dengan isi materi, kesesuaian dengan karakteristik siswa, dan kualitas gambar atau visual Afandi, 2015.
Penelitian deskriptif dengan desain pre dan post-test yang dilakukan oleh Laili Siyam et al. 2015 mengenai pengaruh stimulasi ular tangga tentang gingivitis
terhadap pengetahuan anak usia 8-11 tahun menyebutkan bahwa alat pendidikan edukatif APE seperti ular tangga memiliki pengaruh terhadap pengetahuan anak.
Dimana hal tersebut ditunjukkan melalui hasil signifikan dari perhitungan uji Wilcoxon Signed Rank yaitu 0,00 p 0,05.
Selain itu, penelitian Laili Siyam et al. 2015 juga sejalan dengan penelitian kuasi eksperimen Hamdalah 2013 dengan menggunakan media permainan ular
tangga yang menyimpulkan bahwa media permainan ular tangga lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap kesehatan gigi dan mulut. Hal
tersebut dibuktikan dengan uji statistik menggunakan Uji Kruskal wallis yang menunjukkan nilai Asym. Sig 2-tailed
sebesar 0,0001 p α 0,05 sehingga Ho ditolak.
2.4 Keamanan Pangan
Keamanan pangan didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
Makanan yang sehat, aman, dan bergizi adalah makanan yang mengandung zat gizi yang diperlukan seorang anak untuk hidup sehat dan produktif. Makanan tersebut
harus bersih, tidak kadaluarsa, dan tidak mengandung bahan kimia maupun mikroba berbahaya bagi kesehatan. Gizi yang baik dan cukup akan membantu pertumbuhan
dan perkembangan anak secara optimal dan akan meningkatkan kecerdasan seorang anak Nasution, 2009.
Ketidakamanan pangan dapat berasal dari berbagai cemaran, baik cemaran biologis Salmonella, E. Coli, Clostridium, dan Listeria monocytogenes, cemaran
kimia formalin, rhodamin B, boraks, dan methanil yellow , maupun cemaran fisik pecahan gelas, kawat stepler, potongan kayu, kerikil, rambut, dan kuku. Selain
berbagai cemaran tersebut, pangan juga dapat menjadi tidak aman karena kondisi bahan baku, bahan tambahan, dan peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan
pangan. Selain itu, lingkungan dan penjamah yang terlibat dalam proses pengelolaan pangan juga dapat turut berperan dalam menentukan kondisi keamanan pangan
tersebut Kemenkes RI, 2011.
2.5 Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2014, pengetahuan adalah hasil tahu dari seseorang setelah ia melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan yang
dimaksud yaitu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek tersebut. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendengaran dan penglihatan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang Notoatmodjo, 2014. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman, melalui proses belajar terhadap suatu informasi yang diperoleh seseorang, dan proses
pendidikan atau edukasi Nurjanatun N, 2012. Notoatmodjo 2007a berpendapat bahwa pengetahuan seseorang terhadap
obyek memiliki intensitas dan tingkat yang berbeda-beda, hal ini tercakup dalam domain kognitif yang dibagi menjadi enam tingkatan, antara lain : 1 Tahu Know
yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya atau dapat dikatakan mengingat kembali suatu materi yang spesifik dari seluruh materi yang dipelajari atau
rangsangan yang diterima. Maka dari itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah; 2 Memahami Comprehension, diartikan bahwa seseorang harus
dapat menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar suatu objek atau materi yang diketahuinya. Seseorang yang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan objek yang dipelajari tersebut; 3 Aplikasi Application, dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang menggunakan atau mengimplementasikan materi yang telah dipelajarinya pada kondisi yang riil sebenarnya; 4 Analisis Analysis yaitu suatu kemampuan
dalam menjabarkan suatu materi atau objek kedalam beberapa komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain; 5 Sintesis
Synthesis dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk menghubungkan atau meletakkan beberapa bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada; 6 Evaluasi Evaluation berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memberikan
penilaian terhadap suatu objek. Penilaian yang diberikan didasari terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada.
Menurut Notoatmodjo yang dikutip dalam Nurjanatun N 2012, beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan individu, diantaranya yaitu : 1 Usia, dimana
semakin cukup usia seseorang, maka tingkat kematangannya akan lebih tinggi pada saat berfikir dan bekerja. Hal ini merupakan akibat dari pengalaman dan kematangan
jiwa; 2 Pendidikan, yang merupakan proses belajar, dimana terjadinya proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah lebih dewasa, lebih baik dan lebih
matang pada diri individu, keluarga, dan masyarakat. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka akan semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya; 3 Persepsi, dapat dikatakan mengenal dan memilih obyek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil; 4 Motivasi, yaitu dorongan keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi muncul apabila
terdapat rangsangan dari dalam dan luar diri individu; 5 Sumber Informasi, seseorang yang sering terpapar informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuannya. Paparan
informasi dapat diperoleh melalui buku, media massa seperti koran, majalah, televisi, serta saling bertukar informasi.
2.6 Sikap