2.2 Gambaran perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan
kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan
Perubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang Suparyanto, 2010. Salah satu jenis kontrasepsi suntik adalah
kontrasepsi suntik 3 bulan atau Depo Provera yang mengandung DMPA Depo Medroxyprogesteron Asetat yang diberikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis
150 mg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menggunakan
kontrasepsi suntik 3 bulan mayoritas mengalami kenaikan berat badan n=33; 78,6 dengan rata-rata kenaikan 2,63 kg dan mengalami penurunan berat badan
n=9; 21,4 dengan rata-rata penurunan 1,56 kg. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Hartanto 2004 yang menyatakan
bahwa alat kontrasepsi hormonal mempunyai sifat kimiawi sehingga memiliki efek samping yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi non
hormonal seperti alat kontrasepsi mantap. Efek samping dari kontrasepsi hormonal salah satunya yaitu pertambahan berat badan. Pertambahan berat badan
yang terjadi tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama penyuntikan, namun tidak semua akseptor akan mengalami
kenaikan berat badan, karena efek dari obat tersebut tidak selalu sama pada masing-masing individu dan tergantung reaksi tubuh akseptor tersebut terhadap
metabolisme progesteron . Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Varney 2006 yang menyatakan bahwa efek samping utama pemakaian DMPA adalah
kenaikan berat badan dimana peningkatan berat badan lebih dari 2,3 kg setelah
Universitas Sumatera Utara
tahun pertama pemakaian dan selanjutnya meningkat secara bertahap selama 6 tahun. Begitu juga dengan Ratih 2009 yang menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kenaikan berat badan ada bermacam-macam, salah satunya adalah karena pengaruh hormon progesteron menyebabkan meningkatnya waktu
pengosongan lambung dan peristaltik sehingga nafsu makan meningkat. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Tyas 2012 yang
menyatakan bahwa ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan mayoritas mengalami kenaikan berat badan. Hasil penelitian ini juga didukung dengan
penelitian Kundarti 2012 mengenai hubungan KB suntik DMPA dengan peningkatan berat badan pada akseptor suntik menyatakan bahwa sebagian besar
akseptor KB suntik DMPA mengalami peningkatan berat badan dan hal ini dikarenakan dalam kontrasepsi suntik mengandung hormon progesteron yang
mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah.
Salah satu jenis kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi suntik 1 bulan atau Cyclofem yang mengandung 25 mg Depo Medroxyprogesteron Asetat dan 5 mg
Estradiol sipionat. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan sebagian besar mengalami kenaikan
berat badan n=25; 59,5 dengan rata-rata kenaikan 1,6 kg dan mengalami penurunan berat badan n=17; 40,5 dengan rata-rata penurunan 1,3 kg.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hawa 2011 yang menyatakan bahwa sebagian besar ibu yang menggunakan kontrasepsi 1 bulan mengalami
kenaikan berat badan dan sebagian kecil mengalami penurunan berat badan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Saifuddin 2006, kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan salah satu efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik.
Bertambahnya berat badan terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hormon progesteron yang terkandung dalam kontrasepsi suntik mempermudah perubahan
karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan
menurunkan aktivitas fisik, sehingga dapat menyebabkan berat badan bertambah.
2.3 Perbedaan perubahan berat badan antar ibu yang menggunakan