27
Tahap kedua adalah berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman dan guru. Gagasan yang dibangun dari hasil proses belajar kemungkinan masih belum
sempurna. Untuk itu, berinteraksi dengan teman atau guru dapat membantu pemahaman siswa. Siswa dapat menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami
pada teman atau guru. Tahap terakhir adalah tahap refleksi. Pada tahap ini siswa perlu dibiasakan
untuk menuangkan kembali apa yang dipikirkan dan dilakukannya. Guru bersama siswa melakukan kegiatan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan
Setelah ketiga tahap ini dilakukan, sebaiknya guru mengulangi dan menjelaskan lagi bagian-bagian yang masih belum dipahami siswa. Selanjutnya,
diujikan lagi keterampilan menulis iklan, kemudian dianalisis hasilnya yang kemudian dibandingkan dengan hasil tes pertama hingga dianggap berhasil sesuai
nilai yang ditargetkan bahkan lebih.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Jawa di SMP 2 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara, dapat diketahui bahwa
keterampilan menulis iklan siswa kelas VII-D SMP 2 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara masih rendah. Hal tersebut terlihat pada nilai yang diperoleh siswa
pada saat menulis iklan pada tes awal. Faktor yang berpengaruh terhadap pemerolehan nilai keterampilan menulis iklan adalah pada pemilihan kegiatan
belajarnya. Kurangnya penggunaan teknik pembelajaran dalam menulis iklan menyebabkan pembelajaran kurang menarik sehingga siswa sering terlihat bosan
dan jenuh.
28
Dengan adanya permasalahan tersebut, peneliti menggunakan desain penelitian Penelitian Tindakan Kelas PTK untuk meneliti keterampilan menulis
iklan melalui penggunaan teknik pemodelan. Penggunaan teknik pemodelan akan menarik perhatian siswa terhadap materi yang disajikan serta membantu siswa
untuk menemukan ide atau gagasan dalam pembelajaran, sehingga keterampilan menulis iklan siswa dapat meningkat.
Langkah-langkah yang dilakukan, yaitu guru memutarkan VCD tentang iklan sebagai bahan inspirasi untuk menulis bagi siswa. Setelah menyaksikan
tayangan VCD tentang iklan, kemudian siswa mulai menulis iklan yang pernah mereka lihat. Karangan berupa ajakan kepada pembaca supaya mau membeli atau
menggunakan produk tertentu. Tindakan sebagai wujud dari proses belajar mengajar dilakukan melalui dua siklus, yakni siklus I dan siklus II. Pada setiap
siklus dilakukan empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan yang berupa proses belajar mengajar, observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut dilaksanakan
dengan perencanaan yang matang. Siklus II dilakukan sebagai upaya peningkatan atau perbaikan dari siklus I. Dengan demikian, setelah dilakukan pembelajaran
pada siklus I, dilakukan refleksi berupa renungan mengenai kekurangan atau kelemahan yang terjadi pada siklus I, kemudian dicari jalan keluarnya guna
perbaikan sehingga diperoleh peningkatan pada siklus II. Suasana pembelajaran dengan mengangkat tema tertentu yang menarik serta menggunakan teknik-teknik
baru yang kreatif akan memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga siswa terampil menyimak dan pembelajaran bahasa Jawa yang selama
ini berkesan monoton dan membosankan akan menghilang.
29
2.4 Hipotesis Tindakan