memiliki laporan keuangan yang teraudit, sehingga menggunakan data persepsi. Penelitian keuangan pada umumnya menggunakan data rasio.
Penelitian ini merupakan aplikasi dari teori struktur modal Modigliani and Miller 1958 ; Modigliani and Miller 1963 ; Myers and Majluf 1984 dimana
teori tersebut mengungkapkan hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan yang hanya bisa diterapkan pada perusahaan yang go public. IKM
sebagai perusahaan yang tidak go public, dan merupakan private company Keputusan Pendanaan struktur modal tidak dapat dilihat pengaruhnya terhadap
nilai perusahaan melainkan hanya pada peningkatan Kinerja Keuangan yaitu peningkatan laba dan peningkatan jumlah asset Cassar and Holmes, 2003
Berdasarkan pada uraian tersebut maka Industri Kecil Menengah IKM Unggulan di Bali layak untuk diteliti terkait dengan Pengaruh Variabel Non
Keuangan terhadap Keputusan Pendanaan dan Kinerja Keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1 Bagaimana pengaruh Budaya Organisasi terhadap Keputusan Pendanaan
Industri Kecil Menengah Unggulan di Provinsi Bali? 2
Bagaimana pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Keuangan Industri Kecil Menengah Unggulan di Provinsi Bali?
3 Bagaimana pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Kinerja Keuangan
Industri Kecil Menengah Unggulan di Provinsi Bali?
4 Bagaimana pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Keputusan
Pendanaan Industri Kecil Menengah Unggulan di Provinsi Bali? 5
Bagaimana pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Keuangan Industri Kecil Menengah Unggulan di Provinsi Bali?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1 Menjelaskan pengaruh Budaya Organisasi terhadap Keputusan Pendanaan
Industri Kecil Menengah Unggulan di Provinsi Bali. 2
Menjelaskan pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Keuangan Industri Kecil Menengah Unggulan di Provinsi Bali.
3 Menjelaskan pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Kinerja Keuangan
Industri Kecil Menengah Unggulan di Provinsi Bali. 4
Menjelaskan pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Keputusan Pendanaan Industri Kecil Menengah Unggulan di Provinsi Bali.
5 Menjelaskan pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja
Keuangan Industri Kecil Menengah Unggulan di Provinsi Bali.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen keuangan berkaitan dengan :
1 Pengembangan konsep Budaya Organisasi berdasarkan atas nilai-nilai
budaya lokal, dengan mendasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam konsep Catur Purusa Artha Dharma, Artha, Kama dan Moksa.
2 Memberikan kontribusi empiris tentang Keputusan Pendanaan struktur
modal pada Industri Kecil Menengah IKM dimana variabel non keuangan Budaya Organisasi dan Orientasi Kewirausahaan mempengaruhi
Keputusan Pendanaan struktur modal IKM dalam meningkatkan Kinerja Keuangan.
3 Memberikan kontribusi empiris terhadap Resource Based View RBV
Theory, dimana Budaya organisasi yang digali dari kearifan lokal Catur Purusa Artha merupakan sumber daya tidak berwujud intangible asset dan
unik yang dapat mendorong meningkatkan Kinerja Keuangan sehingga mampu meraih keunggulan bersaing competitive advantage.
4 Pengembangan model penelitian yang terintegrasi tentang variabel non
keuangan Budaya Organisasi dan Orientasi Kewirausahaan terhadap Keputusan Pendanaan dan Kinerja Keuangan.
1.4.2. Manfaat Untuk Praktisi
Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada : 1
Pemilik Industri Kecil Menengah IKM di Provinsi Bali, sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan Kinerja Keuangannya.
2 Pemerintah Provinsi Bali, sebagai dasar untuk mengambil keputusan
dalam mengembangkan IKM di Provinsi Bali
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada kajian pustaka ini diuraikan tentang berbagai teori yang dipergunakan sebagai dasar dalam menganalisis fenomena terkait dalam
penelitian ini. Kajian tersebut mencakup teori dan kajian empiris tentang Kinerja Keuangan, Keputusan Pendanaan, Orientasi Kewirausahaan, dan Budaya
Organisasi yang selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan untuk membangun model konseptual penelitian.
2.1 Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan konstruk faktor umum yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari sebuah kebijakan atau keputusan perusahaan.
Kebijakan atau keputusan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja baik salah satunya berupa kinerja keuangan Weaver and Weston, 2005 : 194. Sebuah
organisasi bisnis dapat mengukur kinerjanya dengan menggunakan ukuran financial atau disebut kinerja keuangan dengan menggunakan perolehan laba dan
volume penjualan Chong, 2008 Prosedur pengukuran kinerja Industri Kecil Menengah IKM dapat
dilakukan dengan penilaian terhadap persepsi responden berdasarkan skala likert atas beberapa ukuran finansial, seperti tingkat penjualan, pertumbuhan penjualan,
keuntungan kotor, rasio keuntungan atas penjualan, tingkat pengembalian modal, dan laba bersih operasi. Dengan demikian, pengukuran terhadap kinerja usaha
17
akan sangat tergantung kepada seberapa valid ukuran-ukuran tersebut sesuai dengan kinerja yang dicapai oleh IKM Covin and Slevin, 1989
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan adalah pemilik perusahaan investor, para manajer, kreditur, pemerintah dan
masyarakat. Mereka akan menilai perusahaan dengan ukuran keuangan tertentu sesuai dengan tujuannya. Para manajer bertanggung jawab atas efisiensi dan
sumber ekonomi lainnya dalam pengelolaan perusahaan. Investor berkepentingan dengan profitabilitas perusahaan yang tercermin dari pertumbuhan laba dan
dividen perusahaan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kreditur memiliki kepentingan terhadap kinerja perusahaan dalam
kaitannya dengan pembayaran angsuran pokok pinjaman dan bunga. Kemampuan memenuhi kewajiban ini akan ditandai oleh nilai aktiva yang
dimiliki perusahaan sebagai jaminan atas sejumlah hutang pinjaman serta jaminan terhadap risiko yang akan diterima oleh kreditur. Pihak-pihak lain seperti
pemerintah dan kelompok lain dalam masyarakat berkepentingan untuk perhitungan pajak dan kemampuan membayar gaji Brigham and Houston, 2011 :
199 Kinerja perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Kinerja
Keuangan. Kinerja Keuangan pada umunya diukur dengan rasio profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan modal
yang dipergunakan. Horne and Wachowicz, 2012 : 95 memberikan pengertian profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode
tertentu terkait dengan penggunaan aktiva yang produktif atau modal, secara
18
keseluruhan, baik hutang modal asing maupun modal sendiri. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu indikator yang tercakup dalam informasi
mengenai kinerja perusahaan jangka panjang. Rasio Profitabilitas secara umum dapat diukur dengan indikator Return On
Investment ROI, Net Profit Margin NPM, Return On Equity ROE. Riana 2011 yang meneliti Industri Kerajinan Perak di Bali menggunakan tiga indikator
yaitu peningkatan volume penjualan, pertumbuhan keuntungan, dan pertumbuhan aset sebagai indikator Kinerja Keuangan Perusahaan. Penggunaan indikator ini
berdasarkan pada kondisi perusahaan yang diamati sebagai obyek penelitian adalah IKM yang tidak menerbitkan laporan keuangan yang diaudit dan
dipublikasikan sehingga tidak dapat menggunakan rasio keuangan sebagai indikator dari Kinerja Keuangan. Kinerja Keuangan pada IKM dapat diukur
dengan peningkatan laba dan peningkatan jumlah asset Cassar and Holmes, 2003
Kinerja Keuangan dalam penelitian ini merupakan tingkat pencapaian atau prestasi perusahaan dalam periode waktu tertentu pada IKM Unggulan di Bali.
Pencapaian perusahaan terkait dengan peningkatan pertumbuhan volume penjualan perusahaan, peningkatan jumlah aset yang dimiliki dan peningkatan
laba.
2.2 Keputusan Pendanaan
Setiap usaha baik yang baru berdiri maupun yang sedang tumbuh akan membutuhkan dana untuk melaksanakan aktivitas operasionalnya. Aktivitas
19
tersebut tidak akan berhasil dilakukan apabila perusahaan kekurangan dana. Kebutuhan dana diperlukan untuk aktivitas rutin perusahaan atau pengembangan
bisnis, sehingga dana memiliki peranan penting dalam siklus hidup perusahaan Chechet and Olayiwola, 2014.
Keputusan Pendanaan adalah menyangkut pemilihan alternatif sumber pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan untuk membiayai aktivitas
operasional perusahaan. Keputusan Pendanaan yang tidak cermat menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang akan mengakibatkan
rendahnya Profitabilitas perusahaan Hasnawati, 2005. Apabila dilihat dari sumbernya, pendanaan perusahaan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan internal financing dan pendanaan yang berasal dari luar perusahaan eksternal financing.
Internal financing dapat berupa laba ditahan atau setoran modal dari pemilik perusahaan. Eksternal financing adalah berupa hutang yang berasal dari kreditur
sehingga menimbulkan kewajiban bagi perusahaan berupa angusuran pembayaran dan bunga serta kewajiban untuk melunasinya. Porsi hutang yang besar akan
meningkatkan risiko pada aliran penghasilan perusahaan. Nofsinger and Wang 2011 mengemukakan bahwa entrepreneur
membutuhkan modal untuk start-up awal dan tambahan modal juga dibutuhkan ketika bisnis berkembang dan meluas. Keputusan Pendanaan perusahaan
tercermin pada struktur modal dari perusahaan tersebut. Struktur Modal capital structure adalah merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang
bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa
20
Brigham and Daves, 2010 : 226. Keputusan struktur modal sangat penting bagi kelangsungan operasional perusahaan.
Besarnya dana yang diperlukan perusahaan dalam komposisi struktur modalnya tergantung pada ukuran aktivitas atau operasional perusahaan. Menurut
Brigham and Houston 2011: 202 pendanaan dalam struktur modal perusahaan terdiri atas dua bagian, yaitu :
a. Modal sendiri internal
Yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri laba ditahan atau pemilik perusahaan saham biasa dan saham preferen untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan. b.
Modal asing eksternal Yaitu modal yang berasal dari luar perusahaan atau dari kreditur
kewajiban jangka panjang sehingga merupakan kewajiban bagi perusahaan untuk melunasinya. Pendanaan dengan hutang akan
menimbulkan biaya tetap berupa bunga. Manajer perlu mempertimbangkan biaya modal yang akan muncul dalam
kaitannya dengan Keputusan Pendanaan perusahaan. Apabila aktivitas pendanaan perusahaan dilakukan dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan, maka
biaya modal harus diminimalkan. Pada saat perusahaan menggunakan hutang, biaya modal yang timbul adalah sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh
kreditur, sedangkan ketika perusahaan menggunakan dana internal atau modal sendiri maka biaya modal yang timbul adalah opportunity cost dari dana atau
modal sendiri yang digunakan Hasnawati, 2005
21
2.3 Teori Struktur Modal
Modigliani dan Miller MM mengemukakan tentang struktur modal pertama kali tahun 1958 dan menjelaskan pengaruh komposisi struktur modal
terhadap nilai perusahaan, dengan asumsi dasar : 1
Perusahaan memiliki risiko bisnis yang sama 2
Para investor memiliki tingkat ekspektasi yang sama 3
Perfect capital market 4
Menggunakan tingkat bunga bebas risiko risk free rate 5
Tidak ada transaction cost, agency cost dan bankruptcy cost MM mengembangkan sebuah model dengan tanpa memperhitungkan pajak.
Dalam model ini, MM menguraikan dua preposisi : Preposisi I : Value perusahaan tidak dipengaruhi oleh komposisi modal
perusahaan baik dengan modal sendiri maupun dengan hutang. Preposisi II : Biaya modal Cost of Equity dari perusahaan yang menggunakan
hutang akan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang
Pada tahun 1963 MM menulis artikel sebagai lanjutan dari teori MM tahun 1958 dengan memperhitungkan pajak. Asumsinya adalah dikenakan pajak pada
laba setelah bunga earning after interest. Dengan memasukkan pajak kedalam model MM maka ditemukan korelasi positif antara besarnya hutang dengan nilai
suatu perusahaan. Penggunaan hutang pada struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan karena adanya keuntungan dari pengurangan pajak tax shield.
Model MM dengan memperhitungkan pajak menjadi :
22
Preposisi I : nilai perusahaan yang menggunakan hutang leverage akan lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak menggunakan hutang unleverage
Preposisi II : dengan memasukkan pajak maka perhitungan biaya modal cost of equity perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Penambahan penggunaan hutang dalam struktur modal akan menurunkan perhitungan biaya modal karena
penambahan hutang juga meningkatkan keuntungan dari tax shield. Menurut Modigliani and Miller 1963 dalam asumsi terdapat pajak,
Keputusan Pendanaan menjadi relevan. Hal ini karena, pada umumnya bunga yang dibayarkan bisa dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang
dikenakan pajak tax deduxtable. Semakin rendah manfaat pajak, semakin tinggi kemungkinan bahwa perusahaan akan beralih dari status leverage menggunakan
hutang menjadi unleveraged tidak menggunakan hutang karena tidak ada manfaat penghematan pajak yang dirasakan. Sebaliknya apabila terdapat
peningkatan manfaat penghematan dari pajak maka akan berpengaruh signifikan pada perubahan kebijakan hutang. Perusahaan yang tidak menggunakan hutang
akan memilih menggunakan hutang sebagai salah satu alternatif pembiayaannya. Cao and Mauer 2010 mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi
yang dimiliki tentang perusahaan untuk menentukan waktu perubahan kebijakan hutang. Penggunaan hutang bagi private company tidak dapat dilihat manfaatnya
pada nilai perusahaan melainkan hanya sampai pada penurunan biaya dan peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan.
23
Myers and Majluf 1984 mengembangkan Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa perusahaan mengikuti suatu hirarki tertentu dalam mengambil
keputusan keuangan yang menyangkut struktur modalnya. Perusahaan mengutamakan penggunaan sumber pendanaan internal menggunakan laba yang
ditahan sebelum memutuskan menggunakan sumber pendanaan dari pihak eksternal hutang, menerbitkan saham baru .
Penggunaan laba yang ditahan lebih murah dan tidak perlu mengungkapkan sejumlah informasi perusahaan yang harus diungkapkan dalam
prospektus saat menerbitkan obligasi dan saham baru. Apabila perusahaan membutuhkan pendanaan eksternal, pertama kali akan menerbitkan hutang
sebelum menerbitkan saham baru. Penerbitan saham baru menduduki urutan terakhir sebab penerbitan saham baru merupakan tanda atau sinyal bagi pemegang
saham dan calon investor tentang kondisi perusahaan saat sekarang dan prospek mendatang yang tidak baik Ogden, et al. 2003 : 116
Keputusan Pendanaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keputusan yang diambil oleh perusahaan terkait penggunaan dana yang tercermin
dalam struktur modal khususnya pada komposisi penggunaan sumber dana oleh IKM Unggulan di Provinsi Bali untuk mendanai aktivitas usahanya.
2.4 Orientasi Kewirausahaan 2.4.1 Konsep Orientasi Kewirausahaan
Schumpeter 1934 mendefinisikan kewirausahaan sebagai upaya yang terpusat ditandai oleh inovasi. Schumpeter 1934 dan Vesper 1980 menyatakan
24
bahwa lima kategori perilaku ciri kewirausahaan: pengenalan barang baru, pengenalan metode produksi baru, pembukaan pasar baru, mencari alternatif
sumber-sumber pasokan baru dan pengembangan organisasi industri. Kewirausahaan juga dijelaskan sebagai bentuk aktivitas yang terkait
dengan risiko dan ketidakpastian. Kewirausahaan merupakan penggerak pertumbuhan perekomonian di suatu negara. Kewirausahaan juga disebutkan
mampu merubah struktur ekonomi melalui inovasi yang dilakukan oleh wirausahawan. Casson, 2012 : 4
Wirausahawan dalam bidang teori ekonomi dijelaskan sebagai pelaku dari aktivitas kewirausahaan. Wirausahawan adalah orang dengan yakin bekerja
diantaranya membeli dan menjual produk atau jasa dengan keberanian dalam mengambil risiko yang terjadi karena fluktuasi di pasar. Wirausahawan
entrepreneur didefinisikan sebagai pendiri atau manajer atau pemilik perusahaan berukuran kecil dan menengah yang memiliki potensi pertumbuhan Eckhardt and
Shane and 2003 ; Acs and Audstrech, 2003, Casson, 2012 : 6. Hayck 1937 dan Kirzner 1973 dalam Casson, 2012 : 9 mengemukakan wirausahawan
entrepreneur adalah perantara yang menentukan harga dalam perdagangan dan diberikan motivasi untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat memperbaiki
perekonomian suatu negara. Perkembangan teori tentang kewirausahaan mengarah pada prinsip-prinsip
tindakan rasional yang dapat menjelaskan tentang kontribusi atas action dari seorang wirausaha terhadap perekonomian. Seorang wirausaha akan mampu
melihat peluang yang ada dan dapat merancang serta memanfaatkannya untuk
25
kelangsungan perusahaan dan berperilaku atas dasar penilaian dan estimasi terbaik yang mereka miliki. Seorang wirausaha harus memiliki kualifikasi seperti mampu
mengidentifikasi peluang bisnis inovatif dan proaktif, memiliki pengetahuan dasar tentang bisnis, ketrampilan jaringan sosial untuk menarik pelanggan dan
rekan bisnis serta memiliki keberanian mengambil risiko Casson, 2012 : 463 Kewirausahaan
entrepreneurship merupakan
kemampuan dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda Hisrich et al., 2005. Menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, sama dengan menciptakan nilai untuk dirinya dan
lingkungannya Venkataraman, 2001. Scarborugh and Zimmerer 2008 : 172 mendefinisikan kewirausahaan sebagai proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang dalam memperbaiki kehidupan usaha. Kewirausahaan menggambarkan suatu perilaku organisasional
meliputi keberanian untuk mengambil mengelola risiko risk taking, proaktif, dan inovatif Covin and Slevin, 1991.
Menurut Covin and Slevin 1991, Orientasi Kewirausahaan ditunjukkan oleh sejauh mana manajer puncak cenderung untuk mengambil risiko yang terkait
dengan bisnis dimensi risiko, mendukung perubahan dan inovasi dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan kompetitif bagi perusahaan dimensi inovasi, dan
bersaing secara agresif dengan perusahaan lain dimensi proaktif. Lumpkin and Dess 2001 memberi pengertian bahwa Orientasi Kewirausahaan mengacu pada
suatu strategi orientasi perusahaan untuk memperoleh gaya, praktek, dan metoda pengambilan keputusan. Orientasi Kewirausahaan juga mencerminkan bagaimana
suatu perusahaan beroperasi dibandingkan dengan perencanaan perusahaan.