelitian Hamidon 2003 dan Zargar 2009 melaporkan adanya hubungan umur dengan stroke iskemik p 0.005. Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan oleh perbedaan pengelompokkan usia pada masing – masing penelitian. Berdasarkan pekerjaan pada kelompok stroke iskemik didapatkan 30 orang yang bekerja sebagai PNS ada 15 orang 34.1 menderita stroke iskemik dan 15 orang 36.6 menderita stroke hemoragik, dari 14 orang yang bekerja sebagai wiraswasta ada 9 orang 20.5 menderita stroke iskemik dan 5 orang 12.2 menderita stroke hemoragik, dari 26 orang yang sudah pensiun ada 13 orang 29.5 menderita stroke iskemik dan 13 orang 31.7 menderita stroke hemoragik. Dan dari 15 orang yang menjadi IRT ada 7 orang 15.9 yang menderita stroke iskemik dan 8 orang 19.5 yang stroke hemoragik. Dari hasil uji analisis statistik chi – square tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pekerjaan seseorang dengan peningkatan kejadian stroke iskemik akut p = 0.776. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Bangun 2008 bahwa tidak ada hubungan yang berarti antara pekerjaan dengan stroke iskemik P0.005.

5.2.2. Hubungan DM dengan Peningkatan Angka Kejadian Stroke Iskemik Akut