Motivasi Kerja Kepemimpinan Situasional

126 Gambar 4.7 Uji F uji hipotesis secara simultan 4.1.7. Pembahasan 4.1.7.1. Kinerja Guru Hasil penghitungan mean responden pada sampel di Kecamatan Pemalang diperoleh skor 124,309. Karena kriteria baik pada rentang skor 107 – 138 maka dapat diartikan bahwa kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Pemalang yang diukur berdasarkan beberapa aspek, memiliki kinerja berkriteria baik, dan ini mengindikasikan kemampuan guru baik menyangkut membuat rencana pelajaran, melaksanakan rencana pembelajaran, melaksanakan evaluasi, hubungan antar pribadi,meningkat atau berkembang. Kondisi tersebut menandakan bahwa sebagian besar guru dapat menerima kinerja guru yang ada di SMP Negeri. Walaupun berdasarkan hasil analisis data, kinerja guru telah mencapai hasil yang baik, namun upaya-upaya dalam mengoptimalkan kinerja guru tetap masih diperlukan, baik melalui program pemerintah daerah atau pun pusat.

4.1.7.2. Motivasi Kerja

Hasil perhitungan regresi linier sederhana diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel motivasi kerja X 1 sebesar 0,833, dengan nilai konstanta sebesar 116,264, dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,748. Sehingga persamaan regresi sederhana dapat dituliskan sebagai berikut : Y = a + b1 X 1 127 Y = 116,264 + 0,833X 1 Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja X 1 secara linier mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru Y sebesar 0,833, yang artinya semakin baik motivasi kerja X 1 , maka kinerja guru Y akan mengalami kenaikan. Sedangkan jika dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,748 menunjukkan bahwa kinerja guru Y dipengaruhi oleh motivasi kerja X 1 sebesar 74,8. Hasil penghitungan mean responden pada sampel di kecamatan Pemalang diperoleh skor 102,969. Karena kriteria baik pada rentang skor 84 – 109 maka dapat diartikan bahwa motivasi kerja guru oleh kepala sekolah, menurut persepsi para responden di SMP Negeri di Kecamatan Pemalang yang diukur berdasarkan beberapa aspek memiliki kriteria baik, dan ini mengindikasikan motivasi kerja guru meningkat. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, mengenai motivasi kerja, dimana sebagian besar guru SMP Negeri di Kecamatan Pemalang menyatakan sering. Kondisi tersebut memberikan indikasi bahwa sebagian besar guru dapat menerima motivasi kerja yang ada di SMP Negeri.

4.1.7.3. Kepemimpinan Situasional

Hasil perhitungan regresi linier sederhana diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel gaya kepemimpinan X 2 sebesar 0,797, dengan nilai konstanta sebesar 110,869, dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,584. Sehingga persamaan regresi sederhana dapat dituliskan sebagai berikut : Y = a + b1 X 2 128 Y = 110,869 + 0,797X 2 Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan situasional X 2 secara linier mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru Y sebesar 0,797, yang artinya semakin baik kepemimpinan situasional X 2 , maka kinerja guru Y akan mengalami kenaikan. Sedangkan jika dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,584 menunjukkan bahwa kinerja guru Y dipengaruhi oleh kepemimpinan situasional X 2 sebesar 58,4. Hasil penghitungan responden pada sampel di Kecamatan Pemalang diperoleh skor 119,587. Karena kriteria baik pada rentang skor 104 – 135 maka dapat diartikan bahwa kepemimpinan situasional, menurut persepsi para responden di SMP Negeri di Kecamatan Pemalang yang diukur berdasarkan beberapa aspek memiliki kriteria baik, dan ini mengindikasikan kepemimpinan situasional telah berlangsung baik. Sedangkan tanggapan responden terhadap instrumen kepemimpinan situasional menunjukkan sebagian besar responden menyatakan sering. Kondisi tersebut juga memberikan indikasi bahwa sebagian besar guru dapat menerima kepemimpinan situasional yang ada di SMP Negeri di Kecamatan Pemalang. Hasil perhitungan regresi adalah sebagai berikut : Y = 106,780 + 0,547 X 1 + 0,276 X 2 Berdasarkan hasil persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan bahwa : 129 a. Nilai koefisien X 1 motivasi kerja sebesar 0,547 dengan tanda positif, menunjukkan bahwa jika motivasi kerja semakin baik dengan asumsi variabel lain dianggap ceteris paribus, maka kinerja guru Y akan mengalami kenaikan. b. Nilai koefisien X 2 kepemimpinan situasional sebesar 0,276 dengan tanda positif, menunjukkan bahwa jika kepemimpinan situasional semakin baik dengan asumsi variabel lain dianggap ceteris paribus, maka kinerja guru Y akan mengalami peningkatan. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa motivasi kerja X 1 dan kepemimpinan situasional X 2 mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru Y. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa semakin baik motivasi kerja dan kepemimpinan situasional, maka kinerja guru akan semakin meningkat. Begitu pula sebaliknya semakin buruk motivasi kerja dan kepemimpinan situasional, maka kinerja guru juga akan semakin buruk.

4.1.8. Keterbatasan Penelitian