2. Kontrasepsi Suntik 2.1 Pengertian
Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal Octavianna, 2009.
Kontrasepsi suntik adalah suatu cara kontrasepsi dengan jalan penyuntikan sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormone progesteron dan estrogen
pada wanita usia subur Meilani, 2010.
2.2 Jenis - jenis Kontrasepsi Suntik
Menurut Pinem 2009 Kontrasepsi suntik dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan progestin dan golongan progestin dengan campuran esterogen
propionate. Jenis kontrasepsi Suntik yang mengandung progestin ada 2 macam yaitu Depo Provera yang mengandung DMPA Depo Medroxyprogesteron Asetat
yang diberikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 150 mg dan Noristerat yang mengandung NET-EN Norethindrone Enanthate yang diberikan dalam dosis
200 mg setiap 8 minggu sekali untuk 6 bulan pertama 3 kali suntikan pertama, kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu. Sedangkan kontrasepsi suntik
golongan progestin dengan campuran esterogen propionate adalah Cyclofem
yang mengandung 25 mg Depo Medroxyprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol sipionat serta suntik kombinasi yang mengandung 50 mg Noretindrone Enantat
dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan setiap bulan. Jenis-jenis kontrasepsi ini disuntikkan secara intramuskular.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Mekanisme Kerja
Menurut Pinem 2009 cara kerja kontrasepsi suntik secara umum yaitu : a.
Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone LH secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar
follicle-stimulating hormone FSH dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH LH Surge. Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi.
Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan FSH dan LH. b.
Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang
normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.
c. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari
ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk
memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi. d.
Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap
kecepatan transportasi ovum telur melalui tuba fallopi
2.4 Penggunaan