3. Mengetahui peningkatan perilaku tentang keamanan pangan sebelum dan
sesudah penyuluhan dengan media film dan permainan edukatif bagi siswa SD di Singapadu Tengah, Gianyar.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis 1.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan promosi kesehatan, khususnya promosi kesehatan
mengenai keamanan pangan dengan metode audio visual dan permainan edukatif yang melibatkan indera pesertanya, seperti film edukatif dan permainan
ular tangga. 2.
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya, terutama penelitian yang berhubungan dengan efektivitas media edukatif dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku. 1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan kepada Balai Besar POM di Denpasar agar dapat mengembangkan upaya promosi keamanan
pangan dengan memanfaatkan media yang sesuai untuk sasaran kelompok rawan terhadap pangan jajanan seperti anak usia sekolah dasar.
1.6 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang promosi kesehatan. Penelitian ini menganalisis mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan bagi
siswa SD di Singapadu Tengah, sebelum dan setelah diberikan perlakuan oleh peneliti dengan menggunakan film edukatif dan permainan ular tangga yang akan dilakukan
pada bulan April 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan kuasi eksperimen,
menggunakan pre-test dan post-test, kuisioner, dan observasi. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Pembelajaran
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam
upaya mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan
demikian, setiap keterampilan, kepribadian, dan kecerdasan individual harus dikaitkan dengan proses pendidikan terutama pada anak usia sekolah yang akan berperan sebagai
agen perubahan dan generasi penerus bangsa, sehingga pendidikan yang diberikan harus dioptimalkan dengan memanfaatkan komponen-komponen belajar yang ada.
Media merupakan salah satu komponen belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran Iryanto Arthana, 2015.
Kata “media” berasal dari bahasa latin “medius” dan merupakan bentuk jamak
dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”
yang berarti perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan Bekti, 2012. Pembelajaran merupakan suatu usaha pengajar untuk membantu siswaanak
didiknya agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu alat atau perantara yang dapat membantu
proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna dari pesan yang
disampaikan kepada peserta didiksiswa dengan menciptakan suasana yang dapat menarik antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik Irawan, 2015. Hal serupa juga dikemukakan oleh Ibrahim dan Nana Syaodih 2003 dalam Dwi Rohmawati 2012
yang menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Association of Education and Communication Technology AECT di Amerika
membatasi media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi Iryanto Arthana, 2015.
Menurut Notoatmodjo 2007a, pendidikan kesehatan tidak dapat terlepas dari media karena dengan media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan mudah
dipahami sasaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran sangat berperan penting didalamnya. Metode mengajar dan media pembelajaran
merupakan dua unsur yang sangat penting dan saling berkaitan dalam proses belajar mengajar, sebab pemilihan metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai dengan metode tersebut Sukarno, 2009; Dwi Rohmawati, 2012. Sri Astami 2010 dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa menggunakan
media pengajaran yang berbeda akan memberikan hasil dan pengalaman pembelajaran yang berbeda pula. Pengalaman pembelajaran tersebut dapat digambarkan dalam
kerucut pengalaman Edgar Dale Edgar Dale’s Cone of Experience yang memberikan
gambaran mengenai keterkaitan metode dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran Astami, 2010.
Gambar 2.1 Kerucut Edgar Dale Sumber : Nursulistiyo, 2014
Dalam kerucut pengalaman Edgar Dale ini pengalaman belajar diklasifikasikan menjadi 10 tingkatan dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak. Dimana
semakin keatas di puncak kerucut, semakin abstrak media penyampaian pesannya Astami, 2010. Melalui kerucut pengalaman tersebut dapat diketahui bahwa
siswapeserta didik akan mencapai hasil belajar 10 dari apa yang ia baca, 20 dari apa yang ia dengar, 30 dari apa yang ia lihat, 50 dari apa yang ia lihat dan dengar,
70 dari yang ia katakan, dan 90 dari yang ia lakukan. Usman 2005 dalam Wibawa 2007 menyebutkan bahwa keberhasilan suatu pendidikan dipengaruhi oleh strategi,
metode serta alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam proses pendidikan, maka dari itu perlu didesain secara efektif. Belajar yang efektif harus mulai dengan
pengalaman langsung atau pengalaman konkret dan menuju pengalaman yang lebih abstrak Wibawa, 2007.
Penelitian yang dilakukan Haryoko 2010, mendapatkan hasil bahwa hasil belajar dengan penggunaan media audio visual memiliki skor yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar dengan pendekatan konvensional. Handayani 2010 dalam penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan media komik visual
mampu meningkatkan pengetahuan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan media leaflet, dan meningkatkan sikap empat kali lebih besar dibandingkan dengan media
leaflet. Nur Laili Siyam et al. 2015 juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa pendidikan kesehatan menggunakan alat pendidikan edukatif APE permainan ular
tangga memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan anak. Penelitian Hamdalah tahun 2013 dengan menggunakan media ular tangga juga menyimpulkan
bahwa permainan ular tangga lebih efektif dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap kesehatan gigi dan mulut serta penerapan cara menggosok
gigi yang baik dan benar Siyam et al., 2015.
2.2 Film Edukatif