Penilaian Klinis Akan Perlunya Perawatan

2.3 Penilaian Klinis Akan Perlunya Perawatan

Protrusi, iregular, atau maloklusi gigi dapat menyebabkan tiga tipe masalah pada pasien: 1 Diskriminasi karena tampilan wajah; 2 Masalah fungsi rongga mulut, termasuk kesulitan pergerakan rahang, temporomandibular joint dysfunction, dan masalah dalam mengunyah, menelan atau berbicara; dan 3 Lebih besar kerentanan terhadap trauma, penyakit periodontal atau karies gigi. 6 Sehingga alasan yang biasa melatari penerapan perawatan ortodonti adalah perlunya memperbaiki kesehatan rongga mulut, fungsi rongga mulut, dan penampilan pribadi. 18 Tabel 5. Protokol pemberian Grade susunan oklusal Daniels dan Richmond, 2000 9 Grade 1 2 3 4 5 Estetik 1-10 menggunakan AC dari IOTN Berjejal pada lengkung gigi atas Grade tertinggi dari spacing atau gigi berjejal Kurang dari 2 mm 2,1-5 mm 5,1-9 mm 9,1-13 mm 13,1-17 mm 17 mm atau gigi impaksi Spacing pada lengkung gigi atas Transversal ≤2 mm 2,1-5 mm 5,1-9 mm 9 mm Crossbite Hubungan cusp to cusp atau lebih Tidak ada crossbite crossbite Openbite gigi insisivus Grade tertinggi dari openbite atau overbite Gigitan komplit kurang dari 1 mm 1,1-2 mm 2,1-4 mm 4 mm Overbite gigi insisivus Mencakup gigi insisivus bawah ≤ 13 gigi 13-23 13 - hampir keseluruhan mahkota keselur uhan mahkot a gigi Antero- posterior segmen bukal kiri dan kanan ditambahkan hubungan cusp dengan embrasur, Klas I,II,III hubungan cusp yang lebih tinggi tetapi belum cusp to cusp cusp to cusp Universitas Sumatera Utara

A. Penampilan Pribadi

Penampilan pribadi tidak bergantung pada penilaian objektif, dan kebutuhan akan perawatan tergantung sebagian besar pada keinginan pasien maupun orangtuanya. 18 Penampilan wajah dan pertimbangan psikososial, selain karakteristik gigi digunakan orang tua dalam menentukan kebutuhan perawatan atau rekomendasi dokter gigi untuk perawatan ortodonti. 6 Alasan terbesar mengapa seseorang mencari perawatan ortodonti kebanyakan adalah keinginan pasien untuk menanggulangi masalah psikologi yang berhubungan dengan masalah gigi dan penampilan wajahnya. 4,6,31 Gigi dan mulut adalah salah satu bagian yang penting dari keseluruhan wajah seseorang. 4 Masalah ini bukan hanya kosmetik, namun hal ini dapat memiliki pengaruh besar pada kualitas hidup. 6 Letak gigi yang tidak teratur dapat menimbulkan bentuk wajah yang tidak harmonis dan kurang estetis. 1 Keadaan gigi yang maloklusi bisa mengganggu penampilan seseorang dan dapat mengakibatkan perkembangan mental yang kurang sehat, sehingga timbul permasalahan seperti perasaan rendah diri, minder, enggan tersenyum, tidak bebas mengeluarkan pendapat, malu-malu dan sebagainya. 1,2,31

B. Fungsi Rongga Mulut

Gigi yang berjejal dapat menyebabkan gangguan pengunyahan dan sakit kepala serta nyeri leher. 2 Orang dewasa dengan maloklusi yang parah memiliki kesulitan dalam mengunyah, dan setelah perawatan, pasien biasanya mengatakan bahwa permasalahan pengunyahan mereka sebagian besar telah terkoreksi. Hal Universitas Sumatera Utara tersebut menggambarkan bahwa oklusi gigi yang buruk akan menyebabkan masalah fungsional, tetapi belum ada tes yang cukup efektif untuk mengukur kemampuan mengunyah dan tidak ada cara objektif untuk mengukur tingkat dari setiap cacat fungsional. 6 Fungsi penguyahan yang betul dan berhasil guna, dapat dicapai semaksimal mungkin jika susunan gigi-geligi baik, stabil dan seimbang, begitu juga hubungan rahang. Pada gigi geligi yang tidak teratur atau pada lengkung gigi yang sempit dapat mengakibatkan gerakan lidah tidak bebas, sehingga terjadi penelanan tidak betul yang dapat menimbulkan anomali gigi geligi yang lebih berat. 1 Pasien dengan gigitan terbuka anterior AOB dan memiliki overjet yang besar sering mengeluhkan kesulitan dalam makan, khususnya untuk memotong makanan dengan gigi depan mereka. 3 Maloklusi yang parah dapat membuat perubahan adaptif dalam menelan, selain itu ditemuka n kesulitan atau tidak mungkin untuk menghasilkan bunyi suara tertentu. Maloklusi juga cenderung mempengaruhi fungsi, bukan dengan memungkinkan tetapi membuat sulit, sehingga diperlukan upaya lebih keras untuk mengkompensasi kelainan anatomi tersebut. 6 Pada orang yang selalu meletakkan lidah di antara kedua lengkung gigi akan terjadi maloklusi yang disebabkan karena gigi-gigi yang terdorong ke atas oleh lidah dan terjadi gigitan terbuka, sehingga terjadi kebiasaan bicara dengan bunyi suara yang tidak benar. Memperbaiki maloklusi yang ada, berarti memperbaiki cara bicara yang salah. 1 Maloklusi sedikit mempengaruhi produksi suara seseorang, dan koreksi anomali oklusal akan memperbaiki cara bicara yang abnormal. Namun, jika pasien tidak dapat mencapai Universitas Sumatera Utara kontak antara gigi insisivus anterior, ini dapat berkontribusi untuk terjadinya cara berbicara yang cadel bagi seseorang. 3 Proffit dkk. 2007, menyatakan bahwa hubungan maloklusi dan fungsi adaptif pada disfungsi temporomandibular TMD dinyatakan sebagai nyeri di dalam dan sekitar sendi temporomandibular. Rasa sakit kemungkinan disebabkan oleh perubahan patologis dalam sendi, tetapi hal tersebut lebih sering disebabkan oleh kelelahan dan kejang otot. Nyeri otot hampir selalu berkorelasi dengan riwayat clenching atau grinding gigi sebagai respon terhadap situasi stres, atau memposisikan mandibula secara terus menerus ke anterior atau lateral. 6 Dengan terkoreksinya letak rahang dan susunan gigi akan menyebabkan kelainan-kelainan yang terdapat pada sendi temporomandibular diperbaiki. 1

C. Kesehatan Rongga Mulut

Keadaan maloklusi gigi bisa mengganggu penampilan seseorang. Penderita sering merasa rendah diri, minder dan enggan tersenyum. Tapi yang paling penting adalah hubungannya dengan kesehatan. Gigi yang berjejal menjadi sulit untuk dibersihkan, sehingga bisa menyebabkan karies dan penyakit periodontal. 2 Keadaan gigi yang berjejal dapat menyebabkan sisa-sisa makanan mudah melekat pada permukaan gigi yang kemudian akan terjadi penumpukan plak. Akibat pembersihan gigi dan mulut yang tidak adekuat dapat menimbulkan karies dan penyakit periodontal. 1,7 Dengan merapikan letak gigi, berarti tertinggalnya sisa makanan akan berkurang sehingga pembersihan plak mudah dilakukan serta akan mempertinggi daya tahan gigi terhadap karies. Ada beberapa bukti menunjukkan Universitas Sumatera Utara bahwa maloklusi dan malposisi gigi menimbulkan efek yang merugikan terhadap kesehatan rongga mulut khususnya terhadap kondisi jaringan periodontal. 1 Gigi yang tidak teratur akan menghambat penyikatan gigi secara efektif. Gigi yang crowded dapat menyebabkan satu atau lebih gigi berada lebih ke bukal atau lingual dari tulang alveolar, hal ini menyebabkan penurunan dukungan periodontal terhadap gigi tersebut. Hal ini juga dapat terjadi pada maloklusi Kelas III di mana gigi seri mandibula yang crossbite lebih ke arah labial, sehingga dapat menyebabkan resesi gingiva. Overbite yang traumatik juga dapat menyebabkan peningkatan kehilangan dukungan periodontal. 3 Begitu juga dengan pasien dengan overjet dan overbite yang besar memungkinan terjadinya penyakit periodontal lebih besar, hal ini berhubungan dengan kontak insisal. 31 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan disain cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor independen terhadap faktor dependen dengan menggunakan model observasi sekaligus pada satu saat.

3.2 Populasi Penelitian

Populasi adalah siswa kelas X dan XI SMA N 3 Kota Medan yang sedang menjalani perawatan ortodonti cekat, yakni berjumlah 130 siswa dari keseluruhan siswa kelas X dan XI yang berjumlah 986 siswa.

3.3 Besar Sampel

Besar sampel ditentukan dengan rumus untuk uji hipotesis pada satu populasi data proporsi: Keterangan: n = Besar sampel minimum P = Proporsi siswa yang memakai pesawat ortodonti P a = Proporsi yang diharapkan tidak lebih dari 20 dari P = 33 Q = 1-P Universitas Sumatera Utara