Perencanaan Baut TINJAUAN PUSTAKA

3.4.2. Pemeriksaan Kekuatan Terhadap Tegangan Tarik

    +       = 2 2 . 1 r Lbt k x A F t σ Dimana : K = Konstanta yang besarnya 4 10 6 , 1 − x bila batang torak dihubungkan oleh suatu pena atau pin terhadap piston atau torak r = Radius gyrasi pada pusat batang torak mm Maka PxA F = = 7,31kgcm³x 4,3 cm² = 31,43kg Sedangkan r² = 8 . 2 45 8 23 45 . 23 [ 12 2 3 3 − − − − − − t h t b bh = ] 7 . 2 38 7 19 38 . 19 [ 12 7 . 2 38 7 19 38 . 19 3 3 − − − − − − = 5208 876680 r² = 168,33 mm² r = 12,97 mm² ≈ 13 mm² Maka didapatlah :     +       = − 2 2 4 13 198 . 10 6 , 1 1 434 43 , 31 x x t σ = t σ 3,02 kgmm² Jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa batang torak aman karena tegangan tarik yang timbul jauh lebih kecil dari tegangan izin bahan.

3.5. Perencanaan Baut

Baut merupakan alat pengikat yang digunakan untuk menghubungkan dua benda agar dapat dilepaskan jika dibutuhkan tanpa merusak benda yang disambung. Untuk mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan cara seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini batang torak juga menggunakan baut yang terletak pada poros engkol. Jika batang torak mengalami kerusakan maka tinggal membuka bautnya. Baut yang dirancang merupakan baut pengikat dimana jumlah baut yang direncanakan 2 buah. Baut yang digunakan untuk mengikat pangkal batang torak diambil dari bahan standart JIS B1051 dengan kekuatan tarik bahan b σ = 27 kgmm² Dan diambil factor keamanan S f = 6 sehingga tegangan tarik izin dapat diketahui yakni : f b t S σ σ = 6 27 = t σ = t σ 4,5 kgmm² Gaya tekan yang bekerja pada kepala silinder : = t σ p . A 2 . 4 . D p F π = F = 7,31. 0,785.11² F = 694,34 kg Gaya tekan yang dialami tiap baut adalah F w = Gaya yang dialami baut kg i f F w 17 , 347 2 34 , 694 = = = Maka diameter baut d adalah Maka 64 , . . , 4 t w f d σ π ≥ Maka 64 , . 5 , 4 . 14 , 3 17 , 347 . 4 ≥ d ≥ d 12,39 mm ≈13 mm Universitas Sumatera Utara Posisi baut yang direncanakan diperlihatkan pada gambar dibawah ini : Gambar 3.4 Posisi Baut Dari tabel ukuran standart ulir kasar metris diperoleh: - Jarak bagi = 2 mm - Tinggi kaitan H1 = 1,083 mm - Diameter luar = 14 mm - Diameter efektie = 12,70 mm - Diameter efektif = 11,835 mm Besarnya tegangan tarik t σ yang timbul pada tiap baut adalah : mm F w t 22 , 11 4       = π σ mm t 22 , 11 4 17 , 347       = π σ = t σ 3,40 kgmm² Karena tegangan tarik yang timbul lebih kecil dari tegangan tarik yang diizinkan t σ t σ maka baut yang direncanakan aman. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERENCANAAN CETAKAN

4.1. Pembuatan Pola 4.1.1. Bahan Pola Pola dipergunakan untuk pembuatan cetakan benda coran, pola yang digunakan pada pembuatan batang torak dipilih pola kayu. Pola kayu relatif lebih murah biayanya, cepat dibuat, mudah diolah dibandingkan dengan pola logam oleh karena itu umum digunakan untuk cetakan pasir. Adapaun kayu yang digunakan sebagai bahan pola adalah kayu jati, yang mudah diperoleh dan murah dipasaran serta mudah dibentuk.

4.1.2. Jenis Pola

Pola yang dipilih pada pembuatan batang torak ini yaitu pola setengah karena bentuknnya yang simetris. Kup dan drag dicetak hanya dengan setengah pola sehingga harga pola setengah dari harga pola tunggal.

4.1.3. Penentuan Tambahan Penyusutan

Karena coran menyusut pada saat pembekuan dan pendinginan maka perlu dipersiapkan penambahan untuk penyusutan. Besarnya penyusutan sering tidak isotropis, sesuai dengan bahan coran, bentuk, tempat, tebal atau ukuran coran, dan kekuatan inti.. Tabel 4.1 Tambahan penyusutan yang disarankan Tambahn Penyusutan Bahan 8 1000 Besi cor, Baja cor tipis 9 1000 Besi cor, baja bor tipis yang banyak menyusut 10 1000 Sama dengan diatas dan almunium 12 1000 Paduan almunium, Brons, Baja cor tebal 5-7 14 1000 Kuningan kekuatan tinggi , baja cor 16 1000 Baja cor tebal lebih dari 10 mm 20 1000 Coran baja yang besar 25 1000 Coran baja yang besar dan tebal Sumber : Prof.Ir.Tata surdia M.S Met E, Prof.Dr. kenji Chijwa, Teknik Pengecoran logam Penerbit PT. Pradya Paramita, Jakarta 1986, hal 52 Universitas Sumatera Utara