Perbedaan signifikan hasil belajar dengan menggunakan media VCD dan media gambar cetak.

81 mampu memotivasi siswa untuk belajar atau dengan kata lain siswa lebih menyukai penyampaian materi dengan media VCD dan gambar, selain itu dalam hal kualitas antara kedua media ini masih perlu ada perbaikan. Perbedaanya yaitu mengenai tingkat efektivitas dalam hal relevansi media dengan materi, pengalaman belajar yang diberikan, dan kualitas pengajaran media VCD masih lebih baik dari pada media gambar cetak seperi yang sudah dijelaskan di atas. Untuk melihat kefektivan dari kedua media tersebut, maka peniliti tidak hanya melihat dari segi hasil angket persepsi siswa saja, tetapi juga dari tes hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan media VCD dan media gambar. Karena tes hasil belajar merupakan bukti nyata berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran.

c. Perbedaan signifikan hasil belajar dengan menggunakan media VCD dan media gambar cetak.

Pelaksanaan penelitian di SMP Negeri 5 Semarang diperoleh hasil bahwa nilai post test kelompok eksperimen 1 lebih tinggi dari pada nilai post testhasil belajar kelompok eksperimen 2. Lebih jelasnya lihat pada tabel di bawah ini. 82 Tabel 4.13. Nilai Tes Hasil Belajar Post Test Kelas VIII Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 Kelompok Nilai VIII C eksperimen 1 VIII A eksperimen 2 Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata 90,00 70,00 78,84 87,50 60,00 74,77 Sumber : Data nilai tes hasil belajar kelas VIII, 2007 Nilai post testhasil belajar yang tertera pada tabel 4.13 juga mengalami kenaikan jumlah dari pada nilai pre test yang dilaksanakan sebelum pemberian materi. Hal ini agar peningkatan nilai menjadi lebih jelas setelah kedua kelompok diberikan perlakuan. Sebagai perbandingan dapat dilihat tabel berikut ini. Tabel 4.14. Nilai Pre Test Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 Kelompok Nilai VIII C eksperimen 1 VIII A eksperimen 2 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata 75,50 55,00 66,65 70,00 57,50 65,57 Sumber : Data nilai pre test belajar kelas VIII, 2007 Tabel 4.14. menunjukan bahwa nilai pre test tertinggi pada kelas VIII C adalah 75,00 mengalami kenaikan menjadi 90,00 pada saat tes 83 hasil belajar atau post test, begitu juga dengan nilai terendahnya yaitu 55,00 mengalami kenaikan menjadi 70,00. Adanya kenaikan nilai juga mempengaruhi rata-rata nilai kelas dimana nilai rata-rata nilai pre test yang hanya 66,65 naik menjadi 78,84. Kenaikan jumlah nilai ini terjadi setelah pembelajaran diberi perlakuan dengan menggunakan media VCD. Pada kelas VIII A yang pembelajarannya dengan media gambar cetak nilai tertinggi pada saat pre testnya yaitu 70,00 mengalami kenaikan menjadi 87,50. Sedangkan nilai terendah pada saat pre testnya adalah 57,50 dan mengalami kenaikan sebesar 60,00 pada saat test hasil belajar. Untuk nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan dari 65,57 menjadi 74,77 pada saat test hasil belajar. Analisis dari deskripsi tabel di atas yaitu dari kelas VIII C maupun kelas VIII A sama-sama mengalami kenaikan jumlah nilai dan rata-rata nilai kelasnya. Namun, ada kenaikan yang sangat besar pada kelas VIII C dimana dari nilai terendahnya pada saat pre test yaitu 55,00 naik menjadi 70,00 pada saat post test atau naik 15,00. Sedangkan untuk nilai tertinggi pada saat pre test yaitu 75,00 mengalami kenaikan menjadi 90,00 atau naik 15,00. Sementara itu untuk kelas VIII A hanya mengalami kenaikan yang kecil yaitu dari nilai pre tes yang terendah hanya mengalami kenaikan sebesar 5,00 dari nilai 57,50 pada saat pre test naik menjadi 60,00 pada saat post test. Sedang untuk nilai tertinggi mengalami kenaikan sebesar 17,50 dari nilai 70,00 pada saat pre test menjadi 87,50 84 pada saat post test. Untuk nilai rata-rata kelas kelas VIII C mengalami kenaikan paling besar yaitu 12,19 dari 66,65 pada saat pre test menjadi 78,84. Kelas VIII A mengalami kenaikan sebesar 9,20 dari 65,57 pada saat pre test menjadi 74,77 pada saat post test. Dapat disimpulakan bahwa pada jenjang nilai terendahnya kenaikan paling baik diperoleh oleh kelas VIII C, sedangkan untuk nilai tertingginya peningkatan lebih banyak terjadi pada kelas VIIIA. Jika diperbandingkan maka penggunaan media VCD dalam pembelajaran lebih efektif dari pada media gambar cetak. Namun keduanya juga bisa dikatakan efektif karena mampu menjadikan hasil belajar siswa menjadi meningkat yaitu sesuai KKM yang telah ditetapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi. Mengenai nilai pre test dan post test kelas VIII A dan VIII C dapat diperinci berdasarkan nilai frekuensinya dalam tabel berikut ini: Tabel 4.15. Nilai Frekuensi pre Test Siswa Kelas VIII C Nilai Frekuensi Persentase 7,0 7,0 – 7,9 8,0 – 8,9 9,0 – 9,9 26 17 - - 60,5 39,5 - - Jumlah 43 100 Sumber : Data nilai pre test kelas VIII C, 2007 85 Dari tabel 4.15. dapat dideskripsikan bahwa frekuensi nilai pre test terbesar berada pada nilai interval 7,0 sebanyak 26 siswa dan frekuensi terendah pada nilai interval 7,0 – 7,9 sebanyak 17 siswa. Nilai pre test ini menunjukan kemampuan awal siswa sebelum pemberian materi dengan media VCD dimana dapat diketahui hanya 39,5 saja siswa yang telah memiliki nilai baik itupun baru pada kisaran nilai interval 7,0 – 7,9. Tabel 4.16. Nilai Frekuensi Post Test Siswa Kelas VIII C Nilai Frekuensi Persentase 7,0 7,0 – 7,9 8,0 – 8,9 9,0 – 9,9 1 23 17 2 2,32 53,49 39,53 4,65 Jumlah 43 100 Sumber : Data nilai pos test kelas VIII C, 2007 Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas VIII C dengan menggunakan media VCD dapat dilihat pada tabel 4.16. ada kenaikan yang sangat besar dimana rata-rata kelas mempunyai nilai 7,9 yang berarti sudah memenuhi KKM yaitu 7,00. Kenaikan nilai mengindikasikan bahwa media VCD sangatlah efektif sekali untuk mendukung proses belajar-mengajar geografi pada pokok Kondisi Fisik Wilayah Indonesia karena media ini memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret sehingga mudah dimegerti siswa. 86 Tabel 4.17. Nilai Frekuensi pre Test Siswa Kelas VIII A Nilai Frekuensi Persentase 7,0 7,0 – 7,9 8,0 – 8,9 9,0 – 9,9 32 12 - - 72,7 27,3 - - Jumlah 43 100 Sumber : Data nilai pre test kelas VIII A, 2007 Dari tabel 4.17. dapat dideskripsikan bahwa frekuensi nilai pre test terbesar berada pada nilai interval 7,0 sebanyak 32 siswa dan frekuensi terendah pada nilai interval 7,0 – 7, 9 sebanyak 12 siswa. Nilai pre test ini menunjukan kemampuan awal siswa sebelum pemberian materi dengan media gambar cetak dimana dapat diketahui hanya 27,3 saja siswa yang telah memiliki nilai baik itupun baru pada kisaran nilai interval 7,0 – 7,9. Tabel 4.18. Nilai Frekuensi Post Test Siswa Kelas VIII A Nilai Frekuensi Persentase 7,0 7,0 – 7,9 8,0 – 8,9 9,0 – 9,9 12 19 13 - 27,27 43,18 29,54 - Jumlah 44 100 Sumber: Data nilai post test kelas VIII A, 2007 87 Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas VIII A dengan menggunakan media gambar cetak, dapat dilihat pada tabel 4.18. ada kenaikan nilai relatif tidak begitu besar ini dapat dilihat dari masih adanya siswa yang belum tuntas belajar yaitu sebanyak 12 siswa, walaupun memiliki nilai rata-rata kelas 7,5 yang berarti sudah memenuhi KKM yaitu 7,0. Namun proses pembelajaran dapat dikatakan belum sempurna atau kurang efektif karena masih ada beberapa siswa yang nilai tes hasil belajarnya di bawah KKM. Kenaikan nilai mengindikasikan bahwa media gambar cetak juga cukup efektif untuk mendukung proses belajar- mengajar geografi pada pokok Kondisi Fisik Wilayah Indonesia karena media ini memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret sehingga mudah dimegerti siswa. Walaupun masih banyak kekurangan dalam penggunaannya yang berdampak pada kurang pahamnya sebagian siswa sehingga nilai tes mereka kurang memenuhi KKM yaitu 7,00.

d. Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 1

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45