Pengaruh Motivasi Kerja X Pengaruh Kepemimpinan Situasional X Analisis Regresi Berganda

118 Dengan jumlah data n sama dengan 97 dan jumlah variabel k sama dengan 2 serta α= 5 diperoleh angka d L = 1,62 dan d U = 1,71. Autokorelasi negatif Tanpa kesimpulan Tidak terdapat autokorelasi Tanpa kesimpulan Autokorelasi positif Gambar 4.4 Hasil Pengujian Durbin Watson Karena d = 1,756 terletak antara 4 – dU dan dU maka model persamaan regresi yang diajukan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.

4.1.6. Uji Hipotesis

Analisis regresi ini digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y secara parsial. Perhitungan regresi linier sederhana di sini menggunakan bantuan program SPSS ver. 11.5 periksa lampiran 4 b sd c. Dimana hasilnya dapat diuraikan sebagai berikut.

4.1.6.1. Pengaruh Motivasi Kerja X

1 dengan Kinerja Guru Y Hasil perhitungan regresi linier sederhana diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel motivasi kerja X 1 sebesar 0,833, dengan nilai konstanta sebesar 116,264, dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,748. Sehingga persamaan regresi sederhana dapat dituliskan sebagai berikut : Y = a + b1 X 1 dL 1,62 dU 1,71 4-dU 2,29 4-dL 2,38 DW 1,756 119 Y = 116,264 + 0,833X 1 Dimana : Y = Kinerja guru a = Konstanta X 1 = Motivasi kerja Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja X 1 secara linier mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru Y sebesar 0,833, yang artinya semakin baik motivasi kerja X 1 , maka kinerja guru Y akan mengalami kenaikan. Sedangkan jika dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,748 menunjukkan bahwa kinerja guru Y dipengaruhi oleh motivasi kerja X 1 sebesar 74,8.

4.1.6.2. Pengaruh Kepemimpinan Situasional X

2 dengan Kinerja GuruY Hasil perhitungan regresi linier sederhana diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel gaya kepemimpinan X 2 sebesar 0,797, dengan nilai konstanta sebesar 110,869, dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,584. Sehingga persamaan regresi sederhana dapat dituliskan sebagai berikut : Y = a + b1 X 2 Y = 110,869 + 0,797X 2 Dimana : Y = Kinerja guru a = Konstanta X 2 = Kepemimpinan Situasional 120 Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan situasional X 2 secara linier mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru Y sebesar 0,797, yang artinya semakin baik kepemimpinan situasional X 2 , maka kinerja guru Y akan mengalami kenaikan. Sedangkan jika dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,584 menunjukkan bahwa kinerja guru Y dipengaruhi oleh kepemimpinan situasional X 2 sebesar 58,4.

4.1.6.3. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Motivasi kerja X 1 , dan Kepemimpinan situasional X 2 terhadap variabel terikat kinerja guru Y. Perhitungan analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan program komputer SPSS Ver 11.5. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut : periksa lampiran 4 Tabel 4.8 Koefisien Regresi, Uji t dan Uji F Variabel B Uji t Sig. t Keterangan Konstanta 106,780 Motivasi kerja X 1 0,547 4,377 0,017 Menerima Ha Gaya kepemimpinan X 2 0,276 3,246 0,022 Menerima Ha R Square R 2 0,663 F hitung 7,484 Sig. F 0,000 Menerima Ha Sumber : Data primer yang diolah, 2007 121 Berdasarkan tabel 4.11, dapat ditulis persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = 106,780 + 0,547 X 1 + 0,276 X 2 Dimana : Y = Kinerja guru X 1 = Motivasi kerja X 2 = Kepemimpinan Situasional Berdasarkan hasil persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan bahwa : a. Nilai koefisien X 1 motivasi kerja sebesar 0,547 dengan tanda positif, menunjukkan bahwa jika motivasi kerja semakin baik dengan asumsi variabel lain dianggap ceteris paribus, maka kinerja guru Y akan mengalami kenaikan. b. Nilai koefisien X 2 kepemimpinan situasional sebesar 0,276 dengan tanda positif, menunjukkan bahwa jika kepemimpinan situasional semakin baik dengan asumsi variabel lain dianggap ceteris paribus, maka kinerja guru Y akan mengalami peningkatan.

4.1.6.4. Koefisien Determinasi