49
Bhatt 2013 yang melakukan penelitian pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Nasional India dan Gatsi 2012 di Bursa Efek Ghana.
Hasil yang berbeda ditemukan oleh Velnampy and Niresh 2012 yang meneliti hubungan antara struktur modal dan profitabilitas dari 10 bank yang
terdaftar Srilanka selama 8 tahun terakhir periode dari tahun 2002 hingga 2009. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara struktur
modal dan profitabilitas. Peningkatan jumlah pembiayaan dengan hutang akan meningkatkan
pembayaran bunga
sehingga mengakibatkan
penurunan profitabilitas.
Sheikh and Wang 2013 melakukan penelitian tentang pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Karachi Pakistan selama tahun 2004 –2009. Peneliti menggunakan Debt Asset
Ratio, Debt Equity Ratio dan Long Term Debt untuk mengukur struktur modal perusahaan dan menggunakan Gross Profit Margin GPM, Net Profit Margin
NPM, Return on Capital Employed ROCE, Return on Asset ROA dan Return on Equity ROE sebagai ukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. Hasil empiris
menunjukkan bahwa struktur modal rasio total hutang, hutang jangka panjang dan rasio hutang jangka pendek berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan
return on assets. Sebuah hubungan negatif antara struktur modal dan kinerja menunjukkan bahwa agency issues dapat menyebabkan perusahaan memutuskan
untuk menggunakan hutang yang lebih tinggi dalam struktur modalnya. Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan pengaruh pemberi pinjaman
50
hutang yang akan membatasi kemampuan manajer untuk mengelola operasional perusahaanm sehingga akan mengakibatkan penuruan kinerja.
Chechet and Olayiwola 2014 melakukan penelitian yang difokuskan pada struktur modal dan profitabilitas perusahaan yang terdaftar di Nigeria. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rasio hutang pengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan. Untuk perusahaan-perusahaan yang mengalami konflik
keagenan dan memiliki kebutuhan dana untuk operasional perusahaan atau melakukan investasi, tidak relevan menggunakan rasio hutang tinggi dan
pendanaan diutamakan dari ekuitas.
2.8.4 Orientasi Kewirausahaan dan Keputusan Pendanaan
Orientasi Kewirausahaan dapat diuraikan dalam bentuk tindakan seperti melakukan inovasi, proaktif dan berani mengambil atau mengelola risiko Covin
and Slevin, 1989. Industri yang ingin dapat bertahan dan mampu bersaing di dalam pasar harus mampu melakukan pengembangan usaha dan memiliki
Orientasi Kewirausahaan yang tinggi. Untuk dapat bersaing di pasar internasional tentunya produk yang akan diekspor harus memiliki diferensiasi yang spesifik
dengan produk lain, dalam hal ini sangat dituntut adanya inovasi-inovasi yang harus dilakukan oleh manajer atau pemilik perusahaan.
Proses inovasi yang dilakukan dalam pengembangan produk dan proaktif dalam upaya mencari pasar baru akan memerlukan modal dalam jumlah besar.
Keterbatasan modal sendiri bagi perusahaan, maka sumber dana dari hutang menjadi alternatif pilihan. Hal ini diperkuat dari hasil indepth interview yang
51
dilakukan dengan Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia API Bali dan Asosiasi Industri Kayu Bali sebagai wakil dari responden penelitian Industri Kecil
Unggulan di Bali, dapat diuraikan bahwa pemilik yang menginginkan usahanya dapat bertahan dalam jangka panjang dan berkesinambungan akan berupaya untuk
melakukan pengembangan usaha seperti pengembangan produk, mencari sesuatu yang baru, aktif melakukan promosi produk dan berani menghadapi risiko terkait
pengembangan usaha tersebut. Upaya pengembangan usaha yang dilakukan pemilik merupakan
karakteristik dari Orientasi Kewirausahaan Covin and Slevin 1989. Pengembangan usaha memerlukan peningkatan modal, keterbatasan modal
sendiri yang dimiliki akan menyebabkan pemilik mengambil keputusan menggunakan alternatif tambahan modal yang berasal dari hutang. Semakin tinggi
Orientasi Kewirausahaan inovatif, proaktif dan risk taking maka akan menentukan besarnya penggunaan hutang perusahaan.
2.8.5 Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan yang diukur dengan profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh Orientasi Kewirausahaan yang dimiliki oleh suatu organisasi
atau perusahaan, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zahra dan Garvis 2000, Vitale and Miles 2002, Lim 2002, Ireland et al. 2003,
Wiklund and Sherperd 2005 yang menemukan hasil yang sama yaitu Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan atau dengan
kata lain semakin tinggi tingkat Orientasi Kewirausahaan perusahaan, maka
52
profitabilitas perusahaan semakin baik. Semakin tinggi tingkat Orientasi Kewirausahaan, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan. Hal ini terjadi karena perusahaan dengan tingkat Orientasi Kewirausahaan yang tinggi akan selalu melakukan inovasi produk secara
konsisten, berani mengambil risiko bisnis yang dipertimbangkan, serta bertindak proaktif terhadap kemungkinan perubahan lingkungan.
Penelitian Zahra and Garvis 2000 Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan-perusahaan AS telah
memperluas operasi bisnis internasionalnya dengan proses inovasi, pengambilan risiko dan kegiatan kewirausahaan yang telah disertai proses globalisasi. Ketika
lingkungan pasar luar negeri tidak menguntungkan, upaya peningkatan Orientasi Kewirausahaan internasional dapat meningkatkan pertumbuhan dan profitabilitas
Kinerja Perusahaan. Penelitian yang mengkaji tentang keterkaitan Orientasi Kewirausahaan
dengan Kinerja Perusahaan juga dilakukan oleh Davis et al. 2010 yang
menemukanan bahwa Orientasi Kewirausahaan inovatif, proaktif dan risk taking berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Perusahaan net profit. Secara
kolektif, tiga dimensi inovatif, proaktif dan risk taking memungkinkan seorang pemimpin untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul dalam
lingkungan perusahaan dan membangun strategi kewirausahaan yang mengarah pada pertumbuhan perusahaan.
Ndubisi and Iftikhar 2012 menemukan hubungan langsung positif dan signifikan antara Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Perusahaan. Secara