Kerangka Teori Analisis Hukum Tentang Pembatalan Hibah (Studi Putusan Pengadilan Agama No : 887/PDT.G/2009/PA. MDN)

15 kemurniannya, karena belum ada yang melakukan penelitian yang sama dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, Kecuali: 1. Agustina Darmawati 077011003mkn dengan judul “ Analisis Yuridis atas Harta Gono-gini yang Dihibahkan Ayah Kepada Anak: studi kasus putusan pengadilan agama medan no. 691pdt.g2007pa. Medan”, 2. Lila Triana, Nomor Induk: 027011035, Mahasiswa Magister Kenotariatan Program Pascasarjana USU, Tahun 2004 dengan judul: “Hibah Kepada Anak Angkat Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Adat Studi di Kota Medan”, 3. Tyas Pangesti, sh b4b007212, program studi Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang 2009, dengan judul “pembatalan hibah dan akibat hukumnya studi kasus perkara nomor 20pdt.g1996pn.pt”.

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Seiring dengan perkembangan masyarakat pada umumnya, peraturan hukum juga mengalami perkembangan. Hukum tidak sebatas berfungsi meneguhkan pola pola yang sudah ada, tetapi juga melakukan perubahan ke arah kebutuhan masa depan 15 . 15 Muslan Abdurahman, Sosiologi Dan Metode Penelitian Hukum, UMM Press, Malang, 2009, hal 1 Universitas Sumatera Utara 16 Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi, 16 dan satu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya. 17 Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, thesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan problem yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoretis 18 . Paling tidak ada empat kegunaan kerangka teoritis bagi suatu penelitian, yaitu: 1. teori tersebut berguna lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang hendak diselidiki atau diuji kebenarannya. 2. teori sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina struktur konsep konsep serta mempperkembangkan definisi definisi. 3. Teori biasanya merupakan suatu ikhtisar dari pada hal hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang diteliti. 4. Teorimemberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang, oleh karena telah diketahui sebab-sebab terjadinya fakta tersebut dan mungkin faktor faktor tersebut akan timbul lagi pada masa masa yang akan datang 19 . Pada hakikatnya, teori merupakan serangkaian proposisi atau keterangan yang saling berhubungan dan tersusun dalam system deduksi, yang mengemukakan penjelasan atas sesuatu gejala. Umumnya terjadi 3 tiga elemen dalam suatu teori: 16 J.J.J. M. Wuisman, dalam M. Hisyam, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-Asas, FE UI, Jakarta, 1996, hal. 203. 17 Ibid, hal. 16. 18 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 1994., op. cit, hal. 80. 19 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986 hal 121 Universitas Sumatera Utara 17 1. Penjelasan tentang hubungan antara berbagai unsur dalam teori 2. Teori menganut system deduktif,yaitu suatu yang bertolak dari suatu yang umum abstrak menuju suatu yang khusus dan nyata 3. Bahwa teori memberikan penjelasan aras gejala yang dikemukakan. Dengan demikian untuk kebutuhan penelitian, maka fungsi teori adalah mempunyai maksud dan tujuan untuk memberikan pengarahan kepada penelitian yang akan dilakukan 20 . Hibah diatur dalam beberapa hukum yaitu di dalam KUHPerdata, Kompilasi Hukum Islam dan Hukum Adat. Dalam ketiga hukum tersebut hibah merupakan satu solusi dalam pembagian harta warisan lepada keluarganya. Hibah dilaksanakan dan akan syah apabila memenuhi semua persyaratan baik untuk penghibah, penerima hibah dan benda-benda yang akan dihibahkan. Hibah diatur dalam ketiga hukum tersebut, sehingga pelaksanannya di dalam kehidupan bermasyarakat berpatokan pada ketiga hukum tersebut yang mengatur secara jelas tentang hibah untuk menghindari permasalahan-permasalahan yang dapat timbal dari pelaksanaan hibah. Kompilasi Hukum Islam memuat substansi hukum penghibahan yang terdiri dari 5 Pasal mulai Pasal 210 sampai dengan Pasal 214 yaitu: a Pasal 210 berisi tentang syarat harta yang akan dihibahkan dengan orang yang menghibahkan b Pasal 211 berisi tentang hibah orang tua ke anak 20 Sri gambir Melati Hatta, Beli Sewa Sebagai Perjanjian Tak Bernama Pandangan Masyarakat dan Sikap Mahkamah Agung Indonesia, Bandung; Alumni, 1999, hal 16 Universitas Sumatera Utara 18 c Pasal 212 berisi tentang pencabutan atau pembatalan hibah d Pasal 213 berisi tentang pemberian hibah dari pemberi hibah yang sudah mendekati ajalnya Karena dalam kasus ini ada berhubungan dengan harta bersama maka ada baiknya kita mengetahui sedikit tenntang harta bersama. Abdul Manan menyatakan, bahwa harta bersama adalah harta yang diperoleh selama ikatan perkawinan berlangsung dan tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa 21 . Kondisi di atas dapat berbeda jika sebelumnya di antara calon suami dan isteri telah melakukan perjanjian pra nikah mengenai pemisahan harta sebelum dilangsungkannya perkawinan. Dari uraian di atas maka tesis ini akan menggunakan teori positivisme, dengan lahirnya beberapa peraturan hukum positif di luar KUH Perdata sebagai konsekuensi dari asas-asas hukum yang terdapat lapangan hukum kekayaan an hukum perikatan inilah diperlukan kerangka teori yang akan dibahas dalam penelitian ini dengan aliran hukum positif yang analitis dari Jhon Austin, yang mengartikan: Hukum itu sebagai a command of the lawgiver perintah dari pembentuk undang-undang atau penguasa, yaitu suatu perintah mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau yang memegang kedaulatan, hukum dianggap sebagai suatu sistem yang logis, tetap, dan bersifat tertutup closed logical system. Hukum secara tegas dipisahkan dari moral dan keadilan tidak didasarkan pada penilaian baik-buruk 22 . 21 Abdul Manan, .Beberapa Masalah tentang Harta Bersama., Mimbar Hukum, No. 33, Tahun VIII, 1997, hal. 59. 22 Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2002, hal. 55. Universitas Sumatera Utara 19 Selain teori tersebut teori utilitarisme dari Jeremy Bentham juga dipakai. Teori tersebut merupakan pengambilan keputusan etika dengan pertimbangan manfaat terbesar bagi banyak pihak sebagai hasil akhir the greatest good for the greatest number. Artinya semakin bermanfaat pada banyak orang maka perbuatan itu semakin etis. Dengan teori tersebut maka analisa masalah yang diajukan adalah lebih berfokus pada sistem hukum positif khususnya mengenai substantif hukum, yakni hukum perkawinan, dalam hal ini ketentuan Kompilasi Hukum Islam KHI atas harta hibah

2. Kerangka Konsepsi

Dokumen yang terkait

Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

10 177 117

Tinjauan Yuridis Pembatalan Pernikahan Akibat Menggunakan Dokumen/Keterangan Palsu (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 776/Pdt.G/2009/PA/Mdn)

2 58 123

Analisis Hukum Tentang Pembatalan Hibah (Studi Putusan Pengadilan Agama No : 887/PDT.G/2009/PA. MDN)

13 145 141

Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

2 91 165

Pembatalan Perkawinan Menurut Undang-Undang NO. 1 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Pada Pengadilan Agama Medan)

3 123 72

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Kajian Yuridis Pembatalan Penetapan Itsbat Nikah (Studi Putusan Pengadilan Agama Lumajang Nomor 2686/Pdt.G/2009/PA.Lmj)

1 23 11

Penerapan Hermeneutika Hukum di Pengadilan Agama Dalam Penyelesaian Sengketa (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Bekasi Tentang Harta Bersama)

0 12 172

Analisis Putusan Pengadilan Tentang Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi (Studi Kasus Putusan Nomor 35/Pdt.G/2012/PN.YK dan Putusan Nomor 42/Pdt.G/2012/PN.YK)

1 9 63

Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

0 2 14