2.1.6 Mekanisme Corporate Governance
Mekanisme corporate governance merupakan suatu aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak
yang melakukan control, pengawasan, pengawasan terhadap keputusan tersebut. Mekanisme corporate governance diarahkan untuk menjamin dan mngawasi
berjalannya sistem governance dalam sebuah organisasi Arifin, 2005. Mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok, pertama
berupa internal mechanisms mekanisme internal, seperti komposisi dewan direksikomisaris, kepemilikian manajerial, dan kompensasi eksekutif. Kedua,
eksternal mechanisms mekanisme eksternal, seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing Barnhart dan Rosernstein, 1998.
Menurut Surya dan Yustiavananda 2006 dalam Agoes dan Ardana 2009, adanya organ-organ perusahaan dewan komisaris dan direksi merupakan
bukti pengaplikasian prinsip good corporate governance dalam tataran yang minimal. Paling tidak diperlukan empat organ tambahan untuk melengkapi
penerapan GCG, yaitu Komisaris Independen, Direktur Independen, Komite Audit dan Sekretaris Perusahaan.
Mekanisme corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan Komite Audit.
2.1.6.1 Dewan Komisaris
Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Fungsi monitoring
yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh jumlah atau ukuran dewan
Universitas Sumatera Utara
komisaris. Dewan komisaris dapat melakukan tugasnya sendiri walaupun dengan mendelegasikan kewenangannya pada komita yang bertanggung jawab pada
dewan komisaris. Dewan komisaris harus memantau efektivitas praktek pengelolaan korporasi
yang baik yang diterapkan perseroan bilamana perlu melakukan penyesuaian Antonia, 2008. Peran dewan komisaris dalam suatu perusahaan telah ditekankan
pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris ini diharapkan akan meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara dewan
direksi dengan pemegang saham. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya dapat mengawasi kinerja dewan direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai
dengan kepentingan pemegang saham Wardhani, 2006. Berdasarkan The National Committee on Corporate Governance 2000
dalam Siswantaya 2007 menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan dewan komisaris. Diantaranya adalah fungsi dewan komisaris untuk mengawasi direksi
baik yang berhubungan dengan kebijakan dan pelaksanaan direksi. Kedua, dewan komisaris berfungsi untuk memberikan saran kepada direksi. Untuk menjalankan
fungsi tersebut, maka anggota dewan komisaris merupakan seorang yang berkarakter baik dan memiliki pengalaman yang relevan.
Keberadaan komisaris independen diatur dalam peraturan BAPEPAM No: KEP –315BEJ06 – 2000 yang disempurnakan dengan surat keputusan No: KEP
– 339BEJ07 – 2001 yang menyatakan bahwa setiap perusahaan publik harus membentuk komisaris independen yang anggotanya paling sedikit 30 dari
jumlah keseluruhan anggota dewan komisaris. Dewan yang terdiri dari dewan
Universitas Sumatera Utara
komisaris independen yang lebih besar memiliki kontrol yang kuat atas keputusan manajerial.
2.1.6.2 Dewan Direksi