Garis Astronomis Garis Astronomis, Skala, Simbol, Lettering, dan

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII 5

B. Garis Astronomis, Skala, Simbol, Lettering, dan

Warna Peta Peta berbeda dengan gambar biasa. Agar mampu memahami peta, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu mengenai garis astronomis, skala, simbol, lettering, dan warna peta.

1. Garis Astronomis

Di kehidupan nyata, jangan harap bisa menemukan garis astronomis di atas permukaan bumi. Ini disebabkan garis astronomis merupakan garis khayal yang dibuat dan digunakan untuk mempermudah menentukan posisi suatu tempat di muka bumi. Garis astronomis dinyatakan dalam bentuk koordinat garis lintang dan garis bujur Gambar 1.4. Peta pernah dinobatkan sebagai ciri khas dari ilmu geografi. Mengapa demikian? T ugas Mandiri analisis Garis lintang latitude merupakan garis khayal yang melingkari Bumi secara horizontal. Beberapa istilah penting pada garis lintang adalah sebagai berikut Gambar 1.5. Lintang Kutub Utara Bujur Kutub Selatan 90° 90° 60° 30° 60° 30° 0° 0° 30° 30° 60° 60° 180° 0° 30° Timur 30° Barat 90° 90° 120° 120° 150° 150° 60° 60° Sumber: Microsoft Encarta, 2006 Gambar 1.4 Ilustrasi garis astronomis yaitu garis lintang dan garis bujur. Di unduh dari : Bukupaket.com Peta 6 a. Khatulistiwa atau ekuator, yaitu garis lintang 0° dan membagi Bumi menjadi dua bagian yaitu belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan. Garis-garis lintang di belahan Bumi utara dinamakan Lintang Utara disingkat LU dan garis-garis di belahan Bumi selatan dinamakan Lintang Selatan disingkat LS. b. Garis balik utara tropic of cancer, ialah garis lintang 23,5° LU. Garis lintang ini merupakan garis khayal tempat titik tertinggi Matahari di belahan Bumi utara dan mengakibatkan musim panas di belahan Bumi utara. c. Garis balik selatan tropic of capricorn, ialah garis lintang 23,5° LS. Garis ini merupakan tempat titik tertinggi Matahari di belahan Bumi Selatan dan mengakibatkan musim panas di belahan Bumi selatan pula. d. Lingkaran Arktik, ialah garis lintang 66,5° LU. Wilayah yang berada di lintang 66,5° LU hingga 90° LU mengalami fenomena malam selama enam bulan berturut-turut, yaitu ketika Matahari berada di belahan Kutub Utara Kutub Selatan Equator Garis balik selatan Garis balik Utara Lingkaran Antartika Lingkaran Arktik Gambar 1.5 Ilustrasi istilah garis-garis lintang yang umum dikenal. Sumber: Microsoft Encarta, 2006 Di unduh dari : Bukupaket.com Geografi untuk SMA-MA Kelas XII 7 Bumi selatan 23,5° LS. Fenomena siang selama enam bulan berturut- turut juga terjadi, yaitu ketika Matahari berada di belahan Bumi utara 23,5° LU. e. Lingkaran Antartika, ialah garis 66,5° LS. Wilayah yang berada lintang 66,5° LS hingga 90° LS juga mengalami fenomena malam selama enam bulan berturut-turut dan siang selama enam bulan berturut-turut pula. Ketika wilayah di lingkaran Arktik tengah mengalami siang selama enam bulan, di lingkaran Antartika tengah mengalami malam selama enam bulan. Sebaliknya apabila lingkaran Arktik tengah mengalami malam selama enam bulan, lingkaran Antartika mengalami siang selama enam bulan pula. f . Titik Kutub Utara, ialah titik tempat 90° LU berada. g. Titik Kutub Selatan, ialah titik tempat 90° LS berada. Jika garis lintang melingkari Bumi secara horizontal maka garis bujur melingkari Bumi secara vertikal. Garis bujur longitudemeridian diartikan sebagai garis khayal yang membujur dan menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Beberapa istilah penting berkaitan dengan garis bujur adalah sebagai berikut. a. Bujur Timur BT, ialah garis bujur dari Kota Greenwhich ke arah timur 0° BT-180° BT. b. Bujur Barat BB, ialah garis bujur dari Kota Greenwhich ke arah barat 0° BB-180° BB. c. Garis tanggal internasional international date line adalah garis bujur tempat berhimpitnya garis 180° BT dengan 180° BB Gambar 1.6. Satuan yang digunakan dalam koordinat astonomis adalah derajat °, menit . dan detik . Menit dan detik dalam hal ini, bukan berarti satuan waktu, tetapi pembagian lintang dan bujur secara spesifik. Aturan penggunaan satuan lintang dan bujur adalah sebagai berikut. a. 1 ° dibaca satu derajat = 60 menit b. 1 dibaca satu menit = 60 detik c. 1 dibaca satu detik Contoh Kota A berada pada posisi 4°3024 LU dan 126°3015 BB. Maka dibaca, Kota A berada pada posisi empat derajat tiga puluh menit dua puluh empat detik Lintang Utara dan seratus dua puluh enam derajat tiga puluh detik lima belas menit Bujur Barat. Di unduh dari : Bukupaket.com Peta 8

2. Skala