dapat menyebabkan jaringan parut sementara menstruasi yang banyak dan iregular menunjukkan adanya mioma uteri dan polip Proctor dan Farquahar, 2006.
2.4. Pengaruh Dismenorea terhadap Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan
Hal yang paling mengganggu dari dismenorea adalah nyeri. Nyeri sendiri merupakan hal yang dapat dialami oleh semua orang. Pengertian awam yang
dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa nyeri: “berasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum atau seperti dijepit pada bagian
tubuh”. Selain itu nyeri juga merupakan perasaan yang merupakan rasa yang dapat mengakibatkan penderitaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013.
Menurut International Association for the Study of Pain, nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang memiliki
hubungan dengan kerusakan jaringan baik secara aktual maupun potensial. IASP, 2012 Karena merupakan sensasi sensoris dan emosional, nyeri selalu subjektif
IASP, 2012. Penelitian yang dilakukan di Tehran menunjukkan bahwa terdapat paling
sedikit 50 wanita yang mengalamai dismenorea dan diantaranya mengalami gangguan fungsi sosial, fisik, psikologis, dan ekonomis. Nyeri akibat dismenorea
menyebabkan ketidakhadiran pada pekerjaan dan sekolah. Penelitian ini juga melaporkan bahwa dismenorea berdampak pada perilaku dan sikap mereka , 49
dari mereka menjadi tertutup, 52,5 dari mereka menjadi gugup, sementara 52 dari mereka menjadi pemalu saat menstruasi. Sementara 10-18 dari remaja
merasa bahwa dismenorea mengganggu aktivitas mereka Poureslami dan Osati- Ashtiani, 2002.
Dismenorea menimbulkan rasa sakit bagi wanita yang mengalaminya. Rasa sakit yang bersifat kronik dapat menyebabkan sesorang menjadi maladaptif dan
memiliki kecenderungan untuk menderita gangguan ansietas Tu et al.,2008. Dampak yang sering ditemui dari dismenorea adalah ketidakhadiran pada
sekolah dan pekerjaan. Terdapat variasi ketidakhadiran di sekolah sehubungan
Universitas Sumatera Utara
dengan persepsi budaya dan respon terhadap nyeri Mohammed, 2012. Sebagai contoh, diungkapkan pada penelitian Liliwati dan kawan-kawan 2007 bahwa
gadis Malaysia yang tinggal di pedesaan cenderung diam dalam menghadapi dismenorea. Penelitian pada gadis Hispanik menunjukkan bahwa, dismenorea
menyebabkan gangguan konsentrasi sebanyak 56, gangguan aktivitas harian sebanyak 51, gangguan aktivitas olah raga sebanyak 50 , gangguan partisipasi
di kelas sebanyak 46, gangguan aktivitas dengan teman sebanyak 36, serta gangguan mengerjakan tugas dan nilai sebanyak 29 Banikarim, 2000. Selain
itu penelitian yang dilakukan di Kota Erbil menunjukkan bahwa akibat terjadinya dismenorea, remaja putri kehilangan 10-20 dari hari sekolah mereka Ahmed
dan Piro, 2012. Dalam penelitiannya, Liliwati dan kawan-kawan 2007 juga menemukan bahwa semakin tinggi tingkat rasa nyeri semakin banyak
ketidakhadiran dan gangguan di kelas. Semua gangguan ini menyebabkan rendahnya kulitas hidup seorang remaja putri ketika mengalami dismenorea
Kumbhar et al.,2011.
2.5. Penanganan Dismenorea