gejala awal DM. perubahan pola hidup dan pemeriksaan laboratorium berkala sangat dianjurkan.
2.6. Penilaian Pengontrolan Glukosa Darah
Metode yang digunakan untuk menetukan pengontrolan glukosa darah pada semua tipe diabetes adalah dengan pengukuran glikat hemoglobin. Hemoglobin
pada keadaan normal tidak mengandung glukosa ketika pertama kali keluar dari sumsum tulang. Selama 120 hari masa hidup hemoglobin dalam eritrosit,
normalnya hemoglobin sudah mengandung glukosa. Bila kadar glukosa meningkat diatas normal, maka jumlah glikat hemoglobin juga akan meningkat.
Dapat dilakukan test HbA1C untuk menetukan kadar glukosa dalam hemoglobin Tabel 2.2 Price dan Wilson, 2006.
TABEL 2.2. Tes HbA1c
Normal Kontrol Glukosa Glikat hemoglobin
Nilai Normal Kontrol Glukosa baik
Kontrol Glukosa Sedang Kontrol Glukosa Buruk
3.5 – 5.5 3.5 – 6.0
7.0 – 8.0 8.0
Dikutip dari: Price Sylvia A. and M.Wilson Lorraine. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit Edisi 6.Vol. II. Pankreas: Metabolisme Glukosa dan Diabetes
Melitus. pp. 63: 1259 – 1274. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Kontrol hiperglikemia yang tidak adekuat dapat didefinisikan sebagai kadar hemoglobin A1c 7.0 . Sampai saat ini tujuan umum penanganan diabetes
dengan target HbA1C ke 7.0 masih dipakai pada orang dewasa untuk mencegah resiko makrovaskular.
2.7. Patofisiologi Diabetes dengan Komplikasi Stroke
Universitas Sumatera Utara
Komplikasi jangka panjang dari diabetes melibatkan pembuluh – pembuluh kecil mikroangiopati dan pembuluh – pembuluh besar makroangiopati.
Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina retinopati diabetic, glomerulus ginjal nefropati diabetic dan
saraf – saraf perifer neuropati diabetic, otot – otot serta kulit. Makroangiopati mempunyai gambaran histopatologi berupa arterosklerosis.
Gabungan dari gangguan biokimia yang disebabkan oleh defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal, atau toleransi
glukosa setelah makan karbohidrat. Sehingga terjadilah hiperglikemia berat dan apabila melebihi ambang batas reabsorbsi oleh ginjal maka timbullah glikosuria.
Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urin poliuria dan timbul rasa haus polidipsia. Karena glukosa
hilang bersama urin, maka pasien mengalami keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang polifagia mungkin akan timbul dengan hasil akhir
dehidrasi dan kehilangan cairan elektrolit. Ketika tubuh kehilangan cairan maka darah mengalami kepekatan yang membuat darah menggumpal atau dengan kata
lain mengalami trombosis. Trombosis adalah proses kompleks yang berhubungan dengan proses terjadinya aterosklerosis yang selanjutnya dapat menghasilkan
penyempitan pembuluh darah yang mengarah ke otak Gambar 3.3 Price dan Wilson, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Gambar.2.3. Patofisiologi Stroke dengan Faktor Resiko DM
Defisiensi Insulin
Penurunan Pemakaian Glukosa Hiperglikemia
Glikosuria Osmotik Diuresis
Dehidrasi Viskositas Darah
Trombosis
Artherosklerosis
Makrovaskuler
Jantung Serebral
Ekstremitas
Stroke Mikrovaskuler
Universitas Sumatera Utara
Ringkasan dari : Price Sylvia A. and M.Wilson Lorraine. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit Edisi 6.Vol. II. Pankreas: Metabolisme Glukosa dan
Diabetes Melitus. pp. 63: 1259 – 1274. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini, peneliti menilai peranan Diabetes Melitus terhadap angka kejadian stroke iskemik akut, dengan menggunakan data rekam medis yang
lengkap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU RSUP. H.Adam Malik Medan tahun 2010. Dalam data rekam medis tersebut dilihat riwayat penyakit Diabetes
Melitus pada pasien yang menderita stroke fase akut untuk menilai keterkaitannya dalam peningkatan angka kejadian stroke fase akut.
Gambar.3.1. Kerangka Konsep
3.1.1. Variabel yang diamati
1. Variabel terikat dependen: Kejadian stroke fase akut 2. Variabel bebas independent: Diabetes Melitus.
3.2. Hipotesis
1. H0: Tidak ada hubungan antara diabetes mellitus dengan peningkatan angka kejadian stroke fase akut.
DM
Kejadian Stroke Fase Akut
Universitas Sumatera Utara