BAB III : PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA
CYBERCRIME MENURUT HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA
DAN UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI
ELEKTRONIK A.
Alat Bukti Dalam Sistem Pembuktian Hukum Acara Pidana Indonesia .................................................................................. 48
B. Pembuktian Alat Bukti Elektronik . .......................................... 55
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 74
B. Saran .......................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Surya Perdamen Lingga Madiasa Ablizar, S.H, M.S.
Mohammad Ekaputra, S.H, M.Hum Perkembangan teknologi informasi pada saat ini telah mengubah dunia ke
era cyber dengan sarana internet yang menghadirkan cyberspace dengan realitas virtualnya menawarkan kepada manusia berbagai harapan dan kemudahan.
Akan tetapi di balik itu, timbul persoalan berupa kejahatan yang dinamakan cybercrime, kejahatan ini tidak mengenal batas wilayah serta waktu kejadian
karena korban dan pelaku sering berada di negara yang berbeda. Cybercrime dapat dilakukan melalui Internet serta sistem jaringan komputer sebagai sarana
untuk melakukan kejahatan. Oleh sebab itu perlu diberlakukan suatu aturan untuk mengurangi tindak kejahatan yang terjadi di dunia maya cybercrime khususnya
aturan pidana. Namun disamping hal tersebut untuk membuktikan kesalahan terhadap pelaku cybercrime, pembuktian tidak kalah pentingnya untuk menentukan
dan meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil-dalil yang dituduhkan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis melakukan penelitian mengenai Pembuktian Terhadap Tindak Pidana Cybercrime
Ditinjau Melalui Hukum Acara Pidana Indonesia dan Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam skripsi ini dibatasi
dalam 2 dua permasalahan yaitu: Bagaimana pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime ? dan Bagaimana pembuktian mengenai tindak pidana
cybercrime menurut hukum acara pidana Indonesia dan Undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik ? Permasalahan-
permasalahan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengaturan hukum pidana serta pembuktian terhadap tindak pidana cybercrime. Adapun
Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah Yuridis normatif, yaitu dengan mengkajimenganalisis norma hukum berupa bahan-bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier agar dapat menjawab setiap permasalahan. Supaya penegakan hukum tidak hanya terbatas terhadap
peningkatan kemampuan, sarana dan prasarana aparat penegak hukum tetapi juga diiringi kesadaran hukum masyarakat yang didukung dengan kerjasama dengan
penyedia layanan internet. Dalam hal kebijakan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime pada masa yang akan datang hendaknya berada dalam sistem
hukum pidana yang berlaku saat ini, hal ini juga harus didukung dengan meningkatkan komitmen strategiprioritas nasional terutama aparat penegak
hukum dalam penanggulangan tindak pidana cybercrime. Kata kunci :
Cybercrime, Pengaturan Pidana dan Pembuktian
Mahasiswa Fakultas Hukum USU Dosen Pembimbing I
Mahasiswa Fakultas Hukum USU
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Surya Perdamen Lingga Madiasa Ablizar, S.H, M.S.
Mohammad Ekaputra, S.H, M.Hum Perkembangan teknologi informasi pada saat ini telah mengubah dunia ke
era cyber dengan sarana internet yang menghadirkan cyberspace dengan realitas virtualnya menawarkan kepada manusia berbagai harapan dan kemudahan.
Akan tetapi di balik itu, timbul persoalan berupa kejahatan yang dinamakan cybercrime, kejahatan ini tidak mengenal batas wilayah serta waktu kejadian
karena korban dan pelaku sering berada di negara yang berbeda. Cybercrime dapat dilakukan melalui Internet serta sistem jaringan komputer sebagai sarana
untuk melakukan kejahatan. Oleh sebab itu perlu diberlakukan suatu aturan untuk mengurangi tindak kejahatan yang terjadi di dunia maya cybercrime khususnya
aturan pidana. Namun disamping hal tersebut untuk membuktikan kesalahan terhadap pelaku cybercrime, pembuktian tidak kalah pentingnya untuk menentukan
dan meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil-dalil yang dituduhkan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis melakukan penelitian mengenai Pembuktian Terhadap Tindak Pidana Cybercrime
Ditinjau Melalui Hukum Acara Pidana Indonesia dan Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam skripsi ini dibatasi
dalam 2 dua permasalahan yaitu: Bagaimana pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime ? dan Bagaimana pembuktian mengenai tindak pidana
cybercrime menurut hukum acara pidana Indonesia dan Undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik ? Permasalahan-
permasalahan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengaturan hukum pidana serta pembuktian terhadap tindak pidana cybercrime. Adapun
Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah Yuridis normatif, yaitu dengan mengkajimenganalisis norma hukum berupa bahan-bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier agar dapat menjawab setiap permasalahan. Supaya penegakan hukum tidak hanya terbatas terhadap
peningkatan kemampuan, sarana dan prasarana aparat penegak hukum tetapi juga diiringi kesadaran hukum masyarakat yang didukung dengan kerjasama dengan
penyedia layanan internet. Dalam hal kebijakan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime pada masa yang akan datang hendaknya berada dalam sistem
hukum pidana yang berlaku saat ini, hal ini juga harus didukung dengan meningkatkan komitmen strategiprioritas nasional terutama aparat penegak
hukum dalam penanggulangan tindak pidana cybercrime. Kata kunci :
Cybercrime, Pengaturan Pidana dan Pembuktian
Mahasiswa Fakultas Hukum USU Dosen Pembimbing I
Mahasiswa Fakultas Hukum USU
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN