27
mengambil risiko risk taking sedangkan Lumpkin and Dess 2001 memandang Orientasi Kewirausahaan terdiri dari lima dimensi, yang selain yang dikemukakan
Miller and Rollnick 1991 adalah otonomi dan agresivitas kompetitif. Lim 2002 mengemukakan bahwa Orientasi Kewirausahaan, perusahaan yang dilihat dari
inovasi, selalu siap mengambil risiko, dan bertindak secara proaktif dapat meningkatkan Kinerja Perusahaan.
Kewirausahaan dan peran pengusaha memiliki peran penting dalam kebijakan perusahaan. Pengusaha telah dianggap pelopor perubahan ekonomi dan
pembangunan sosial dan ekonomi Zahra and Garvis, 2000. Pengusaha diasumsikan sebagai orang-orang yang mampu memanfaatkan peluang bisnis baru
yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain. Peluang muncul karena asimetris informasi yang terdistribusi dan ketidakpastian yang melekat dalam
pengembangan usaha. Pengusaha akan menanggung risiko dan ketidakpastian yang terlibat dalam alokasi sumber daya untuk memanfaatkan peluang. Unsur
ketidakpastian terkait pengembangan dan prospek suatu usaha menjadi salah satu faktor yang mempersulit pengusaha memperoleh sumber dana Berger and Udell,
2003 dan Sarasvathy, 2003.
2.4.2 Dimensi Orientasi Kewirausahaan
Lumpkin and Dess 2001 menyatakan bahwa inovasi, pengambilan risiko, dan proaktif membentuk kontribusi unik terhadap Orientasi Kewirausahaan suatu
perusahaan. Miller and Freisen 1982 menyatakan bahwa tingkat kewirausahaan suatu perusahaan merupakan keseluruhan dari innovatif, proaktif dan kemampuan
mengelola risiko. Pengukuran terhadap konsep Orientasi Kewirausahaan
28
memberikan kontribusi yang sama terhadap keseluruhan level organisasi pada semua situasi Vitale et al., 2002.
Alasan mendasar Orientasi Kewirausahaan dijelaskan dengan tiga dimensi inovatif, proaktif dan risk taking, pertama mengacu pada beberapa studi seperti :
Covin and Slevin 1988 ; Lumpkin and Dess 2001 ; Vitale et al. 2002 ; Riana 2011 ; Korry 2013 yang menggunakan dimensi inovatif, proaktif dan risk
taking. Kreiser et al, 2002 dalam analisis mereka terhadap dimensi Orientasi Kewirausahaan inovatif, proaktif dan risk taking, menunjukkan bahwa
pengenalan dimensi yang lain tidak menambahkan banyak nilai ke dalam Orientasi Kewirausahaan, yang mendukung pendekatan tiga dimensi. Selain itu,
ketika memeriksa dimensi yang berbeda secara terpisah, tiga dimensi inovatif, proaktif dan risk taking telah terbukti memiliki hubungan kuat terhadap kinerja
perusahaan.
Inovatif
Lumpkin and Dess 2001, Schumpeter 1934 adalah beberapa penelitian yang mengkaji tentang peran inovasi dalam proses kewirausahaan. Schumpeter
1934 menggambarkan kewirausahaan sebagai proses penciptaan kekayaan yang diukur melalui terjadinya perubahan struktur pasar yang ada karena pengenalan
produk atau jasa baru yang menyebabkan penggunaan sumber daya meningkat dari sebelumnya sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan perusahaan
baru. Lumpkin and Dess 2001 berpendapat bahwa proses penciptaan kreativitas dari seorang pengusaha akan menentukan keberhasilan suatu perusahaan.