Bentuk-Bentuk Kesepian Penyebab Kesepian

akan disertai oleh berbagai macam emosi negatif seperti depresi, kecemasan, ketidakbahagiaan, ketidakpuasan, serta menyalahkn diri sendiri Anderson,1994. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang disebabkan tidak adanya hubungan sosial seperti yang diharapkan dan tidak adanya hubungan intim karena terputusnya kontak sosial dengan orang-orang tertentu seperti anak, pasangan, orangtua atau relasi.

2. Bentuk-Bentuk Kesepian

Weiss Dalam Santrock, 2003 menyebutkan adanya dua bentuk kesepian yang berkaitan dengan tidak tersedianya kondisi sosial yang berbeda, yaitu: a. Isolasi Emosional emotional isolation adalah suatu bentuk kesepian yang muncul ketika seseorang tidak memiliki ikatan hubungan yang intim,; orang dewasa yang lajang, bercerai, dan ditinggal mati oleh pasangannya sering mengalami kesepian jenis ini. b. Isolasi Sosial social isolation adalah suatu bentuk kesepian yang muncul ketika seseorang tidak memiliki keterlibatan yang terintegrasi dalam dirinya; tidak ikut berpartisipasi dalam kelompok atau komunitas yang melibatkan adanya kebersamaan, minat yang sama, aktivitas yang terorganisir, peran-peran yang berarti; suatu bentuk kesepian yang dapat membuat seseorang merasa diasingkan, bosan dan cemas. Sementara menurut Young dalam Weiten Lloyd,2006 membagi kesepian dalam tiga bentuk berdasarkan durasi kesepian yang dialami, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Transient Lonelliness , yaitu perasaan kesepian yang singkat dan muncul sesekali , hanya dialami individu ketika kehidupan sosialnya sudah cukup layak. b. Transitional Lonellines, yaituketika individu yang sebelumnya sudah merasa puas dengan kehidupan sosialnya menjadi kesepian setelah mengalami gangguan dalam hubungan sosialnya kematian orang yang dicintai, perceraian, pindah kelokasi baru. c. Chronic Lonelliness , yaitu kondisi yang mempengaruhi seseorang yang tidak mampu mengembangkan kepuasan dalam jaringan sosial yang dimilikinya setelah jangka waktu tertentu. Chronic Lonelliness menghabiskan waktu yang panjang dan tidak dapat dihubungkan dengan stressor yang spesifik. Orang yang mengalami Chronic Lonelliness bisa saja berada dalam kontak sosial namun tidak memperoleh tingkat intimasi dengan orang lain dalam interaksi tersebut Berg Peplau,1982 .

3. Penyebab Kesepian

Menurut Brehm et.al 2002 terdapat empat hal yang menyebabkan seseorang mengalami kesepian, yaitu: a. Ketidakadekuatan dalam hubungan yang dimiliki seseorang Menurut Brehm et.al 2002, hubungan seseorang yang tidak adekuat akan menyebabkan seseorang tidak puas akan hubungan yang dimilikinya. Ada banyak alasan seseorang merasa tidak puas dengan hubungan yang dimilikinya tersebut. Universitas Sumatera Utara Rubenstein dan Shaver dalam Brehm,dkk,2002 menyimpulkan beberapa alas an yang banyak dikemukakan oleh orang yang kesepian, yaitu sebagai berikut: a. Being Unattached; tidak memiliki pasangan, tidak memiliki patner seksual, berpisah dengan pasangan atau kekasih. b. Alienation terasing; merasa berbeda,merasa tidak dimengerti, tidak dibutuhkan dan tidak memiliki teman dekat. c. Being Alone hidup sendiri; pulang kerumah tanpa ada yang menyambut. d. Force Isolation Pengasingan; dikurung didalam rumah, dirawat inap dirumah sakit, tidak bisa kemana-mana. e. Dislocation Dislokasi; jauh dari rumah merantau, memiliki pekerjaan atau sekolah baru, sering pindah rumah dan sering melakukan perjalanan jauh. Kelima kategori ini dapat dibedakan berdasarkan berdasarkan penyebabnya. being unattached, alienation, being alone disebabkan oleh karakteristik individu yang kesepian, sedangkan force isolation, dislocation disebabkan oleh karakteristik orang-orang yang berada disekitar lingkungan individu yang merasa kesepian. b. Terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu hubungan. Kesepian juga dapat muncul karena terjadinya perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu hubungan. Pada saat hubungan sosial yang Universitas Sumatera Utara dimiliki seseorang cukup memuaskan, orang tersebut tidak mengalami kesepian. Akan tetapi ada saat dimana hubungan tersebut tidak lagi memuaskan, karena orang itu telah merubah apa yang diinginkannya dari hubungan tersebut. Menurut Peplau dalam Brehm et.al,2002 perubahan itu dapat muncul dari beberapa sumber yaitu: 1. Perubahan mood seseorang. jenis hubungan yang diinginkan seseorang ketika sedang senang berbeda dengan jenis hubungan ketika sedang sedih. 2. Usia. seiring dengan bertambahnya usia, perkembangan seseorang membawa berrbagai perubahan yang akan mempengaruhi harapan atau keinginan orang itu terhadap suatu hubungan. 3. Perubahan situasi. Banyak orang tidak mau menjalin hubungan emosional yang dekat dengan orang lain yang sedang membina karir. Ketika karir sudah mapan orang tersebut akan dihadapkan pada kebutuhan yang besar akan sesuatu hubungan yang memiliki komitmen secara emosional. c. Self-Esteem Kesepian berhubungan dengan self-esteem yang rendah. Orang yang memiliki self-esteem yang rendah cenderung merasa tidak nyaman pada situasi yang beresiko secara sosial misalnya berbicara didepat umum dan berada dikerumunan orang yang tidak dikenal. Dalam keadaan seperti ini orang tersebut Universitas Sumatera Utara akan menghindari kontak-kontak sosial tertentu secara terus-menerus akibatnya akan mengalami kesepian. d. Perilaku interpersonal Perilaku interpersonal akan menentukan keberhasilan individu dalam membangun hubungan yang diharapkan. Dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami kesepian, akan menilai orang lain secara negative, tidak begitu menyukai orang lain, tidak mempercayai orang lain, mengintepretasi tindakan orang lain secara negative, dan cenderung berpegang pada sikap-sikap yang bermusuhan. Orang yang mengalami kesepian juga cenderung terhambat keterampilan sosial, cenderung pasif dibandingkan orang yang tidak mengalami kesepian , ragu-ragu dalam mengekspresikan pendapat didepan umum, cenderung tidak responsive, tidak sensitive secara sosial, dan lambat membangun keintiman dalam hubungan yang dimilikinya dengan orang lain. Perilaku akan membatasi kesempatan seseorang tersebut untuk bersama dengan orang lain dan memiliki kontribusi terhadap pola interaksi yang tidak memuaskan Perlman, Saks Krupart, dalam Brehm et.al, 2002. e. Atribusi Penyebab Menurut pandangan Peplau Perlman dalam Brehm et.al, 2002, perasaan kesepian muncul sebagai kombinasi dari adanya kesenjangan hubungan sosial pada individu ditambah dengan atribusi penyebab. Atribusi penyebab dibagi menjadi komponen internal-eksternal dan stabil-tidak stabil. Penjelasan dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 1 Penjelasan Kesepian Berdasarkan Atribusi Penyebab Sumber: Shaver Rubeinstein dalam Brehm et.al, 2002 Tabel diatas menunjukan bahwa individu yang memandang kesepian secara internal dan stabil menganggap dirinya adalah penyebab kesepian sehingga individu lebih sulit untuk keluar dari rasa kesepian tersebut. Individu yang memandang kesepian secara internal dan tidak stabil memandang kesepian yang dialaminya hanya bersifat sementara dan berkeinginan menemukan orang lain untuk mengatasi kesepian yang dialaminya. Individu yang mengalami kesepian secara eksternal dan stabil menganggap hanya karena keadaan lingkunganlah yang menyebabkannya merasa kesepian. Sedangkan individu yang memandang kesepian secara eksternal-tdan tidak stabil berharap sesuatu dapat merubah Kestabilan Penyebab Internal Eksternal Stabil Saya kesepian karena saya tidak dicintai. Saya tidak akan pernah dicintai. Orang-orang disini tidak menarik. Tidak satupun dari mereka yang mau berbagi. Saya rasa saya akan pindah. Tidak Stabil Saya kesepian saat ini, tapi tidak akan lama, saya akan menghentikannya dengan pergi dan bertemu orang baru. Semester pertama memang selalu buruk, saya yakin segalanya akan menjadi baik diwaktu yang akan datang. Universitas Sumatera Utara keadaan menjadi lebih baik sehingga memungkinkan untuk dapat keluar dari kesepian tersebut.

4. Perasaan Kesepian

Dokumen yang terkait

Komunikasi Keluarga Dalam Hubungan Jarak Jauh (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

47 223 112

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

2 84 9

Sistem Pengontrolan Lampun Jarak Jauh Mengunakan Modem Wavecome Dan Sensor LDR Berbasis Mikrockontroler Atmega 8535

2 84 88

Sistem Pengiriman Data Temperatur Jarak Jauh Menggunakan Infrared Berbasis AT89S51

1 31 68

Pengendali Jarak Jauh (Remote Control)Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Dengan Dioda Led Sebagai Pemancar Gelombang Inframerah

0 38 58

Pemanfaatan Dtmf Sebagai Pengendali Alat-Alat Listrik Jarak Jauh Berbasis Mikrokontroler AT89S52.

0 28 66

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Trust Pada Individu Yang Menjalani Pacaran Jarak Jauh

2 66 140

Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Pada Mahasiswa Yang Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh di Universitas "X" Bandung.

0 0 38

GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN.

1 1 9

POLA KOMUNIKASI PASANGAN YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Pasangan yang Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh atau Long Distance Relationship (LDR) Dalam Memelihara Hubungan di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu S

9 28 17