Proporsi Dismenorea dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan pada Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan

(1)

PROPORSI DISMENOREA DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KUALITAS HIDUP YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KESEHATAN PADA SISWI

SEKOLAH MENEGAH ATAS NEGERI 4 MEDAN

Oleh :

SUMIHAR PUTRI SILALAHI

100100086

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

PROPORSI DISMENOREA DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KUALITAS HIDUP YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KESEHATAN PADA SISWI

SEKOLAH MENEGAH ATAS NEGERI 4 MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

SUMIHAR PUTRI SILALAHI

100100086

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(3)

ABSTRAK

Dismenorea merupakan keluhan yang paling umum dialami oleh wanita. Beberapa penelitian menunjukkan tinggi kejadian dismenorea pada wanita, namun prevalensi secara pasti dari dismenorea belum dapat ditentukan untuk setiap kelompok umur.

Penelitian ini berujuan untuk mengetahui proporsi dismenorea pada remaja usia Sekolah Menengah atas di Medan dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup, kesehatan fisik, dan mental.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan cara pengambilan data cross sectional menggunakan kuisioner. Pengolahan data dilakukan dengan cara tabulasi silang antar variabel. Sampel dalam penelitian ini merupakan remaja usia 14-17 tahun yang bersekolah di SMAN 4 Medan dengan jumlah 138 responden yang terbagi sesuai dengan karakteristik berupa usia, usia menars, lama menstruasi, dan Body Mass Index.

Proporsi dismenorea adalah sebesar 91,3% dengan tingkat rasa nyeri yang paling banyak dialami adalah nyeri ringan dengan persentase 52,9%.Pengukuran kesehatan fisik menunjukkan bahwa secara umum status kesehatan responden saat mengalami dismenorea adalah baik (53,6%) dengan keterbatasan pada aktivitas fisik harian ringan (86,2%). Pengukuran kesehatan mental menunjukkan bahwa sebagian responden kadang-kadang mengalami rasa kecewa dan depresi (56,2%). Gangguan fungsi sosial terjadi kadang-kadang pada responden (84,0%). Dismenorea merupakan keluhan ginekologis umum dengan dampak pada kualitas hidup, pencapaian target, fungsi sosial ,dan kesehatan mental.


(4)

ABSTRACT

Dysmenorrhea is one of the most common gynecological problem that women face. Researches showed that dysmenorrhea has a high incidence among women but there are no exact number to describe dysmenorrhea incidence or proportion for every age groups.

The purposes of this research were to assess dysmenorrhea proportion among high school student in Medan and also the impact in quality of life, physical health, and mental health.

This was a descriptive research and data was collected with cross sectional methods using questionnaire. Data was cross tabulated between each variable. Respondents were 138 female adolescent around 14-17 years old who study in SMAN 4 Medan. Respondents then divided into groups based on characteristic such as age of menarche, gynecological health, menstrual cycle, menstrual duration, pain scale, pain, physical pain, and mental health.

Dysmenorrhea proportion was 91,3% with mild pain in 52,9% from the whole respondent. Physical health assessment showed that respondents with dysmenorrhea had a good health status (53,6%); little physical disability (86,2%). Mental health assessment showed that mostly respondents had an episode of depression in sometime (56,2%). Moreover data also showed that respondents face social function impairment in sometime (84,0%). Dysmenorrhea is a common gynecological problem that affect quality of life, social, function, target achievement, and mental health.


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Proporsi Dismenorea dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan pada Siswi sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan

NAMA : SUMIHAR PUTRI SILALAHI NIM : 100100086

Pembimbing Penguji I

(dr. Dwi Faradina, Sp.OG) ( dr. Dwi Rita Anggraini, M.Kes, Sp.PA) NIP:198003202009122003 NIP: 19771128 200312 2002

Penguji II

(dr. Radar Radius Tarigan, SpPD) NIP: 19701015 200112 1002

Medan, Januari 2014

DekanFakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara

(Prof. Dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH) NIP. 195402201980111001


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iv

Kata Pengantar ... v

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Definisi Dismenorea... 5

2.2. Prevalensi Dismenorea ... 5

2.3. Jenis-jenis Dismenorea ... 5

2.3.1. Dismenorea Primer... 5

2.3.2. Dismenorea Sekunder ... 6

2.3.3. Diagnosis Dismenorea ... 7

2.4. Pengaruh Dismenorea terhadap Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan... 8

2.5. Penanganan Dismenorea ... 9

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 11

3.1. Kerangka Konsep ... 11

3.2. Definisi Operasional ... 12

3.3. Variabel Alat Ukur ... 13

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 15

4.1. Desain Penelitian ... 15

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 15

4.3. Populasi, Populasi Target, Populasi Terjangkau, dan Sampel ... 15

4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 16

4.5. Metode Pengumpulan Data ... 17

4.6. Manajemen Analisis Data ... 18


(7)

5.1. Hasil ... 20

5.2. Pembahasan ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

6.1. Kesimpulan ... 33

6.2. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden ... 20 Tabel 5.2. Frekuensi Dismenorea ... 21 Tabel 5.3. Frekuensi Tingkat Rasa Nyeri ... 21 Tabel 5.4. Distribusi Tingkat Rasa Nyeri Berdasarkan Karakteristik

Responden ... 22 Tabel 5.5. Distribusi Keadaan Kesehatan Fisik Berdasarkan dengan Tingkat Rasa Nyeri ... 23 Tabel 5.6. Distribusi Keadaan Kesehatan Fisik Berdasarkan dengan Tingkat Rasa Nyeri ... 25


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa , karena atas berkat-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran USU Medan. Adapun judul skripsi ini adalah: “Proporsi Dismenorea dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan pada Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, KTI ini tidak mungkin dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.Prof. Dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

2.dr. Dwi Faradina, Sp. OG selaku dosen pembimbing KTI saya yang sangat sabar dan murah hati dalam membimbing saya dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam menyelesaikan KTI ini.

3.dr. Dwi Rita Anggraini, M.Kes, Sp.PA dan dr. Radar Radius Tarigan, SpPD selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran yang sangat membangun

4.Kepala Sekolah SMAN 4 Medan beserta para staff.

5.Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan materi dalam penyelesaian KTI ini.

6.Teman-teman saya yang telah membantu saya dalam pengerjaan KTI ini.

Medan, 11 Januari 2014


(10)

ABSTRAK

Dismenorea merupakan keluhan yang paling umum dialami oleh wanita. Beberapa penelitian menunjukkan tinggi kejadian dismenorea pada wanita, namun prevalensi secara pasti dari dismenorea belum dapat ditentukan untuk setiap kelompok umur.

Penelitian ini berujuan untuk mengetahui proporsi dismenorea pada remaja usia Sekolah Menengah atas di Medan dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup, kesehatan fisik, dan mental.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan cara pengambilan data cross sectional menggunakan kuisioner. Pengolahan data dilakukan dengan cara tabulasi silang antar variabel. Sampel dalam penelitian ini merupakan remaja usia 14-17 tahun yang bersekolah di SMAN 4 Medan dengan jumlah 138 responden yang terbagi sesuai dengan karakteristik berupa usia, usia menars, lama menstruasi, dan Body Mass Index.

Proporsi dismenorea adalah sebesar 91,3% dengan tingkat rasa nyeri yang paling banyak dialami adalah nyeri ringan dengan persentase 52,9%.Pengukuran kesehatan fisik menunjukkan bahwa secara umum status kesehatan responden saat mengalami dismenorea adalah baik (53,6%) dengan keterbatasan pada aktivitas fisik harian ringan (86,2%). Pengukuran kesehatan mental menunjukkan bahwa sebagian responden kadang-kadang mengalami rasa kecewa dan depresi (56,2%). Gangguan fungsi sosial terjadi kadang-kadang pada responden (84,0%). Dismenorea merupakan keluhan ginekologis umum dengan dampak pada kualitas hidup, pencapaian target, fungsi sosial ,dan kesehatan mental.


(11)

ABSTRACT

Dysmenorrhea is one of the most common gynecological problem that women face. Researches showed that dysmenorrhea has a high incidence among women but there are no exact number to describe dysmenorrhea incidence or proportion for every age groups.

The purposes of this research were to assess dysmenorrhea proportion among high school student in Medan and also the impact in quality of life, physical health, and mental health.

This was a descriptive research and data was collected with cross sectional methods using questionnaire. Data was cross tabulated between each variable. Respondents were 138 female adolescent around 14-17 years old who study in SMAN 4 Medan. Respondents then divided into groups based on characteristic such as age of menarche, gynecological health, menstrual cycle, menstrual duration, pain scale, pain, physical pain, and mental health.

Dysmenorrhea proportion was 91,3% with mild pain in 52,9% from the whole respondent. Physical health assessment showed that respondents with dysmenorrhea had a good health status (53,6%); little physical disability (86,2%). Mental health assessment showed that mostly respondents had an episode of depression in sometime (56,2%). Moreover data also showed that respondents face social function impairment in sometime (84,0%). Dysmenorrhea is a common gynecological problem that affect quality of life, social, function, target achievement, and mental health.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Dismenorea merupakan keluhan yang paling sering dialami oleh wanita. Dismenorea memiliki karakteristik berupa rasa keram di daerah pelvis yang terjadi pada waktu sebelum dan onset menstruasi dan bertahan selama 1-3 hari kadang terjadi 2-4 hari sebelum menstruasi(Unsal et al., 2010).

Beberapa penelitian menunjukkan tingginya prevalensi dismenorea yaitu 50% dari wanita pada masa reproduktifnya(Poureselami dan Osati-Ashtiani, 2002). Studi lain yang dilakukan oleh Unsal dan kawan-kawan juga menunjukkan angka kejadian dismenorea yang tinggi pada mahasiswi di Turki yaitu sekitar 72,7% (Unsal et al., 2010). Di Indonesia sendiri angka kejadian dismenorea sekitar 45-75% (Alam et al., 2011). Namun, prevalensi dari dismenorea secara pasti sangat sulit dipastikan karena perbedaan definisi dari dismenorea sendiri ( Proctor dan Farquhar, 2006). Sementara untuk tingkat keparahan, penelitian yang dilakukan oleh Agarwal, menunjukkan bahwa 37,96% wanita menderita dismenorea yang berat ( Agarwal dan Agarwal, 2010).

Dismenorea merupakan gejala ginekologis yang paling sering dikeluhkan dan berdampak sosioekonomik (Unsal et al., 2010). Pada penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, estimasi waktu kerja yang hilang sebagai dampak dari dismenorea adalah sekitar 600.000.000 jam per tahun dan merugikan Amerika Serikat sebesar 2.000.000.000 USD (Jandaghi dan Khalajinia, 2010). Penelitian menunjukkan bahwa setiap bulan ada absen sekitar 1-3 hari akibat nyeri dismenorea yang berat (Poureselami dan Osati-Ashtiani, 2002).

Dampak sosioekonomik akibat dismenorea sangat signifikan terutama terhadap kualitas hidup orang yang mengalaminya sehingga mengakibatkan ketidakmampuan dalam mengerjakan tugas sehari-hari. Salah satu yang perlu diperhatikan mengenai masalah dismenorea adalah perannya sebagai penyebab absennya siswi (Alam et al., 2011). Hal ini berhubungan dengan tingkat keparahan nyeri yang terjadi pada dismenorea. Penelitian yang dilakukan oleh


(13)

Alam dan kawan-kawan menemukan bahwa kisaran angka ketidakhadiran siswi dan pekerja wanita akibat dismenorea adalah sekitar 13-51% dan merupakan salah satu penyebab ketidakhadiran rekuren yang dalam waktu singkat (Alam et al., 2011; Banikarim, 2012).

Pada remaja putri, khususnya siswi sekolah menengah atas, dismenorea memiliki pengaruh terhadap kegiatan akademik. Penelitian yang dilakukan di Malaysia menunjukkan dengan prevalensi dismenorea sebesar 62,3% menyebabkan peningkatan jumlah terjadinya ketidakhadiran di sekolah sebanyak 2,82 hari pada penderita dismenorea yang berat. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dismenorea menyebabkan siswi yang mengalaminya mengalami keterbatasan aktivitas berupa: ketidakhadiran di sekolah, ketidakmampuan berpartisipasi dalam kegiatan olah raga , dan berkurangnya konsentrasi (Liliwati

et al.,2007). Temuan pada remaja Hispanik menunjukkan bahwa dismenorea menyebabkan gangguan konsentrasi di kelas sebanyak 56%, gangguan pada kegiatan sehari-hari sebesar 51%, gangguan kemampuan olah raga sebesar 50%, berkurangnya partisipasi di kelas 46%, menganggu kegiatan bermain bersama teman-teman sebesar 36%, gangguan pada saat ujian sebanyak 35%, dan gangguan terhadap pekerjaan rumah dan nilai sebanyak 29% (Banikarin, et al.,2000).

Ketidaknyamanan secara fisik merupakan hal yang menyebabkan terjadinya keterbatasan dalam kegiatan sekolah dan kegiatan sosial siswi. Data penelitian yang dilakukan oleh Liliwati dan kawan-kawan, menunjukkan bahwa kejadian dismenorea lebih tinggi pada usia remaja menengah, yaitu usia 15-17 tahun (Liliwati et al., 2007). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui tentang proporsi dismenorea dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan pada siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan sebagai gambaran penyebab keterbatasan fungsi fisik, emosional, dan akademik siswi.


(14)

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimanakah proporsi dismenorea dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan pada siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi dismenorea dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan pada siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan.

1.3.2.Tujuan Khusus Penelitian

Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Mengetahui proporsi dismenorea pada siswi SMA Negeri 4 Medan.

2.Mengetahui pengaruh dismenorea terhadap kesehatan fisik siswi SMA Negeri 4 Medan.

3.Mengetahui pengaruh dismenorea terhadap kesehatan emosional siswi SMA Negeri 4 Medan.

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1.Bagi peneliti: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran dan aplikasi pengetahuan yang telah didapatkan pada masa perkualiahan dan meningkatkan pengetahuan.

2.Bagi siswi Sekolah Menegah Atas : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai dismenorea dan pengaruhnya dalam kehidupan hidup sehari-hari.


(15)

3.Bagi intitusi pendidikan: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai proporsi dismenorea dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup siswi yang berkaitan dengan kesehatan sehingga dapat menjadi dasar dalam membuat kebijakan dan pelayanan kesehatan pada siswi-siswinya. 4.Masyarakat, dalam upayanya memberikan pemahaman mengenai pengaruh


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Dismenorea

Etimologi dismenorea sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu dys yang berarti sulit, menyakitkan atau abnormal; sementara meno berarti bulan; dan

rrhea yang berarti aliran ( Calis et al., 2013). Dismenorea merupakakn nyeri siklik yang biasanya menyertai menstruasi (Balbi,2000 dan Weissman, 2004 dalam Schorge et al., 2008). Dismenorea memberikan sensasi rasa nyeri yang bersifat tumpul, berdenyut, keram yang rekuren dan bertempat dari bagian bawah abdomen, selain itu kadang disertai dengan adanya nyeri punggung bawah, mual muntah dan diare (Grandi et al., 2012; Schorge et al.,2008; The CHP Group, 2010). Gejala lain juga ikut menyertai dismenorea adalah kembung, kelemahan, nyeri punggung, berkeringat, sakit kepala, dan pusing (Kwame-Aryee, 2012).

2.2.Prevalensi Dismenorea

Angka kejadian dismenorea tidak dapat ditentukan secara pasti. Penelitian yang dilakukan di India menyebutkan pada remaja usia 15 hingga 20 tahun, prevalensi dismenorea adalah sekitar 79,67% (Agarwal dan Agarwal, 2010). Hal ini berbeda dengan data yang didapatkan oleh French (2010) dalam Jandaghi dan Khalajinia (2010) yaitu 90%.

Penelitian yang dilakukan oleh Harel (2005) dalam Ma dan kawan-kawan (2013) menunjukkan bahwa pengaruh dismenorea terhadap menurunnya aktivitas wanita adalah sekitar 50%. Data yang didapat di Turki adalah sekitar 58,2% hingga 89,5% (Nur dan Sumer, 2008; Polat et al.,2009 dalam Unsal et al., 2010).

2.3.Jenis-jenis Dismenorea

Dismenorea dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu:


(17)

Dismenroea primer merupakan rasa nyeri pada menstruasi yang terjadi tanpa bukti adanya gangguan yang bersifat patologis maupun struktur, dan merupakan kejadian yang biasa terjadi dan berawal pada masa remaja dan biasanya berakhir setelah kehamilan ( Danwood, 2006; Svennurud, 1989). Onset terjadinya dismenorea primer dapat berkisar sekitar 6 hingga 12 bulan dari

menarche yaitu ketika siklus ovulatoar mulai terjadi (Gumannga dan Kwame-Aryee, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Al-Kindi dan Al-Bulushi menyebutkan bahwa dismenorea primer terjadi terutama pada usia 17 hingga 22 tahun (Al-Kindi dan Al-Bulushi,2011).

Nyeri pada dismenorea primer bersifat spasmodik dan terjadi bersamaan dengan kejadian dismenorea onset dari menstruasi atau beberapa hari sebelumnya dan berlangsung selama 1 hingga 2 hari (Calis, 2013). Bukti-bukti menunjukkan bahwa pada kejadian dismenorea terjadi hiperkontraktilitas pada masa perimenstrual (Ma et al. ,2013). Kontraksi yang berlebihan pada saat terjadinya dismenorea menyebabkan terjadinya iskemia jaringan dan nyeri (Ma et al., 2013). Pada analisis darah ditemukan adanya sintesis berlebihan dari oksitosin, prostaglandin F2α, vasopressin, dan IL-6 (Ma et al., 2013). Penelitian lain juga menemukan bahwa tingkat plasma vassopresin dan prostaglandin F2α yang lebih tinggi pada wanita yang mengalami dismenorea (Ma et al. , 2013).

Prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi yang kuat memiliki peran yang besar dalam patogenesis dismenorea primer. Prostaglandin yang berperan terutama prostaglandin F2α (PGF2α). PGF2α merupakan stimultan dan vasokonstriktor pada endometrium sekretorik (Calis, 2013).

2.3.2.Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder terjadi setelah seorang wanita memasuki masa dewasa dan memiliki hubungan dengan adanya kelainan yang bersifat patologis seperti endometriosis, mioma uteri, dan adanya jaringan parut (Proctor dan Farquahar, 2006). Dismenorea sekunder terutama terjadi pada wanita pada usia tiga puluhan hingga empat puluhan walaupun dapat terjadi pada waktu kapanpun


(18)

setelah menarche (Proctor dan Farquahar, 2006). Dismenorea sekunder bersifat obstruktif (Calis, 2013).

Keadaan patologis lain yang dapat menyebabkan dismenorea adalah penyakit radang panggul , kista ovarium, tumor ovarium, polip uterus, perlengketan intreuterin , malaformasi kongenital, alat konrasepsi dalam rahim, dan proses lain yang melibatkan organ viseral pelvis. ( Calis 2013).

Nyeri yang dialami pada dismenorea sekunder memiliki intensitas dan waktu yang berbeda dan gejala lain yang menyertainya seperti disparenia, menoragia, perdarahan intermenstrual, perdarahan postcoital, yang dipengaruhi oleh penyakit yang mendasarinya (Proctor dan Farquahar, 2006).

2.3.3.Diagnosis Dismenorea

Hal yang perlu diperhatikan dalam penegakan diagnosis dismenorea adalah pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Onset inisial dari dismenorea primer adalah sekitar 6 hingga 12 bulan setelah menarche. Nyeri abdomen atau nyeri pelvis biasanya terjadi pada waktu delapan hingga 72 jam dan memiliki asosiasi dengan awitan aliran menstruasi. Lama terjadinya dismenorea adalah sekitar delapan hingga 72 jam dari mulainya aliran menstruasi. Gejala lain yang dapat menyertai dismenorea primer antara lain: nyeri punggung, nyeri pada paha, nyeri kepala, diare, mual, dan muntah. Jika hasil pemeriksaan yang tidak menunjukkan kelainan pada dismenorea hal ini menunjukkan adanya dismenorea primer (Proctor dan Farquahar, 2006).

Sementara untuk dismenorea sekunder terjadi pada usia berapapun setelah

menarche terutama setelah usia 25 tahun. Nyeri pada dismenorea sekunder juga tidak teratur dan memilki onset nyeri yang berbeda saat menstruasi dan perbedaan intensitas nyeri. Gejala lain yang menyertai dari dismenorea sekunder berupa dispareni dan menoragia dapat ditemui. Hal yang paling penting adalah ditemukannya kelainan pelvis. Gejala yang menyertai dismenorea sekunder dapat menggambarkan penyebab terjadinya dismenorea sekunder. Infertilitas menunjukkan adanya endometriosis, penyakit radang panggul, dan hal lain yang


(19)

dapat menyebabkan jaringan parut sementara menstruasi yang banyak dan iregular menunjukkan adanya mioma uteri dan polip (Proctor dan Farquahar, 2006).

2.4. Pengaruh Dismenorea terhadap Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan

Hal yang paling mengganggu dari dismenorea adalah nyeri. Nyeri sendiri merupakan hal yang dapat dialami oleh semua orang. Pengertian awam yang dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa nyeri: “berasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum atau seperti dijepit pada bagian tubuh”. Selain itu nyeri juga merupakan perasaan yang merupakan rasa yang dapat mengakibatkan penderitaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013). Menurut International Association for the Study of Pain, nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang memiliki hubungan dengan kerusakan jaringan baik secara aktual maupun potensial. (IASP, 2012) Karena merupakan sensasi sensoris dan emosional, nyeri selalu subjektif (IASP, 2012).

Penelitian yang dilakukan di Tehran menunjukkan bahwa terdapat paling sedikit 50% wanita yang mengalamai dismenorea dan diantaranya mengalami gangguan fungsi sosial, fisik, psikologis, dan ekonomis. Nyeri akibat dismenorea menyebabkan ketidakhadiran pada pekerjaan dan sekolah. Penelitian ini juga melaporkan bahwa dismenorea berdampak pada perilaku dan sikap mereka , 49% dari mereka menjadi tertutup, 52,5% dari mereka menjadi gugup, sementara 52% dari mereka menjadi pemalu saat menstruasi. Sementara 10-18 % dari remaja merasa bahwa dismenorea mengganggu aktivitas mereka (Poureslami dan Osati-Ashtiani, 2002).

Dismenorea menimbulkan rasa sakit bagi wanita yang mengalaminya. Rasa sakit yang bersifat kronik dapat menyebabkan sesorang menjadi maladaptif dan memiliki kecenderungan untuk menderita gangguan ansietas (Tu et al.,2008).

Dampak yang sering ditemui dari dismenorea adalah ketidakhadiran pada sekolah dan pekerjaan. Terdapat variasi ketidakhadiran di sekolah sehubungan


(20)

dengan persepsi budaya dan respon terhadap nyeri (Mohammed, 2012). Sebagai contoh, diungkapkan pada penelitian Liliwati dan kawan-kawan (2007) bahwa gadis Malaysia yang tinggal di pedesaan cenderung diam dalam menghadapi dismenorea. Penelitian pada gadis Hispanik menunjukkan bahwa, dismenorea menyebabkan gangguan konsentrasi sebanyak 56%, gangguan aktivitas harian sebanyak 51%, gangguan aktivitas olah raga sebanyak 50% , gangguan partisipasi di kelas sebanyak 46%, gangguan aktivitas dengan teman sebanyak 36%, serta gangguan mengerjakan tugas dan nilai sebanyak 29% (Banikarim, 2000). Selain itu penelitian yang dilakukan di Kota Erbil menunjukkan bahwa akibat terjadinya dismenorea, remaja putri kehilangan 10-20% dari hari sekolah mereka (Ahmed dan Piro, 2012). Dalam penelitiannya, Liliwati dan kawan-kawan (2007) juga menemukan bahwa semakin tinggi tingkat rasa nyeri semakin banyak ketidakhadiran dan gangguan di kelas. Semua gangguan ini menyebabkan rendahnya kulitas hidup seorang remaja putri ketika mengalami dismenorea (Kumbhar et al.,2011).

2.5.Penanganan Dismenorea

Penanganan dari dismenorea adalah untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit yang ada dengan memberi intervensi proses fisiologis yang ada. Gejala yang berupa nyeri dapat diatasi dengan pemberian parasetamol, NSAID, aspirin dan mengurangi aktivitas dari sikloksigenase agar prostaglandin tidak terbentuk. Metode lain yang digunakan untuk mengatasi dismenorea adalah dengan mencegah terjadinya ovulasi dengan pemberian kontrasepsi oral (Proctor dan Farquar, 2006).

Penaganan rasa nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgesia sederhana seperti aspirin, dan parasetamol. Analgesia sederhana diberikan tertama jika NSAID dikontraindikasikan. Selain analgesia sederhana, non-steroid anti-inflammatory drugs juga dapat diberikan. Pemberian NSAID memberikan rasa nyaman dari nyeri sekitar 67% pada wanita dengan dismenorea. Wanita dengan riwayat gastroduodenal ulcer, perdarahan gastrointestinal, atau perforasi gastroduodenal sebaiknya mencari alternatif dari NSAID. Selain NSAID dan


(21)

analgetik sederhana, COX-2 spesific inhibitor juga dapat diberikan sebagai terapi dismenorea (Proctor dan Farquar, 2006).

Pemberian kontrasepsi sebagai tatalaksana dismenorea terdiri dari beberapa cara seperti pemberian kontrasepsi oral, levonorgestrel releasing intrauterine system, dan terapi kombinasi kontrasepsi dengan obat lainnya yang tidak umum. Kombinasi antara kontrasepsi dapat dilakukan dengan kontrasepsi oral maupun alat kontrasepsi intrauterin. Obat-obat yang digunakan sebagai kombinasi adalah progestogen dan anti progestogen yang menginduksi kejadian anovulasi dan amenorea; gonadotropin releasing hormones dan danazol yang meringankan rasa nyeri; calcium channel blocker yang mengatur konsentrasi kalsium bebas dalam sitoplasma sehingga berpengaruh pada kontraksi otot uterus.

Selain terapi farmakologis terdapat juga tatalaksana alternatif berupa herbal,dan suplementasi seperti: thiamin, piridoksin dan magnesium, serta minyak ikan. Perubahan diet dan berolahraga juga memiliki asosiasi dengan berkurangnya dismenorea (Proctor dan Farquahar, 2006).

Sementara penanganan dismenorea sekunder dilakukan dengan cara melakukan terapi pada penyakit yang mendasarinya. Pengobatan kelainan ginekologis ini dapat berupa medikamentosa maupun operatif. Pemberian analgetik sebagai adjuvan juga dilakukan dalam pengobatan dismenorea sekunder (Calis et al., 2013).


(22)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1.Kerangka Konsep

Sesuai dengan tujuan dari penelitian yang telah disebutkan di atas, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2.Definisi Operasional 3.2.1.Proporsi Dismenorea

Perbandingan frekuensi antara kejadian dismenorea dengan total sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

3.2.2.Dismenorea

Nyeri bersifat keram dan berdenyut pada daerah panggul dan perut bawah yang dapat menyebar dan menyertai menstruasi. Mulainya nyeri dapat

Dismenorea pada Siswi SMA Negeri 4 Medan

Proporsi

1. Tingkat rasa nyeri

2. Pengaruh terhadap kesehatan fisik 3. Pengaruh terhadap kesehatan emosional


(23)

berlangsung sejak 2-4 hari sebelum menstruasi dan bertahan hingga 1-3 hari setelah awitan menstruasi.

3.2.3.Nyeri

Sensasi tidak manyenangkan yang mengganggu, menyakitkan, dan bersifat keram yang terjadi di sekitar pelvis dan abdomen.

3.2.4.Tingkat Rasa Nyeri

Rasa nyeri yang diakibatkan dismenorea yang dinilai dengan Numeric Intensity Pain Scale pada kuisioner yang diisi oleh responden.

3.2.5. Kesehatan Fisik

Keadaan yang dialami oleh seorang wanita yang mengalami menstruasi yang disertai oleh dismenorea yang diukur dengan kuisioner SF-12. Digambarkan dalam butir pertanyaan yang berhubungan dengan kemampuan fisik dan gangguan terhadap aktivitas.

3.2.6. Kesehatan Emosional

Keadaan yang dialami oleh seorang wanita yang mengalami menstruasi yang disertai oleh dismenorea yang diukur dengan kuisioner SF-12. Digambarkan dalam butir pertanyaan yang berhubungan dengan perasaan ketika mengalami dismenorea, rasa semangat, rasa depresi, dan gangguan ketika melakukan aktivitas sosial akibat dismenorea.

3.2.7.Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan

Siswi yang menempuh pendidikan di SMAN 4 Medan, yang beralamat di Jl. Gelas No.12, Kelurahan Sei Putih Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.

3.3.Variabel dan Alat Ukur 3.3.1.Proporsi Dismenorea


(24)

1Cara Ukur: kuisioner

2Alat Ukur : kuisioner yang menanyakan ada atau tidaknya riwayat dismnorea ketika mengalami menstruasi.

3Skala Pengukuran : numerik 3.3.2.Tingkat Rasa Nyeri

1Cara Ukur : kuisioner

2Alat Ukur : kuisioner dengan Numeric Pain Intensity Pain Scale dengan nilai 1-10.

•Jawaban 0 menunjukkan tidak adanya nyeri.

•Jawaban 10 menunjukkan nyeri yang sangat menggangu. 3Kategori :

•Tidak ada nyeri : 0 •Nyeri ringan : 1-3

(nyeri sedikit mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari)

•Nyeri sedang : 4-6

(nyeri mengganggu aktivitas sehari-hari) •Nyeri berat : 7-10

(nyeri mengakibatkan ketidakmampuan mengerjakan kemampuan sehari-hari)

4Skala Pengukuran : ordinal ( National Institutes of Health Warren Grant Magnuson Clinical Center, 2003)

3.3.3.Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan 1Cara Ukur : kuisioner

2Alat Ukur : kuisioner SF-12 yang merupakan kuisioner yang tervalidasi untuk menilai kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan yang berisi tentang pertanyaan yang menilai kualitas hidup saat responden mengalami dismenorea. Penilaian dilakukan dengan menggunakan Skala Lickert.


(25)

•Hasil yang menunjukkan responden memberikan hasil yang sangat tidak sesuai dengan konsep yang diharapkan : 1

•Hasil yang menunjukkan responden tidak memberikan respon sesuai dengan konsep yang diharapkan: 2

•Hasil yang memiliki hubungan dengan konsep yang diharapkan: 3 •Hasil yang sangat kuat berhubungan dengan konsep yang diharapkan: 4

(Trochim, 2006). 4Skala Pengukuran : ordinal


(26)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1.Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non desain khusus dengan desain deskriptif yang bertujuan menggambarkan proporsi atau rerata suatu variabel (Dahlan, 2009). Sementara berdasarkan ruang lingkup penelitian dan waktu penelitian, penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat transversal atau cross-sectional (Alatas et al.,2011).

4.2.Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada: Waktu : 10 Oktober hingga 23 Oktober 2013 Tempat : SMAN 4 Medan

4.3.Populasi, Populasi Target, Populasi Terjangkau, dan Sampel

Populasi merupakan sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri yang serupa dan digunakan sebagai subjek penelitian (Sastroasmoro et al., 2011).

4.3.1.Populasi Target

Populasi target atau yang lebih dikenal dengan ranah atau domain, merupakan populasi umum dengan kesamaan demografis dan ciri klinis ( Sastroasmoro, 2011). Populasi yang menjadi target dalam penelitian ini adalah remaja putri dengan usia berkisar antara 14 hingga 20 tahun yang sudah mengalami menarche.

4.3.2.Populasi Terjangkau

Sementara populasi yang terjangkau oleh peneliti adalah siswi Sekolah Menengah Atas Negeri Medan pada tahun 2013 dengan usia berkisar antara 14 hingga 17 tahun yang sudah mengalami menarche.


(27)

4.3.3.Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai representatif dengan cara tertentu (Sastroasmoro,2011). Penentuan sampel dilakukan dengan cara total sampling sehingga semua sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang terdapat pada lokasi penelitian dimasukkan sebagai sebagai sampel. Jumlah sampel yang diperoleh adalah sebesar 801 orang.

Dalam pengambilan data tidak memungkinkan didapat sampel dengan jumlah sesuai dengan populasi asli yang berjumlah 801 maka peneliti menggunakan rumus simple random sampling untuk mengetahui jumlah minimal sampel (Madiyono et.al, 2011).

Nilai referensi dari dismenorea secara pasti tidak dapat ditentukan sehingga untuk untuk nilai proporsi (P) diambil 0,5 dan nilai ditribusi normal ( ) dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 1,96. Nilai Q merupakan nilai sampel di luar proporsi sehingga didapat nilai 0,5. Sementara nilai d merupakan nilai ketepatan relatif atau nilai kesalahan yang dapat ditoleransi , diambil sebesar 10% atau 0,1 (Wahyuni, 2007; Madiyono et.al, 2011). Maka untuk rumus ini didapat:

Hasil di atas dapat dibulatkan menjadi 96 responden dan merupakan hasil minimal yang harus didapatkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan rumus.

4.4.Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Sampel yang dapat dimasukkan sebagai subjek penelitian harus memiliki karakteristik yang sama dan tidak memiliki karakteristik tertentu yang dapat menyebabkan bias. Untuk itu penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan ekslusi.


(28)

4.4.1.Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi yang digunakan untuk memasukkan sampel yang terpilih sebagai subjek penelitian adalah remaja putri dengan usia berkisar antara 14 hingga 17 tahun , bersekolah di SMA Negeri 4 Medan, sudah mengalami

menarche, dan bersedia mengikuti penelitian.

4.4.2.Kriteria Ekslusi

Sementara kriteria ekslusi yang digunakan untuk menyingkirkan sampel yang tidak sesuai sebagai subjek adalah siswi yang tidak hadir dalam penelitian dan tidak mengisi data-data kuisioner secara lengkap.

4.5.Metode Pengumpulan Data 4.5.1.Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sampel penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan metode kuisioner yang dilakukan pada responden, pengambilan data ini dilakukan secara langsung oleh peneliti. Pengumpulan data didapatkan dengan metode kuisioner.

Data yang diberoleh berupa gambaran perasaan, sikap, dan pencapaian harian pada responden dengan dismenorea. Sifat dari data ini dikenal dengan nama soft data.Soft data merupakan data yang menggambarkan tanggapan responden yang bersifat subjektif yang biasanya lebih sering diekspresikan dalam bentuk kata-kata dibandingkan dengan angka (Fletcher, 1996).

Penelitian ini memiliki dua aspek yang hendak dicari yaitu: tingkat rasa sakit pada dismenorea dan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan. Data primer pada aspek tingkat rasa nyeri pada dismenorea dinilai dengan skala

Numeric Intensity Pain Scale. Sementara apek tingkat kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan diukur dengan kuisioner SF-12 yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan topik penelitian ini yaitu mengenai nyeri dismenorea pengaruhnya pada kualitas hidup siswi SMAN 4 Medan.


(29)

4.5.2.Uji Validitas

Validitas adalah derajat yang menunjukkan akurasi (Fletcher, 1996). Validitas berguna untuk menunjukkan apakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian benar-benar dapat digunakan. Uji validitas dilakukan pada kusioner dengan tujuan mengukur kemampuan alat ukur untuk mengukur variabel yang akan diukur.

Penelitian ini mengukur fenomena spesifik atau yang dikenal dengan istilah

construct. Pengukuran fenomena spesifik dapat dilakukan dengan kuisioner. Pengukuran validitas dengan alat ukur kuisioner terdapat dua jenis validitas yang diukur yaitu content validity dan construct validity (Fletcher,1996).

Construct validity digunakan untuk mengukur apakah sebuat pengukuran mem berikan hasil yang serupa atau konsisten dengan alat ukur lain yang digunakan untuk mengukur fenomena yang sama. Sementara content validity digunakan untuk mengukur apakah construct hanya mengukur satu hal saja (Fletcher, 1996).

Pengukuran kemampuan kuisioner dilakukan dengan teknik product moment

pada tiap-tiap butir soal kuisioner dengan skor total kuisioner tersebut.

4.5.3.Uji Realibilitas

Realibilitas digunakan untuk mengukur kestabilan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu variabel secara berulang-ulang (Fletcher, 1996). Realibilitas adalah indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana sebuah alat ukur dapat menghasilkan hasil yang sama pada pengukuran yang berulang dan dengan orang yang berbeda. Sehingga hal yang ingin didapatkan dari uji reliabilitas adalah reproduksibilitas dan presisi.

4.6. Manajemen Analisis Data

Data yang didapat dari hasil pengambilan data dengan mentode kuisioner akan diolah dengan beberapa metode pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap yang diawali oleh editing. Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan identitas dan data dari responden. Tahap selanjutnya dari pengolahan data yang dilakukan adalah coding yaitu pemberian kode pada


(30)

data yang didapat untuk memudahkan pengolahan dengan menggunakan komputer. Selanjutnya dilakukan entry yaitu tahap memasukkan data ke dalam program komputer. Program yang digunakan adalah SPSS (Statistic Package Social Science).

Dalam proses pengolahan data, uji yang digunakan adalah uji korelasi spearman. Uji korelasi spearman dipilih untuk mengukur data ordinal yang didapat dari hasil kuisioner.


(31)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1.Hasil

5.1.1.Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2013 hingga 23 Oktober 2013 bertempat di Sekolah Menegah Atas Negeri 4 Medan. SMAN 4 Medan berlokasi di Jalan Gelas no.12, Sei Putih Barat, Medan Petisah, Medan 20118. SMAN 4 terdiri atas 33 kelas dan memiliki siswi dengan jumlah sebesar 801 orang.

Penelitian dilakukan pada tanggal 10 hingga 23 Oktober 2013 dengan cara membagikan kuisioner sepada seluruh siswi. Dari seluruh kuisioner yang dibagikan hanya 480 kuisioner yang terisi dan dari 480 kuisioner yang terisi hanya 138 kuisioner yang terisi lengkap sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

5.1.2.Deskripsi Karakteristik Responden

Responden merupakan remaja putri yang menempuh pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 4 Medan. Karateristik dari responden digambarkan pada tabel yang tertera di bawah.

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik N %

Usia 14 tahun 9 6,5

15 tahun 54 39,1

16 tahun 53 38,4

17 tahun 22 15,9

Total 138 100

Usia Menarche <9 tahun 2 1,4

10-12 tahun 87 63,0

13-15 tahun 49 35,5

>16 tahun 0 0

Total 138 100

Lama Menstruasi 1-3 hari 5 3,6

4-5 hari 51 37,0

6-7 hari 66 47,8

>7 hari 16 11,6

Total 138 100

Body Mass Index Underweight 36 26,1

Normal 70 50,7

Overweight 14 10,1

Obese I 16 11,6


(32)

Total 138 100

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa, responden terbanyak adalah usia 15 tahun yaitu sebanyak 54 orang (39,1%). Ditinjau dari usia menarche kelompok 10-12 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 87 orang (63,0%). Berdasarkan lama menstruasi responden dengan lama menstruasi 6-7 hari, merupakan kelompok yang terbanyak yaitu 66 orang (47,8%). Sedangkan bila ditinjau dari Body Mass Index responden terbanyak adalah dengan BMI normal yaitu 70 orang (50,7%).

Tabel 5.2. Frekuensi Dismenorea

Dismenorea N %

Ya 126 91,3

Tidak 12 8,7

Total 138 100

Total responden yang memenuhi kriteria adalah 138 orang. Dari kuisioner yang dibagikan didapat bahwa proporsi dismenorea pada siswi SMAN 4 Medan dengan rentang usia 14 hingga 17 tahun adalah sebesar 91,3% atau sejumlah 126 responden. Sementara responden yang tidak mengalami dismenorea sejumlah 12 orang atau sekitar 8,7%.

Tabel 5.3. Frekuensi Tingkat Rasa Nyeri Tingkat Rasa Nyeri N % Nyeri ringan 73 52,9 Nyeri sedang 40 29,0

Nyeri berat 13 9,4

Total 126 91,3

Tabel 5.3. menunjukkan bahwa sebanyak 73 orang (52,9%) mengalami dismenorea ringan. Sedangkan yang mengalami dismenorea berat hanya 13 orang (9,2%).

Tabel 5.4. Distribusi Tingkat Rasa Nyeri Berdasarkan Karakteristik Responden


(33)

Karakteristik Tingkat Rasa Nyeri

Ringan Sedang Berat Total

N % N % N % N %

14 tahun 6 4,3 2 1,4 0 0 8 5,8

Usia 15 tahun 30 21,7 12 8,7 6 4,3 48 34,8

16 tahun 28 20,3 19 13,8 3 2,2 50 36,2

17 tahun 9 6,5 7 5,1 4 2,9 20 14,5

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

Usia Menarche

<9tahun 1 0,7 0 0 1 0,7 2 1,4

10-12 tahun 39 28,3 29 21,0 10 7,2 78 56,5

13-15 tahun 33 23,9 11 7,9 2 1,4 46 33,3

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

Lama menstruasi

1-3 hari 2 1,4 2 1,4 0 0 4 2,9

4-5 hari 31 22,5 9 6,5 6 4,3 46 33,3

6-7 hari 37 26,8 20 1,4 5 3.6 62 44,9

>7 hari 3 2,2 9 6,5 2 1,4 14 10,1

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

Body Mass Index

Underweight 21 15,2 9 6,5 2 1,4 32 23,2

Normal 35 25,3 23 16,7 8 5,8 66 47,9

Overweight 4 2,9 4 2,9 3 2,2 11 7,9

Obese I 11 7,9 4 2,9 0 0 15 10,0

Obese II 2 1,4 0 0 0 0 2 1,4

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

Distribusi tingkat rasa nyeri berdasarkan usia dalam tabel 5.4. menunjukkan bahwa kelompok usia 16 tahun merupakan kelompok yang paling banyak mengalami dismenorea yaitu 50 orang (36,2%). Dari tabel di atas juga dapat dilihat untuk semua kelompok usia responden paling banyak mengalami dismenorea ringan dan paling sedikit mengalami dismenorea berat.

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa berdasarkan usia menarche responden paling banyak mengalami dismenorea pada kelompok usia 10-12 tahun sebanyak 78 orang (56,5% ). Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa berdasarkan distribusi usia menarche responden paling banyak mengalami dismenorea ringan dan paling sedikit mengalami dismenorea berat kecuali pada kelompok usia < 9 tahun yang mengalami dismenorea ringan dan berat adalah sama yaitu masing-masing 1 orang (0.7%).

Tingkat rasa nyeri berdasarkan lama menstruasi seperti pada tabel 5.4. menunjukkan bahwa responden dengan dismenorea dengan paling banyak berada pada lama menstruasi 6-7 hari yaitu sebanyak 62 orang (44,9%). Berdasarkan distribusi lama menstruasi responden paling banyak mengalami dismenorea ringan dan paling sedikit mengalami dismenorea berat kecuali pada kelompok lama menstruasi 1-3 hari yang mengalami dismenorea ringan dan sedang adalah sama yaitu masing-masing 2 orang (1,4%).


(34)

Tabel 5.4. juga menunjukkan bahwa kelompok BMI normal adalah kelompok dengan dismenorea terbanyak yaitu 66 orang (47,9%).

Tabel 5.5. Distribusi Keadaan Kesehatan Fisik Berdasarkan dengan Tingkat Rasa Nyeri

Pertanyaan pertama bertujuan untuk menilai kesehatan responden dengan dismenorea secara umum ketika mengalami menstruasi. Responden diminta menjawab dengan kata-kata yang menggambarkan secara umum keadaan kesehatannya dan diurutkan dalam skala Lickert.

Poin Kesehatan Fisik pada SF-12 Tingkat Rasa Nyeri

Ringan Sedang Berat Total

N % N % N % N %

P1 Sangat baik 17 12,3 7 5,1 2 12,6 26 16,5

Baik 44 31,9 26 18,8 4 2,9 74 53,6

Cukup 10 7,2 5 36,2 3 2,2 18 13,0

Kurang 2 1,4 2 1,4 4 2,9 8 5,8

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

P2A Tidak terjadi keterbatasan

33 23,9 11 7,9 0 0 44 31,8

Sedikit Keterbatasan 40 28,9 27 19,6 11 7,9 78 56,5

Keterbatasan sangat besar

0 0 2 1,4 2 1,4 4 2,9

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

P2B Tidak terjadi keterbatasan

41 29,7 13 9,4 2 1,4 56 40,6

Sedikit Keterbatasan 32 23,2 23 16,7 10 7,2 65 47,1

Keterbatasan sangat besar

0 0 4 2,9 1 0,7 5 3,6

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

P3 Tidak terganggu 6 4,3 1 0,7 0 0 7 5,0

Sedikit terganggu 51 36,9 10 7,2 2 1,4 63 45,6

Cukup terganggu 12 8,7 20 14,5 6 4,3 38 27,5

Sangat terganggu 4 2,9 9 6,5 5 3,6 18 13,0

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

P4A Tidak pernah 9 6,5 0 0 0 0 9 6,5

Kadang-kadang 62 39,2 30 21,7 10 7,2 102 73,9

Sering 2 1,4 9 6,5 2 1,4 13 9,4

Setiap saat 0 0 1 0,7 1 0,7 2 1,4

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

P4B Tidak pernah 8 5,8 0 0 0 0 8 5,8

Kadang-kadang 61 44,2 30 21,7 11 7,9 102 73,9

Sering 4 2,9 9 6,5 2 1,4 14 10,8

Setiap saat 0 0 1 0,7 0 0 1 0,7

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

Kesehatan responden secara umum yang digambarkan dalam tabel 5.5. menunjukkan bahwa kesehatan secara umum sangat baik, baik dan cukup, paling banyak dialami responden dengan dismenorea ringan, diikuti dismenorea sedang,


(35)

dan paling sedikit pada dismenorea berat. Sedangkan responden yang menyatakan kesehatan umumnya kurang paling banyak dialami oleh responden dengan dismenorea berat.

Pertanyaan 2A bertujuan untuk menilai fungsi fisik saat melakukan aktivitas yang ringan seperti mendorong meja atau membersihkan rumah. Dari tabel dapat dilihat bahwa responden dengan dismenorea dijumpai keterbatasan fisik pada 82 responden (59,4%). Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 33 responden dengan dismenorea ringan (23,9%) tidak mengalami keterbatasan saat melakukan aktivitas ringan, dan tidak ada satupun yang mengalami keterbatasan yang sangat besar. Sedangkan responden dengan dismenorea sedang dan berat, sebanyak masing-masing 2 orang (1,4%) mengalami keterbatasan sangat besar.

Pertanyaan 2B juga memiliki tujuan yang sama dengan pertanyaan 2A yaitu untuk mengetahui pengaruh nyeri dengan fungsi fisik. Pertanyaan berisi pengaruh nyeri dengan kemampuan aktivitas fisik seperti menaiki tangga. Dari tabel 5.5. dapat dilihat bahwa responden dengan dismenorea dijumpai keterbatasan fisik pada aktivitas pada 70 responden (50,7%). Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa pada responden dengan dismenorea ringan sebanyak 41 orang (29,7%) tidak mengalami keterbatasan saat melakukan aktivitas ringan, dan tidak ada satupun yang mengalami keterbatasan yang sangat besar. Sedangkan responden dengan dismenorea sedang dan berat mengalami keterbatasan sangat besar.

Pertanyaan 3 digunakan untuk mengukur pengaruh rasa nyeri terhadap pekerjaan dan kegiatan responden. Tabel 5.5. menunjukkan bahwa sebanyak 119 orang (86,3%) responden yang mengalami dismenorea mengalami gangguan pada pekerjaan dan kegiatannya. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa kelompok dismenorea ringan memiliki paling banyak responden yang tidak terganggu pekerjaannya dan paling sedikit yang mengalami gangguan sangat besar.

Poin pertanyaan 4A bertujuan untuk mengetahui pencapaian tugas terkait dengan keadaan fisik saat mengalami dismenorea. Hal yang diukur secara spesifik adalah pencapaian fisik yang tidak sesuai target sehubungan dengan dismenorea.


(36)

Tabel 5.5. menunjukkan bahwa hanya kelompok dismenorea ringan yang tidak mengalami pencapaian fisik yang tidak sesuai target yaitu sebanyak 9 orang (6,5%). Kelompok responden yang setiap saat mengalami pencapaian fisik yang tidak sesuai target dijumpai pada kelompok dismenorea sedang dan berat, dan tidak satupun dijumpai pada kelompok dismenorea ringan.

Pertanyaan 4B sama halnya dengan pertanyaan 4A berguna untuk mengukur pencapaian tugas sehubungan dengan nyeri dismenorea. Pertanyaan ini membahas mengenai keterbatas melakukan suatu pekerjaan lainnya tanpa target yang ditentukan secara pasti. Tabel di atas menunjukkan sebanyak 118 orang (85,5%) mengalami keterbatasan melakukan pekerjaan dan hanya pada dismenorea ringan yang tidak pernah mengalami gangguan dalam melakukan pekerjaan yaitu sebanyak 8 orang (5,8%).

Tabel 5.6. Distribusi Keadaan Kesehatan Fisik Berdasarkan dengan Tingkat Rasa Nyeri

Poin Kesehatan Mental pada SF-12 Tingkat Rasa Nyeri

Ringan Sedang Berat Total

N % N % N % N %

P5A Tidak pernah 16 11,6 7 5,7 3 2,2 26 18,8

Kadang-kadang 41 29,7 26 18,8 9 6,5 76 55,1

Sering 10 7,2 5 3,6 1 0,7 16 11,5

Selalu 6 4,3 2 1,4 0 0 8 5,8

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

P5B Tidak pernah 35 25,4 12 8,7 1 0,7 48 34,8

Kadang-kadang 32 23,2 21 15,2 9 6,5 62 44,9

Sering 5 3,6 4 2,9 2 1,4 11 7,9

Setiap saat 1 0,7 3 2,2 1 0,7 5 3,6

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

P6 Tidak pernah 6 4,3 4 2,9 0 0 10 7,2

Kadang-kadang 49 35,5 26 18,8 9 1,38 84 60,8

Sering 16 11,6 9 6,5 2 1,4 27 19,6

Setiap saat 2 1,4 1 0,7 2 1,4 5 3,6

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

P7 Tidak pernah 5 3,6 5 3,6 3 2,8 13 9,4

Kadang-kadang 58 42,0 30 21,7 8 5,8 96 69,6

Sering 10 7,2 5 3,6 1 0,7 16 11,6

Setiap saat 0 0 0 0 1 0,7 1 0,7

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

P8A Tidak pernah 15 10,9 3 2,8 0 0 18 13,0

Kadang-kadang 53 38,4 28 20,3 10 7,2 91 65,9

Sering 4 2,9 8 5,8 1 0,7 13 9,4

Setiap saat 1 0,7 1 0,7 2 1,4 4 2,9

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

P8B Tidak pernah 11 7,9 4 2,9 0 0 15 10,9

Kadang-kadang 57 41,3 29 21,0 10 7,2 96 69,6

Sering 4 2,9 7 5,1 1 0,7 12 8,7


(37)

Total 73 52,9 40 28,9 13 9,4 126 91,3

Pertanyaan 5A bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan mental responden saat mengalami dismenorea. Pentanyaan ini menanyakan mengenai perasaan tenang dan damai sehubungan dengan nyeri dismenorea. Tabel 5.6. menunjukkan bahwa ada gangguan terhadap perasaan tenang dan damai pada 102 responden (73,9%) dan tanpa gangguan sebanyak 24 orang (17,4%). Pertanyaan 5B bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan mental dengan menanyakan apakah responden mengalami kecewa atau depresi tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 78 responden (56,5%) dengan disemenorea mengalami depresi dan perasaan kecewa pada saat menstruasi.

Pertanyaan 6 digunakan untuk mengukur gangguan fungsi sosial akibat dismenorea. Aktivitas sosial yang dimaksud dapat berupa menemui teman, kerabat, dan lainnya. Tabel 5.6. menunjukkan adanya gangguan fungsi sosial dialami pada 116 orang (84,0%) pada responden dengan dismenorea. Tabel ini juga menunjukkan bahwa responden dengan dismenorea berat selalu mengalami gangguan dalam aktivitas sosial.

Pertanyaan 7 bertujuan untuk mengetahui vitalitas responden saat mengalami dismenore. Indikator dari vitalitas adalah rasa semangat pada responden saat menstruasi. Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 121 orang tidak bersemangat saat menstruasi (87,7%) dan 17 orang (12,3%) yang bersemangat sangat mengalami menstruasi. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa responden yang merasa bersemangat saat menstruasi paling banyak dijumpai pada kelompok dismenorea ringan, diikuti dismenorea sedang, dan paling sedikit pada dismenorea berat.

Pertanyaan 8A berhubungan dengan pencapaian tugas terkait dengan masalah emosional. Pertanyaan 8A berhubungan dengan target yang tidak tercapai akibat masalah emosional. Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 108 orang (78,2%) yang mengalami masalah emosional yang berhubungan dengan pencapaian tugas saat menstruasi dan hanya 18 orang (13,0%) yang tidak pernah mengalami masalah emosional. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa


(38)

responden tidak pernah mengalami masalah emosional dalam pencapaian tugas hanya dijumpai pada kelompok yang mengalami dismenorea ringan dan sedang.

Pertanyaan 8B berhubungan dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas akibat masalah emosi ketika mengalami dismenorea. Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 111 orang ( 80,4%) yang mengalami masalah emosional yang berhubungan aktivitas fisik saat menstruasi dan hanya 15 orang (10,9%) yang tidak pernah mengalami masalah emosional. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa responden tidak pernah mengalami masalah emosional dalam pencapaian tugas hanya dijumpai pada kelompok yang mengalami dismenorea ringan dan sedang.

5.2.Pembahasan

Responden dalam penelitian ini berjumlah 138 orang dikelompokan sesuai dengan karakteristik, yaitu: usia, usia menarche, lama menstruasi , dan Body Mass Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak berusia 15 tahun dengan persentase sebesar 39,1%. Karakteristik usia menarche pada penelitian menunjukkan bahwa responden paling banyak mengalami menarche pada usia 10 hingga 12 tahun yaitu sekitar 63,0%. Sedangkan dari lama menstruasi jumlah responden terbanyak adalah pada kelompok 6-7 hari (47,8%). Dalam hal karateristik Body Mass Index responden terbanyak berada dalam kategori BMI normal sesuai BMI Asia (50,7%).

Penelitian yang dilakukan dengan 141 responden menunjukkan bahwa proporsi dismenorea di SMAN 4 Medan adalah sebesar 91,3% atau 126 responden. Hasil ini cukup besar jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pourselami dan Osati-Ashtiani (2002) di Tehran, Iran dengan jumlah responden 250 yang berusia 15-18 tahun dismenorea terjadi dengan proporsi sebesar 71% ( Pourselami dan Osati-Ashtiani ,2002 ). Penelitian di Turki dengan 154 wanita usia 17-19 tahun menunjukkan kejadian dismenorea sebanyak 74,0% (Unsal et.al, 2010). Sedangkan penelitian yang dilakukan di Malaysia dengan jumlah responden sebanyak 300 remaja putri berusia 12- 17 tahun menunjukkan proporsi dismenorea sebesar 62,3% (Liliwati, 2007). Sebanyak 106


(39)

responden pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 dengan responden berusia 12- 18 tahun menunjukkan bahwa kejadian dismenorea adalah sebesar 50% ( Alam, 2011). Penelitian lain di India menunjukkan proporsi dismenorea yang cukup besar, yaitu sebesar 79,7% pada responden berusia 15-12 tahun (Agarwal dan Agarwal, 2010). Perbedaan proporsi dismenorea pada tiap penelitian disebabkan oleh perbedaan kelompok usia, kultur, dan perbedaan definisi dari dismenorea. Hal ini dapat dilihat dengan pernyataan Proctor dan Farquar yang menetapkan prevalensi dismenorea dalam sebuah kisaran yaitu 45%-95% (2006).

Dalam penelitian ini tingkat rasa nyeri dismenorea dibagi menjadi tiga yaitu nyeri ringan, sedang, dan berat. Dari 138 responden sebanyak 52,9% mengeluhkan nyeri ringan; 29,0% nyeri sedang; dan 9,4% nyeri berat; sementara sisanya tidak mengalami dismenorea (8,7%). Pada penelitian yang dilakukan oleh Houston dan kawan-kawan, sebanyak 41,8% responden mengeluhkan nyeri ringan; 29,8% nyeri sedang; 14,9% nyeri berat; dan 13,5% nyeri sangat berat (2006). Sementara penelitian lain dengan responden sebanyak 453 orang dengan rentang usia 14-19 tahun sebanyak 74,4% orang menderita dismenorea dengan pembagian nyeri ringan sebanyak 18,1%; nyeri sedang 37,5% ; dan nyeri berat sebanyak 18,8% (Gumangga dan Kwame-Aryee,2012). Penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 juga mengklasifikasikan nyeri dismenorea menjadi tiga yaitu ringan , sedang, dan berat masing-masing 26,6%, 32,0%, dan 41,4% (Mohamed, 2012). Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan persepsi nyeri, kelompok usia, dan jumlah responden.

Dalam penelitian ini paling responden dengan dismenorea paling tinggi terdapat pada kelompok usia 16 tahun sebanyak 50 responden (36,2%). Penelitian yang dilakukan oleh Alam dan kawan-kawan menunjukkan bahwa usia 15 dan 14 tahun memiliki proporsi dismenorea tertinggi (2011). Sementara penelitian lain dengan kelompok umur 12-14 tahun atau remaja awal memiliki proporsi dismenorea sebesar 55% dan kelompok remaja menengah atau 15-17 tahun memiliki proporsi sebanyak 71,8% (Liliwati, 2007).


(40)

Usia menarche pada responden dibagi menjadi tiga kelompok yaitu di bawah 9 tahun, 10-12 tahun , dan 13-15 tahun. Responden terbanyak mengalami

menarche pada usia 10-12 tahun (56,5%). Penelitian lain menunjukkan angka yang mendekati dengan penelitian lainnya yaitu paling tinggi kejadian dismenorea pada usia menarche 13-14 tahun yaitu sebesar 57,1% dari 380 responden dengan dismenorea (Al-Kindi dan Al-Bulushi, 2011). Sementara hasil dari penelitian ini paling mendekati hasil penelitian yang dilakukan oleh Kumbhar dan kawan-kawan dengan responden berusia 14-19 tahun yaitu dengan hasil 71,4% dismenorea pada responden pada kelompok usia menarche di bawah 13 tahun (2011).

Dalam tabel yang membahas lama menstruasi didapatkan hasil mentruasi terbanyak pada lama menstruasi 6-7 hari (44,9%). Hasil ini sesuai dengan penelitian Al-Kindi dan Al-Bulushi dengan lama menstruasi terbanyak pada rentang 2-7 hari (87,9%) dan Singh dengan persentase 89,7% pada responden dengan lama menstruasi 3-7 hari (2011; 2008).

Kategori Body Mass Index menunujukkan bahwa responden paling banyak berada kategori normal dengan persentase 47,9%. Untuk tingkat rasa nyeri baik ringan, sedang dan berat terbanyak ditemui pada responden dengan BMI normal. Hasil yang yang cukup mendekati pada jumlah distribusi BMI terpapar pada penelitian Al-Kindi dan Al-Bulushi yaitu sebesar 52,9%. Sementara perbedaan yang signifikan terlihat pada penelitian Singh dengan persentase BMI dismenorea 76,6% pada kisaran 18,5-24,9 (2008). Perbedaan ini mungkin terjadi karena patokan BMI Asia lebih rendah dibandingkan dengan BMI WHO yaitu 18,5-22,9 untuk kategori normal pada BMI Asia dan 18,5-24,9 pada BMI WHO.

Pada poin pertanyaan 1 responden diminta menjawab mengenai keadaan kesehatan secara umum ketika mengalami dismenorea. Responden pada kategori nyeri ringan memiliki kesehatan umum sangat baik, baik,dan cukup, dan kurang yang paling banyak. Sementara keadaan kesehatan umum yang kurang paling banyak dijumpai pada responden dengan nyeri berat (2,9%). Hal ini sejalan dengan penelitian Unsal dan kawan-kawan yang menunjukkan bahwa rata-rata


(41)

skor pada SF-36 dengan responden mahasiswi Turki menurun seiring meningkatnya tingkat rasa nyeri (2010).

Fungsi fisik yang diukur pada poin 2A berupa aktivitas sehari-hari sementara poin 2B menilai kemampuan aktivitas fisik seperti menaiki tangga. Data menunjukkan gangguan pada aktivitas ringan 59,4% dan aktivitas berat 50,7%. Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Kumbhar menunjukkan yang lebih kecil dengan penurunan aktivitas fisik akibat dismenorea pada 24,3% (2011).

Pengaruh rasa nyeri terhadap kegiatan fisik responden diukur pada pertanyaan 3. Hasil penelitian mendapatkan bahwa sebanyak 86,3% mengalami gangguan akibat rasa nyeri. Hal lain yang ditemukan adalah pada responden dengan dismenorea berat, tidak ada responden yang bebas dari gangguan. Pada penelitian lain salah satu indikator gangguan adalah berkurangnya aktivitas di kelas. Gangguan yang menyebabkan penurunan partisipasi di kelas terjadi sebesar 49,9% pada penelitian Mohamed; 47,8% pada penelitian Grandi; 57,1% pada penelitian Ahmed dan Piro; serta 59% pada penelitian Davis dan Westhoff (2012; 2012;2012;2001). Sementara pada pembagian sesuai dengan tingkat rasa nyeri, didapatkan peningkatan penurunan aktivitas sesuai tingkat rasa nyeri dengan nyeri ringan sebesar 35%, sedang 44%, dan berat 65% (Banikarim,2000).

Kesehatan mental responden ketika mengalami dismenorea diukur dengan pertanyaan 5A dan 5B. Pertanyaan 5A bertujuan untuk mengetahui apakah responden dapat merasakan perasaan tenang dan damai saat mengalami dismenorea. Hasil yang didapatkan menunujukkan bahwa sebanyak 73,9% responden mengalami gangguan. Hasil juga menunjukkan bahwa responden dengan nyeri berat tidak selalu merasakan perasaan tenang dan damai ketika menstruasi. Poin 5B digunakan untuk mengetahui adanya perasaan kecewa atau depresi ketika responden dengan dismenorea mengalami menstruasi. Data menunjukkan bahwa sekitar 56,5% responden mengalami depresi dan rasa kecewa. Penelitian Houston dan kawan-kawan juga memaparkan adanya gangguan mood dengan jumlah yang besar yaitu 81,5% (2006). Sementara penelitian yang dilakukan pada 1539 pelajar universitas pada tahun 2010


(42)

menunjukkan bahwa terjadi iritabilitas sebesar 49,9% dan depresi sebanyak 48,4 % (Ortiz, 2010).

Pertanyaan 6 bertujuan untuk mengetahui gangguan fungsi sosial pada responden dengan dismenorea. Aktivitas sosial yang menjadi contoh dalam pertanyaan ini adalah sosialisasi dengan teman, menemani teman atau kerabat , dan lainnya. Hasil menunujukan bahwa responden yang mengalami gangguan berkisar 84,0%. Data menunjukkan bahwa pada responden dengan dismenorea berat tidak ada responden tanpa gangguan fungsi sosial. Penelitian lain menunjukkan bahwa responden dengan dismenorea akan mengalami gangguan sosial sebanyak 52,9% pada penelitian Kumbhar dan 45,3% pada penelitian Mohamed (2011;2012). Sementara penelitian lain dengan klasifikasi rasa nyeri menunjukkan responden dengan nyeri ringan mengalami gangguan sebanyak 28%; responden dengan nyeri sedang sebanyak 44%; nyeri berat sebanyak 58% (Banikarim,2000) Penelitian yang dilakukan oleh Banikarim ini sejalan dengan penelitian ini di mana pada responden dengan nyeri berat cenderung mengalami gangguan fungsi sosial.

Pertanyaan 4A dan 4B berhubungan dengan pencapaian tugas jika dinilai dengan fungsi fisik sementara pertanyaan 8A dan 8B menilai fungsi emosional. Pada pertanyaan 4A didapati pencapaian aktivitas fisik yang tidak sesuai target sebesar 84,8% dengan, responden nyeri sedang dan nyeri berat selalu tidak mencapai target. Poin 4B bertujuan untuk mengetahui keterbatasan fisik lainnya dan didapati sebesar 78,3% siswa mengalami keterbatasan fisik. Data juga menunjukkan responden tanpa gangguan hanya ditemui pada kelompok nyeri ringan. Pertanyaan 8A digunakan untuk mengukur pengaruh emosional pada responden dengan dismenorea terhadap aktivitas fisik yang tidak sesuai dengan target. Pada poin 8A dijumpai gangguan emosional yang mengganggu pencapaian target dan tugas pada 108 responden 78,2% dengan responden yang mengalami nyeri berat selalu mengalami gangguan emosional. Sementara pada pertanyaan 8B diketahui bahwa gangguan emosi yang berdampak terhadap aktivitas dialami oleh 111 responden (80,4%). Hasil juga menunjukkan bahwa responden dengan dismenorea berat selalu mengalami gangguan emosi yang mempengaruhi


(43)

aktivitas. Penelitian Kumbhar memaparkan bahwa terjadi gangguan kepercayaan diri dalam kerja sebesar 53,8%, kepuasan hasil pekerjaan sebesar 17,6%; dan penurunan konsentrasi sebesar 59,7% pada responden dengan dismenorea (2011). Sementara penelitian lain yang meneliti masalah performa sekolah menunjukkan bahwa responden dengan dismenorea akan mengalami gangguan pada daya konsentrasi sebesar 53,5%, ujian, dan pekerjaan rumah masing masing 35,6%. Penelitian lainnya yang juga membahas performa sekolah menemukan bahwa terjadi gangguan dalam mengerjakan pekerjaan rumah dan ujian sebesar 69,2% dan 62,7% (Ahmed dan Piro, 2012). Banikarim mengemukakan dalam penelitiannya bahwa terjadi gangguan pada konsentrasi pada responden dengan nyeri berat adalah sebesar 76%, nyeri sedang 54%, dan nyeri ringan 41%. Penelitian ini juga membahas mengenai gangguan saat mengerjakan pekerjaan rumah sebesar 20% pada nyeri ringan, 30% pada nyeri sedang, dan 48% pada nyeri berat. Dalam hal ujian dilaporkan terjadi gangguan sebesar 20% pada nyeri ringan, 31% pada nyeri sedang, dan 49% pada nyeri berat (Banikarim,2000).


(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui proporsi dismenorea dan pengaruhnya pada kualitas hidup siswi SMAN 4 Medan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1.Proporsi dismenorea adalah sebesar 91,3% dengan jumlah responden sebanyak 138 dengan interval kepercayaan sebesar 95% dan ketepatan relatif 10%. 2.Tingkat rasa nyeri yang paling banyak dialami adalah nyeri ringan dengan

persentase 52,9%.

3.Usia terbanyak dengan dismenorea adalah usia 15 tahun dengan jumlah 34,8% dari seluruh responden dan paling banyak menderita dismenorea ringan 21,7%.

4.Usia menarche paling tinggi adalah pada kelompok usia 10-12 tahun yaitu 56,5% dengan tingkat rasa nyeri terbanyak adalah nyeri ringan sebesar 28,9%.

5.Dismenorea terjadi pada kelompok lama menstruasi 6-7 hari dengan persentase 44,9% dan paling banyak berada pada kelompok nyeri ringan 26,8%. 6.Distribusi dismenorea paling banyak pada BMI kategori normal (47,9%)

dengan tingkat nyeri terbanyak nyeri ringan (25,3%).

7.Pengukuran kesehatan fisik menunjukkan bahwa terjadi gangguan kesehatan fisik di atas 50% pada saat mengalami dismenorea.

8.Pengukuran kesehatan mental menunjukkan terjadi gangguan kesehatan mental di atas 50% pada responden dengan dismenorea.


(45)

Adapun saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1.Bagi Siswi Sekolah Menengah Atas agar dapat lebih memperhatihan masalah kesehatan reproduksi terutama dismenorea dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

2.Bagi institusi pendidikan agar lebih memperhatikan masalah kesehatan reproduksi remaja dengan memberikan informasi maupun penyuluhan yang dapat berguna bagi siswi SMA dengan usia menarche yang lebih muda dalam menghadapi dismenorea dan dampak yang ditimbulkannya. 3.Bagi masyarakat agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai masalah

dismenorea sehingga dapat menanggulangi dampak yang ditimbukannya. 4.Bagi peneliti agar dapat meningkatkan penelitian dengan memperhatikan

aspek-aspek sosio-demografis dalam penelitian dan juga meningkatkan jumlah sampel pada setiap kelompok usia.


(46)

5.

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, A.K., Agarwal, A., 2010. A study of dysmenorrhea during menstruation in adolescent girls. Indian J Community Med. 35 (1): 159-164.

Ahmed, H.M., Piro, S.S., 2012. Impact of menstruation on school performance in Sarwaran and Shahid Khajabawa high school in Erbil city.

Alam S., Hakimi, Sembiring, T., Deliana, M., Lubis, S.M., 2011.School performance in pubertal adolescent with dysmenorrhea. Paediatr Indones.

51(4)

Alatas, H., Karyomanggolo, W.T., Musa, D.A., Boediarso, A., Oesman, I.N., Idris, N.S.,2011.Desain penelitian. In Dasar-dasar metodologi penelitianklinik 4th ed. Jakarta: Sahung Seto :105-113.

Al-Kindi, R.,Al-Bulushi, A.,2011. Prevalence and impact of dysmenorrhea among Omani high school students.SQU Med J.11(4):485-491.

Banikarim, C., Chacko, M.R., Kelder, S.H., 2000. Prevalence and impact of dysmenorrhea on Hispanic female adolescent. Arch Pediatr adolesc Med. 154:1226-1229.

Calis, K.A., Dang, D. K., Popat, V.,Sophia N Kalantaridou, Sciscione, A. C., Francisco Talavera, F., Barnes, A.D., Gaupp, F. B, 2013. Dysmenorrhea.

Medscape Reference. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/253812-overview.

Dahlan, M.S.,2009.Menentukan jenis penelitian.In Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika,7-16

[Accesed 22 April 2013].

Danwood, M.Y.,2006. Primary dysmenorrhea: advances in patogenesis and management. Obstet Gynecol. 108(2):428-441.

Davis, A. R. , Westhoff, C.L., 2001 . Primary dysmenorrhea in adolescent girls and treatment with oral contraceptives. J Pediatr Adolesc Gynecol. 14:3-8.

Fletcher, R.H., fletcher, S.W., Wagner, E.H., 1996. Clinical Epidemiology: The Essentials. 3rd ed. USA:Williams & Wilkins.

Grandi, G., Ferrari, S., Xholli, A.,, Cannoletta, M., Palma, F., Romani, C., Volpe, A., Cagnacci, A.,. 2012. Prevalence of pain in young women:what is dysmenorrhea. Journal of Pain Research 5:169-174.

Gumanga, S.K., Kwame-Aryee,R., 2012. Prevalence and severity of dysmenorrhea among some adolescent girls in secondary school in accra, Ghana. Postgraduate Medical Journal of Ghana.1;1..

Houston, A. M., Abraham, A., Huang, Z., D’Angelo, L.J., 2006. Knowledge,attitudes, and consequences of menstrual health in urban adolescent females. J Pediatr adolesc Gynecol. 19:271-275.

Jandaghi, G., Khalajinia, Z.,2010. Comparing lifestyles, social suppoert, body mass index and history of menses between Mashhad University of Medical sciences student with and without primary dysmenorrheal.scientific Research and Essays. 5(18): 2752-2755.


(47)

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Available from: http://kbbi.web.id/nyeri [ Accesed 20 April 2013].

Kumbhar, S.K., Reddy, M., Sujana, B., Reddy, R., Bhargavi, D., Balkrishna, C., 2001. Prevalence of dysmenorrhea among adolescent girls (14-19) of Kadapa district and its inpact on quality of life: a cross Sectinal Study.National Journal of Community Medicine.2(2):265-268

Liliwati, I., Verna, L.K.M.,2007. Dysmenorrhea and its effect on school activities among adolescent girls in rural school in Selangor, Malaysia.Med & Health. 2(1): 42-47.

Loeser, J.D., 2012.Pain Terms.International Association for the Study of Pain. Available from: http://www.iasp-pain.org/Content/NavigationMenu/GeneralResourceLinks/PainDefinitions /default.htm// IASP Taxonomy. [Accesed 17 April 2013]

Ma, H., Hong, M., Duan, J., Liu, P., Fan, X, et al. 2013.Blood monocytes across the menstrual cycle in primary dysmenorrhea: a case-control study. 8 (2). Mohamed, E.M., 2012. Epidemiology of dysmenorrhea among adolescent

students in Assiut City, Egypt. Life Science Journal.9(1).

Madiyono, B., et.al. 2011.Perkiraan jumlah sampel. In: Dasar-dasar Metodologi penelitian klinis 4th ed. Jakarta : Sagung Seto,361.

National Institutes of Health Warren Grant Magnuson Clinical Center. 2003. Pain Intensity Instrument.

Ortiz, M.I.. 2010. Primary dysmenorrhea among Mexican university students: prevalence, impact and treatment.European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology .152:73-77.

Pelvic Pain, 2008. In: Schorge, J.O., Schaeffer, J.I., Halvorson, L.M., Hoffman, B.L., Bradshaw, K.D., Cunningham, F.G.,ed. Williams’ Gynaecology.China: 543.

Poureslami M , Oshati-Ashtiani F. 2002. Assesing knowledge, attitudes, and behaviour of adolescent girls in suburban districs of Tehran about dysmenorrhea and mentrual hygiene. Journal of International Women’s

Studies 3(2), 51-61. Available at :

Proctor, M., Farquar, C., 2006. Diagnosis and management of dysmenorrhoea.

BMJ.332:1134-1138.

Sastroasmoro, S., 2011. Pemilihan subjek penelitian. In:Dasar-dasar Metodologi penelitian klinis 4th ed. Jakarta : Sagung Seto,88-91.

Singh, A., Kiran, D., Singh, H., Nel, B., Singh, P., Tiwari, P. 2008. Prevalence and severity of dysmenorrhea: aproblem related to menstruation, among first and second, year female medical student. Indian J. Physiol Pharmacol .52(4):389-397.

Strinic, T., Bukovic, D., Pavelic, L.,Fajdic, J., Herman, I., Stipic, I., Palada, I., Hirs,I.. 2003. Antropological and clinical characteristic in adolescent women with dysmenorrhea. Coll. Antropol 27. 2:707-711.


(48)

Svennurud S.,1989 .Dysmenorrhea and absenteeism. Acta Obstet Gynecol Scand

38:1–88.

The CHP Group.2012 .Dysmenorrhea: dysmenorrhea, mentrual cramps intergrated

Trochim , W.M.K., 2006. Likert Scaling. Avalable

from

May 2013].

Unsal A, Unal A, Tozun M, Arslan G, Calik E. 2010. Prevalence of dysmenorrhea and its effect on quality of life among a group of female university students. Upsala Journal Medical Science 115, 138-145.


(49)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Samuela Sumihar Putri Permata Hati Silalahi Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 14 Oktober 1991 Agama : Katolik

Alamat : Jalan Universitas no. 6 , Kampus USU , Padang Bulan Medan

Riwayat Pendidikan :

1.1998-2004 : SD Katolik Abdi Siswa Jakarta Barat 2.2004-2007 : SMP Katolik Sang Timur Jakarta Barat 3.2007-2010 : SMA Katollik Sang Timur Jakarta Barat

4.2010-sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Riwayat Pelatihan :

1. Seminar KTI dan Update Kedokteran, Medan 8 April 2012.

2. Peserta PIM (Pekan Ilmiah Mahasiswa) SCORE Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2011.

3. Worshop Radiographic Interpretation in Disease of the Chest, Medan 14 Maret 2013.

4. Simposium The Third Medan Respiratory Care Meeting Annualy (MERCY) 2013, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 20 April 2013. 5. Seminar Nasional”Professionalism in Medical world: Indonesian Medical

Olympiad 2013.

6. Seminar Nasional :Stem Cell: scientific Progress and Future research


(50)

Riwayat Organisasi :

1.Koordinator Bidang Kerohanian OSIS SMPK Sang Timur Tahun 2005/2006 2.Ketua Sie. Administrasi dan Kesekretariatan Workshop Dokter Keluarga

dan Sirkumsisi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2011

3.Anggota Divisi Pengabdian Masyarakat SCOPH PEMA FK USU tahun 2011/2012

4.Anggota Sie. Acara Pengabdian Masyarakat Dies Natalis FK USU Tahun 2012 di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara

5.Anggota Sie. Dana Administrasi dan Kesekretariatan Porseni Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

6.Anggota KMK (Kebaktian Mahasiswa Katolik ) Santo Lukas Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2010 hingga sekarang. 7.Koordinator Seksi Medis Bakti Sosial KMK St. Lukas 2013.


(51)

PERKIRAAN ANGGARAN DANA PENELITIAN

No. Nama Jumlah

1. Biaya pencetakan kuisioner Rp 400.000,00

2. Biaya tanda terima kasih pada responden dan sekolah Rp 900.000,00

3. Biaya transportasi Rp 100.000.00

4. Biaya pendilidan Rp 100.000,00


(52)

(53)

(54)

(55)

Lembar Penjelasan dan Persetujuan

Saudara yang terhormat,

Saya, Sumihar Putri Silalahi yang selanjutnya disebut peneliti. Peneliti merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. Peneliti hendak melakukan penelitian dengan judul “Proporsi Dismenorea dan Pengaruhnya Tingkat Rasa Nyeri pada Dismenorea Terhadap Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan pada Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan”. Demi dapat terlaksananya penelitian ini, peneliti membutuhkan bantuan saudara yang kemudian disebut dengan responden. Penelitian ini bersifat sukarela. Identitas dan dan rahasia responden akan dirahasiakan apabila penelitian ini dipublikasi.

Penelitian ini mengulas mengenai dismenorea yang dialami oleh siswi sekolah menengah atas. Dismenorea atau yang dikenal dengan istilah senggugut , merupakan nyeri siklik yang menyertai mentruasi atau haid. Dismenorea biayanya terjadi pada hari pertama mulainya menstruasi dan dapat bertahan hingga hari ketiga menstruasi. Nyeri dismenorea bersifat keram dan terjadi di daerah perut bawah dan dapat menjalar hingga punggung atau paha bawah selain itu, mual dan muntah juga dapat menyertai dismenorea.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dismenorea (nyeri pada haid atau senggugut) yang dialami oleh siswi Sekolah Menegah Atas Negeri 4 Medan. Selain itu penelitian in juga berjuan untuk mengetahui pengaruh rasa nyeri pada dismenorea atau senggugut terhadap kualitas hidup responden.

Demikian penjelasan yang dapat diberikan oleh peneliti. Atas perhatian dan kesediannya peneliti mengucapkan terima kasih.


(56)

KUISIONER

DATA RESPONDEN Usia :

Suku :

Tinggi Badan : Berat Badan :

Usia Menarche (datang bulan pertama kali) : Riwayat Senggugut/ dismenorea : Ada //Tidak ada* Regularitas Menstruasi :

Lama Menstruasi :

Riwayat Keluarga dengan Senggugut/ dismenorea: Ada/ Tdak Penggunaan Obat untuk Mengatur Menstruasi :

Riwayat Penyakit yang Berhubungan dengan Sistem Reproduksi : Ada//Tidak Riwayat Merokok :

Konsumsi Alkohol : Konsumsi Teh : Konsumsi Soda : Konsumsi Coklat :


(57)

TINGKAT RASA NYERI PADA DISMENOREA Skala ini menunjukan tingkat rasa nyeri .

•Tidak ada nyeri : 0 •Nyeri ringan : 1-3

(nyeri sedikit mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari)

•Nyeri sedang : 4-6

(nyeri mengganggu aktivitas sehari-hari) •Nyeri berat : 7-10

(nyeri mengakibatkan ketidakmampuan mengerjakan kemampuan sehari-hari)

Berapakah nilai rasa nyeri saudara jika rasa nyeri yang saudara alami pada saat saudara mengalami dismenorea dapat digambarkan dalam skala 0 hingga 10 , yaitu dengan angka 0 sebagai keadaan tanpa rasa nyeri dan 10 sebagai nyeri yang terburuk dan tidak dapat ditahan?

...

*Jika tidak ada riwayat dismenorea atau senggugut maka kuisioner cukup dikerjakan sampai di sini.


(58)

TINGKAT KUALITAS HIDUP Pengukuran Kesehatan Fisik Kesehatan Secara Umum

1.Secara umum , anda dapat mengatakan bahwa kesehatan anda? a.Sangat baik

b.Baik c.Cukup d.Kurang Fungsi Fisik

2.Pertanyaan ini berkenaan dengan aktivitas sehari-hari yang biasa anda lakukan. Apakah keadaan anda ketika mengalami dismenorea menghalangi aktivitas anda? Jika ya seberapa banyak?

a.Aktivitas sedang mengalami gangguan seperti mendorong meja dan membersihkan rumah mengalami gangguan.

i.Ya terjadi keterbatasan yang sangat besar. ii.Ya terjadi sedikit keterbatasan.

iii.Tidak ada keterbatasan.

b.Terjadi gangguan ketika menaiki beberapa anak tangga. i.Ya terjadi keterbatasan yang sangat besar.

ii.Ya terjadi sedikit keterbatasan. iii.Tidak ada keterbatasan.

Nyeri yang Dialami

3.Ketika anda mengalami menstruasi, seberapa banyak nyeri mengganggu pekerjaan anda (termasuk pekerjaan rumah, dan kegiatan lainnya)?

a.Tidak sama sekali b.Sedikit

c.Cukup mengganggu d.Mengganggu

Pencapaian Tugas Terkait dengan Keadaan Fisik

4.Ketika anda mengalami menstruasi, sebanyak apa waktu anda yang tersita ketika melakukan aktivitas sehari-hari disebabkan oleh dismenorea?

a.Pencapaian aktivitas tidak sesuai dengan target yang anda harapkan. i.Selalu

ii.Sering


(59)

iv.Tidak pernah

b.Mengalami keterbatasan dalam melakukan berbagai pekerjaan dan aktivitas lainnya.

i.Selalu ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah Pengukuran Kesehatan Mental Kesehatan Mental

5.Perntanyaan ini berkenaan dengan perasaan anda dan bagaimana hal yang terjadi dengan anda ketika anda menglami menstruasi. Untuk setiap pertanyaan , harap anda memberikan jawaban yang paling dekat dengan bagaimana perasaan anda. Ketika anda mengalami menstruasi....

a.Apakah anda merasa tenang dan damai? i.Selalu

ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah

b.Apakah anda merasa kecewa atau depresi? i.Selalu

ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah Fungsi Sosial

6.Ketika anda mengalami menstruasi, seberapa banyak keadaan fisik andaatau masalah emosional anda menggangu aktivitas sosial anda (seperti menemui teman, kerabat, dan lainnya)?

i.Selalu ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah Vitalitas

7.Perntanyaan ini berkenaan dengan perasaan anda dan bagaimana hal yang terjadi dengan anda ketika anda menglami menstruasi. Untuk setiap pertanyaan , harap anda memberikan jawaban yang paling dekat dengan bagaimana perasaan anda. Ketika anda mengalami menstruasi....


(60)

a.Apakah anda merasa bersemangat? i.Selalu

ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah

Pencapaian Tugas Terkait dengan Keadaan Emosional

8.Ketika anda mengalami menstruasi, sebanyak apa waktu anda yang tersita ketika melakukan aktivitas sehari-hari disebabkan oleh gangguan emosional ( seperti kecemasan dan depresi)?

a.Pencapaian aktivitas tidak sesuai dengan target yang anda harapkan. i.Selalu

ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah

b.Mengalami keterbatasan dalam melakukan berbagai pekerjaan dan aktivitas lainnya.

i.Selalu ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah


(1)

Lembar Penjelasan dan Persetujuan

Saudara yang terhormat,

Saya, Sumihar Putri Silalahi yang selanjutnya disebut peneliti. Peneliti merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. Peneliti hendak melakukan penelitian dengan judul “Proporsi Dismenorea dan Pengaruhnya Tingkat Rasa Nyeri pada Dismenorea Terhadap Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan pada Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan”. Demi dapat terlaksananya penelitian ini, peneliti membutuhkan bantuan saudara yang kemudian disebut dengan responden. Penelitian ini bersifat sukarela. Identitas dan dan rahasia responden akan dirahasiakan apabila penelitian ini dipublikasi.

Penelitian ini mengulas mengenai dismenorea yang dialami oleh siswi sekolah menengah atas. Dismenorea atau yang dikenal dengan istilah senggugut , merupakan nyeri siklik yang menyertai mentruasi atau haid. Dismenorea biayanya terjadi pada hari pertama mulainya menstruasi dan dapat bertahan hingga hari ketiga menstruasi. Nyeri dismenorea bersifat keram dan terjadi di daerah perut bawah dan dapat menjalar hingga punggung atau paha bawah selain itu, mual dan muntah juga dapat menyertai dismenorea.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dismenorea (nyeri pada haid atau senggugut) yang dialami oleh siswi Sekolah Menegah Atas Negeri 4 Medan. Selain itu penelitian in juga berjuan untuk mengetahui pengaruh rasa nyeri pada dismenorea atau senggugut terhadap kualitas hidup responden.

Demikian penjelasan yang dapat diberikan oleh peneliti. Atas perhatian dan kesediannya peneliti mengucapkan terima kasih.


(2)

KUISIONER DATA RESPONDEN

Usia : Suku :

Tinggi Badan : Berat Badan :

Usia Menarche (datang bulan pertama kali) : Riwayat Senggugut/ dismenorea : Ada //Tidak ada* Regularitas Menstruasi :

Lama Menstruasi :

Riwayat Keluarga dengan Senggugut/ dismenorea: Ada/ Tdak Penggunaan Obat untuk Mengatur Menstruasi :

Riwayat Penyakit yang Berhubungan dengan Sistem Reproduksi : Ada//Tidak Riwayat Merokok :

Konsumsi Alkohol : Konsumsi Teh : Konsumsi Soda : Konsumsi Coklat :


(3)

TINGKAT RASA NYERI PADA DISMENOREA Skala ini menunjukan tingkat rasa nyeri .

•Tidak ada nyeri : 0

•Nyeri ringan : 1-3

(nyeri sedikit mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari)

•Nyeri sedang : 4-6

(nyeri mengganggu aktivitas sehari-hari)

•Nyeri berat : 7-10

(nyeri mengakibatkan ketidakmampuan mengerjakan kemampuan sehari-hari)

Berapakah nilai rasa nyeri saudara jika rasa nyeri yang saudara alami pada saat saudara mengalami dismenorea dapat digambarkan dalam skala 0 hingga 10 , yaitu dengan angka 0 sebagai keadaan tanpa rasa nyeri dan 10 sebagai nyeri yang terburuk dan tidak dapat ditahan?

...

*Jika tidak ada riwayat dismenorea atau senggugut maka kuisioner cukup dikerjakan sampai di sini.


(4)

TINGKAT KUALITAS HIDUP Pengukuran Kesehatan Fisik Kesehatan Secara Umum

1.Secara umum , anda dapat mengatakan bahwa kesehatan anda? a.Sangat baik

b.Baik c.Cukup d.Kurang Fungsi Fisik

2.Pertanyaan ini berkenaan dengan aktivitas sehari-hari yang biasa anda lakukan. Apakah keadaan anda ketika mengalami dismenorea menghalangi aktivitas anda? Jika ya seberapa banyak?

a.Aktivitas sedang mengalami gangguan seperti mendorong meja dan membersihkan rumah mengalami gangguan.

i.Ya terjadi keterbatasan yang sangat besar. ii.Ya terjadi sedikit keterbatasan.

iii.Tidak ada keterbatasan.

b.Terjadi gangguan ketika menaiki beberapa anak tangga. i.Ya terjadi keterbatasan yang sangat besar.

ii.Ya terjadi sedikit keterbatasan. iii.Tidak ada keterbatasan.

Nyeri yang Dialami

3.Ketika anda mengalami menstruasi, seberapa banyak nyeri mengganggu pekerjaan anda (termasuk pekerjaan rumah, dan kegiatan lainnya)?

a.Tidak sama sekali b.Sedikit

c.Cukup mengganggu d.Mengganggu

Pencapaian Tugas Terkait dengan Keadaan Fisik

4.Ketika anda mengalami menstruasi, sebanyak apa waktu anda yang tersita ketika melakukan aktivitas sehari-hari disebabkan oleh dismenorea?

a.Pencapaian aktivitas tidak sesuai dengan target yang anda harapkan. i.Selalu

ii.Sering


(5)

iv.Tidak pernah

b.Mengalami keterbatasan dalam melakukan berbagai pekerjaan dan aktivitas lainnya.

i.Selalu ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah Pengukuran Kesehatan Mental Kesehatan Mental

5.Perntanyaan ini berkenaan dengan perasaan anda dan bagaimana hal yang terjadi dengan anda ketika anda menglami menstruasi. Untuk setiap pertanyaan , harap anda memberikan jawaban yang paling dekat dengan bagaimana perasaan anda. Ketika anda mengalami menstruasi....

a.Apakah anda merasa tenang dan damai? i.Selalu

ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah

b.Apakah anda merasa kecewa atau depresi? i.Selalu

ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah Fungsi Sosial

6.Ketika anda mengalami menstruasi, seberapa banyak keadaan fisik andaatau masalah emosional anda menggangu aktivitas sosial anda (seperti menemui teman, kerabat, dan lainnya)?

i.Selalu ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah Vitalitas

7.Perntanyaan ini berkenaan dengan perasaan anda dan bagaimana hal yang terjadi dengan anda ketika anda menglami menstruasi. Untuk setiap pertanyaan , harap anda memberikan jawaban yang paling dekat dengan bagaimana perasaan anda. Ketika anda mengalami menstruasi....


(6)

a.Apakah anda merasa bersemangat? i.Selalu

ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah

Pencapaian Tugas Terkait dengan Keadaan Emosional

8.Ketika anda mengalami menstruasi, sebanyak apa waktu anda yang tersita ketika melakukan aktivitas sehari-hari disebabkan oleh gangguan emosional ( seperti kecemasan dan depresi)?

a.Pencapaian aktivitas tidak sesuai dengan target yang anda harapkan. i.Selalu

ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah

b.Mengalami keterbatasan dalam melakukan berbagai pekerjaan dan aktivitas lainnya.

i.Selalu ii.Sering

iii.Kadang-kadang iv.Tidak pernah