Istilah – Istilah Dan Fungsi Dari Sistem Saluran Bentuk Dan Bagian-Bagian Sistem Saluran 1. Saluran Turun

dapat dipakai karena akan terjadi pelentingan yang disebabkan kadar air dari kayu. 2. Resin sintesis Dari berbagai resin sintesis hanya resin epoksid yang banyak dipakai. Bahan ini mempunyai sifat-sifat penyusutan yang kecil pada waktu mengeras serta tahan aus yang tinggi. 3. Logam Bahan yang dipakai untuk pola logam adalah besi cor. Umumnya digunakan besi cor kelabu karena sangat tahan aus, tahan panas dan tidak mahal.Kadang-kadang besi cor liat dipakai agar lebih kuat . paduan tembaga juga sering dipakai untuk pola cetakan kulit agar dapat memanaskan cetakan yang tebal secara merata. Almunium adalah ringan dan mudah diolah, sehingga sering dipakai untuk pola atau pola untuk mesin pembuat cetakan. Baja harus dipakai untuk pena atau pegas sebagai bagian dari pola yang memerlukan keuletan. 2.5.4. Pembuatan Pola 2.5.4.1. Perhatian Pada Pembuatan Pola Setelah menentukan jenis pola, maka gambar dibuat. Pola dibagi menjadi pelat bulat, silinder, setengah lingkaran, segi empat siku, parallel epipidium, atau pelat biasa menurut bentuk dari setiap bagian pola.

2.5.4.2. Mesin Pembuat Pola

Pembuatan pola dapat dilakukan dengan menggunakan mesin perkakas. Untuk membuat pola diperlukan pengalaman, keahlian dan keha-hatian demi keselamatan karena mesin berputar dan mempunyai ujung yang tajam.

2.6. Rencana Pengecoran

Pada pembuatan cetakan harus diperhatikan sistem saluran yang mengalirkan cairan logaam kedalam rongga cetakan. Besar dan bentuknya ditentukan oleh ukuran tebalnya irisan dan macam logam yang dicairkan, kualitas coran tergantung pada sistem saluran serta keadaan penuangan.

2.6.1. Istilah – Istilah Dan Fungsi Dari Sistem Saluran

Sistem saluran adalah jalan masuk cairan logam yang dituangkan kedalam rongga cetakan. Cawan tuang merupakan penerima cairan logam langsung dari ladel. Saluran turun adalah saluran yang pertama membawa cairan logam dari cawan tuang kedalam pengalir dan saluran masuk. Pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari saluran turun ke Universitas Sumatera Utara bagian-bagian yang cocok pada cetakan. Saluran masuk adalah saluran yang mengisikan logam cair dari pengalir kedalam rongga cetakan. Gambar. 2.14. Istilah-Istilah Sistem Pengisian Sumber : Prof.Ir.Tata surdia M.S Met E, Prof.Dr. kenji Chijwa, Teknik Pengecoran logam Penerbit PT. Pradya Paramita, Jakarta 1986

2.6.2. Bentuk Dan Bagian-Bagian Sistem Saluran 1. Saluran Turun

Saluran turun dibuat lurus dan tegak dan irisan berupa lingkaran. Terkadang irisannya dari atas samapai bawah, atau mengecil dari atas kebawah. Yang kedua dipakai apabila diperlukan penahan kotoran sebanyak mungkin. Saluran turun dibuat dengan melubangi cetakan dengan menggunakan suatu batang atau dengan memasang bumbung tahan panas. 2. Cawan Tuang Cawan tuang berbentuk corong dengan saluran turun dibawahnya. Konstruksinya harus tidak dapat dilalaui oleh kotoran yang terbawa dalam logam cair, oleh karena itu cawan tuang tidak boleh terlalu dangkal. Cawan tuang dilengkapi dengan inti pemisah, dimana logam cair dituangkan disebelah kiri saluran turun. Dengan demikian inti pemisah akan menahan terak atau kotoran, sedangkan logam bersih akan lewat dibawahnya kemudian masuk kesaluran turun. Terkadang satu sumbat ditempatkan pada jalan masuk dari saluran turun agar aliran air dari logam cair pada saluran masuk cawan tuang selalu terisi. Dengan demikian kotoran dan terak akan terapung pada permukaan dan terhalang untuk masuk kedalam saluran turun. Universitas Sumatera Utara Gambar. 2.15. Istilah-Istilah Sistem Pengisian Sumber : Prof.Ir.Tata surdia M.S Met E, Prof.Dr. kenji Chijwa, Teknik Pengecoran logam Penerbit PT. Pradya Paramita, Jakarta 1986 3. Pengalir Pengalir biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau setengah lingkaran, sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan pisah dan juga pengalir mempunyai luas permukaan terkecil untuk satu luasan tertentu, sehingga lebih efektif untuk pendinginan yang lambat. Logam cair dalam pengalir masih membawa kotoran yang terapung terutama pada permukaan penuangan, sehingga harus dipertimbangkan untuk membuang kotoran tersebut. Ada beberapa cara untuk membuang kotoran tersebut yaitu sebagai berikut : a. Perpanjangan pemisah dibuat pada ujung saluran pengalir b. membuat kolam putaran pada tengah saluran pengalir dibawah saluran turun c. membuat saluran turun bantu d. membuat penyaring Universitas Sumatera Utara Gambar. 2.16. Ukuran Pengalir Sumber : Prof.Ir.Tata surdia M.S Met E, Prof.Dr. kenji Chijwa, Teknik Pengecoran logam Penerbit PT. Pradya Paramita, Jakarta 1986 Gambar. 2.17. Perpanjangan Pengalir Sumber : Prof.Ir.Tata surdia M.S Met E, Prof.Dr. kenji Chijwa, Teknik Pengecoran logam Penerbit PT. Pradya Paramita, Jakarta 1986 Universitas Sumatera Utara 4. Saluran Masuk Saluran masuk dibuat dengan irisan yang lebih kecil dari pada irisan pengalir, agar dapat mencegah kotoran masuk kedalam rongga cetakan. Bentuk irisan yang membesar kearah rongga cetakan untuk mencegah terkikisnya cetakan. Gambar. 2.18. Sistem Saluran Masuk Sumber : Prof.Ir.Tata surdia M.S Met E, Prof.Dr. kenji Chijwa, Teknik Pengecoran logam Penerbit PT. Pradya Paramita, Jakarta 1986 2.6.3. Sistem Saluran Untuk Coran Baja Sistem saluran untuk coran baja ditentukan hampir sama seperti besi cor, penuangan baja tuang sering dipakai ladel penuangan bawah. Luas saluran turun dibuat lebih besar dari pada luas nozel dari ladel untuk mencegah meluapanya logam cair, luas pengalir dibuat lebih kecil dari pada luas saluran turun dan luas saluran masuk dibuat lebih kecil dari luas saluran pengalir untuk menjamin mudahnya aliran logam cair masuk kecetakan. Luas saluran turun = 1,4 – 1,5 x Luas Nozel Luas saluran turun : luas pengalir : luas saluran masuk = 1: 1,5 – 2:2 – 4 Universitas Sumatera Utara 2.6.4. Penambah 2.6.4.1. Istilah – Istilah Dari Penambah Dan Fungsinya