Interaksi Desa-Kota sma12geo Geografi EkoTitisPrasongko

Pola Keruangan Desa-Kota 90 5. Kawasan adiwisma atau permukiman kaum kaya. 6. Pusat industri berat. 7. Pusat niagaperbelanjaan lain di pinggiran. 8. Upakota, untuk kawasan mudyawisma dan adiwisma. 9. Upakota sub-urban kawasan industri. Di Indonesia, struktur ruang kota ditandai dengan pemanfaatan lahan yang tidak tertata dengan baik sehingga menimbulkan berbagai macam permasalahan, seperti permasalahan permukiman, pembuatan trotoar, drainase, jalan raya, dan perindustrian. Terdapat istilah metropolitan dan megapolitan dalam mengklasifikasikan sebuah kota. Carilah literatur yang mendukung kriteria metropolitan dan megapolitan. Jangan lupa menuliskannya dalam bukumu. T ugas Mandiri studi literatur

C. Interaksi Desa-Kota

Istilah interaksi wilayah spatial interaction menurut Ullman mencakup berbagai gerak mulai dari barang, penumpang, migran, uang informasi, sehingga konsepnya sama dengan geography of circulation. Ullman juga mengemukakan terdapat tiga faktor utama yang mendasari atau memengaruhi interaksi antar wilayah. 1. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi regional comlementary. 2. Adanya kesempatan untuk saling berintervensi interventing opportunity. 3. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang spatial transfer ability. Untuk mengukur kekuatan interaksi dari berbagai wilayah, termasuk interaksi desa-kota digunakan rumus berikut. Interaksi = 1 2 2 1 – 2 PK PK JK u Keterangan PK 1 : jumlah penduduk daerah 1 PK 2 : jumlah penduduk daerah 2 JK 1–2 : jarak antara kedua daerah Di unduh dari : Bukupaket.com Geografi untuk SMA-MA Kelas XII 91 Contoh soal Jumlah penduduk kota A 525.000 jiwa. Jumlah penduduk kota B 85.000 jiwa. Jarak kedua daerah 65 km. Berapakah kekuatan interaksinya? Jawab Interaksi = 1 2 2 1 – 2 PK PK JK u = 2 525.000 85.000 65 u = 10,56 Jadi kekuatan interaksi kota A dengan kota B adalah 10,56. Apabila dirunut hingga ke akarnya interaksi antarwilayah muncul karena perbedaan sumber daya alam. Di satu pihak ada wilayah yang surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan sumber daya alam dan sebaliknya sehingga mendorong terjadinya interaksi antar wilayah. Faktor lain yang memengaruhi pola interaksi antar wilayah adalah adanya kemudahan pemindahan dalam ruang, baik proses pemindahan manusia, barang, maupun informasi yang meliputi hal-hal berikut ini. 1. Jarak mutlak dan jarak relatif antar tiap-tiap wilayah. 2. Biaya angkut atau transport untuk memindahkan manusia, barang, dan informasi dari satu tempat ke tempat lain. 3. Kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah, seperti kondisi jalan, relief wilayah, jumlah kendaraan sebagai sarana tranportasi dan sebagainya. Dalam proses pembangunan hubungan atau interaksi antara kota dengan desa sangat erat. Eratnya hubungan antara kota dengan desa dapat dilihat dari peran desa dalam pengembangan kota. 1. Desa sebagai pusat penghasil dan pensuplai bahan mentah dan baku untuk pembangunan di kota. 2. Desa menyediakan tenaga kerja yang berperan dalam pembangunan kota. 3. Desa menjadi daerah pemasaran produk-produk hasil industri di kota. Demikian sebaliknya, kota turut punya peran besar sehingga muncul interaksi antara desa dengan kota. 1. Kota menyediakan pusat-pusat pelatihan bagi peningkatan keterampilan penduduk desa. 2. Kota menghasilkan barang-barang siap pakai yang dimanfaatkan di desa. Diskusikan dengan guru sosiologimu mengenai perbedaan-perbedaan karakter masyarakat desa dan kota beserta faktor yang melatarbela- kanginya. Diskusi Lintas Ilmu Di unduh dari : Bukupaket.com Pola Keruangan Desa-Kota 92 Kemukakanlah interaksi positif dan interaksi negatif yang dapat muncul sebagai akibat interaksi desa-kota pada buku catatanmu untuk didiskusikan bersama T ugas Mandiri analisis 3. Kota menjadi pusat informasi yang bermanfaat bagi desa. 4. Kota menjadi pusat permodalan yang dibutuhkan masyarakat desa. Interaksi positif akan terjalin bila menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Interaksi positif antara desa dengan kota terwujud dalam hal- hal berikut ini. 1. Terpenuhinya kebutuhan desa dan kota, meliputi produk dan bahan baku yang mendukung proses pembangunan. 2. Terpenuhinya kebutuhan terampil baik bagi desa maupun kota. Desa menghasilkan tenaga kerja bagi industri di kota, sedangkan kota menghasilkan tenaga terdidik yang berperan dalam kemajuan desa. 3. Berlangsungnya proses pembangunan yang seimbang antara desa dan kota. Kilas Geografi Kampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekolompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya. Hal ini akan terlihat jelas perbedaannya bila dibandingkan dengan masyarakat lain di luar Kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga hidup pada suatu tatanan yang dikondisikan dalam suasana kesahajaan dan lingkungan kearifan tradisional yang lekat. Secara administratif, Kampung Naga berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Menurut data dari Desa Neglasari, morfologi Kampung Naga berupa perbukitan dengan produktivitas tanah bisa dikatakan subur. Luas tanah Kampung Naga yang ada seluas satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan, pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang dipanen satu tahun dua kali. Religi dan Sistem Pengetahuan Penduduk Kampung Naga semuanya mengaku beragama Islam, akan tetapi, sebagaimana masyarakat adat lainnya, mereka juga sangat taat memegang adat istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Artinya, walaupun mereka menyatakan memeluk agama Islam, namun syariat Islam yang mereka jalankan agak berbeda dengan pemeluk agama Islam lainnya. Bagi masyarakat Kampung Kampung Naga Di unduh dari : Bukupaket.com Geografi untuk SMA-MA Kelas XII 93 Naga dalam menjalankan agamanya sangat patuh pada warisan nenek moyang. Umpamanya sembahyang lima waktu; Subuh, Duhur, Ashar, Maghrib, dan solat Isa, hanya dilakukan pada hari jumat. Sedangkan pada hari-hari lain mereka tidak melaksanakan sembahyang lima waktu. Pengajaran mengaji bagi anak-anak dikampung Naga dilaksanakan pada malam senin dan malam kamis, sedangkan pengajian bagi orang tua dilaksanakan pada malam jumat. Dalam menunaikan rukun Islam yang kelima atau ibadah Haji, menurut anggapan mereka tidak perlu jauh-jauh pergi keTanah Suci Mekah, cukup dengan menjalankan upacara Hajat Sasih yang waktunya bertepatan dengan hari raya haji yaitu setiap tanggal 10 Rayagung. Upacara Hajat Sasih ini menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga sama dengan Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri. Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan adat- istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau karuhun. Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal- hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga berarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal ini pasti akan menimbulkan malapetaka. Kepercayaan masyarakat Kampung Naga kepada mahluk halus masih dipegang kuat. Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk halus yang menempati air atau sungai terutama bagian sungai yang dalam leuwi. Kemudian ririwa yaitu mahluk halus yang senang menganggu atau menakut-nakuti manusia pada malam hari, ada pula yang disebut kunti anak yaitu mahluk halus yang berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia, ia suka mengganggu wanita yang sedang atau akan melahirkan. Sedangkan tempat-tempat yang dijadikan tempat tinggal mahluk halus tersebut oleh masyarakat Kampung Naga disebut sebagai tempat yang angker atau sanget. Demikian juga tempat-tempat seperti makam Sembah Eyang Singaparna, Bumi Agueng dan mesjid merupakan tempat yang dipandang suci bagi masyarakat Kampung Naga. Tabu bagi masyarakat Kampung Naga masih dilaksanakan dengan patuh khususnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang berkenaan dengan aktivitas kehidupannya. Pantangan atau pamali merupakan ketentuan hukum yang tidak tertulis yang mereka junjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap orang. Misalnya tata cara membangun dan bentuk rumah, letak, arah rumah,pakaian upacara, kesenian, dan sebagainya. Dikutip dari www.sunda.net R angkuman 1. Desa menurut Bintarto adalah suatu perwujudan geografi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis, politik, dan cultural di suatu wilayah dalam hubungan dengan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain. Di unduh dari : Bukupaket.com Pola Keruangan Desa-Kota 94 Kerjakanlah di buku tugasmu

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat