c. Elektronik mail E-mail
Merupakan bentuk komunikasi denagn menulis, mengirim dan menerima pesan melalui sistem komunikasi elektronik dengan bantuan internet.
d. Online Chatting Sessions
Bentuk komunikasi ini juga dibantu oleh sistem internet. Melakukan percakapan langsung denagn pasangan dalam bentuk tulisan.
C. Mahasiswa
Mahasiswa menurut Salim Salim dalam kamus umum bahasa Indonesia, 2002 adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan
diperguruan tinggi. Masa mahasiswa meliputi rentang umur dari 1819 tahun sampai 2425
tahun Winkel, 1997. Menurut Hurlock 1999 masa ini termasuk kedalam masa dewasa dini. Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur
40 tahun. Rentang umur mahasiswa ini masih dapat dibagi-bagi atas periode 1819 tahun sampai 2021 tahun, yaitu mahasiswa dari semester I sd semester IV; dalam
periode waktu 2122 tahun sampai 2425 tahun, yaitu mahasiswa dari smester V sd semester VIII Winkel, 1997.
Pada rentang umur yang pertama pada umumnya tampak ciri-ciri sebagai berikut: stabilitas dalam kepribadian mulai meningkat; pandangan yang lebih
realistis tentang diri sendiri dan lingkungan hidupnya; kemampuan untuk menghadapi segala permasalahan secara lebih matang; gejolak-gejolak dalam
alam perasaan mulai berkurang. Meskipun demikian ciri khas dari masa remaja
Universitas Sumatera Utara
masih sering muncul tergantung dari laju perkembangan masing-masing mahasiswa. Pada rentang umur yang kedua pada umumnya tampak ciri-ciri
sebagai berikut: usaha memantapkan diri dalam hubungan keahlian yang telah dipilih maupun yang berkaitan dengan percintaan; memutarbalikkan pikiran untuk
mengatasi beraneka ragam masalah. Pada masa ini terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus diperhatikan terutama yang bersifat psikologis, seperti; mendapat
penghargaan dari teman, dosen, dan sesama anggota keluarga lainnya; mempunyai pandangan spiritual tentang makna kehidupan manusia; memiliki rasa harga diri
dengan mendapatkan tanggapan dari lawan jenis dan menikmati rasa puas karena sukses dalam studi akademik Winkel, 1997.
D. Gambaran Kesepian Pada Mahasiswa yang Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh
Berdasarkan jarak, Hampton 2004 membagi pacaran Romantic Relationship dalam dua tipe yaitu Proximal Relationship PRs dan Long
Distance Relationship LDRs. Proximal Relationship dikenal sebagai pacaran lokal dimana pasangan-pasangan yang menjalin hubungan pacaran berada pada
lokasi yang sama. Long Distance Relationship adalah pacaran yang sering disebut dengan pacaran jarak jauh.
Mayntz 2006 menyatakan bahwa pada umumnya, pacaran jarak jauh terjadi pada pasangan yang telah bersama sebelumnya dan salah seorang dari
mereka harus ditempatkan ditempat lain karena adanya faktor pekerjaan, sehingga memaksa hubungan mereka terpisah oleh jarak. Knys 1989 juga menyatakan
Universitas Sumatera Utara
pacaran jarak jauh adalah suatu hubungan antara dua pihak yang saling berkomitmen dimana individu tidak dapat selalu berada secara berdekatan satu
sama lain, dan tidak dapat bertemu ketika mereka saling membutuhkan, karena bersekolah atau bekerja pada kota yang berbeda, pulau yang berbeda, bahkan
negara ataupun benua yang berbeda. Keterpisahan fisik dengan orang yang selama ini dianggap dekat sering
kali menjadi pengalaman yang menyakitkan dan dapat mempengaruhi hampir setiap sisi dalam kehidupan. Ketika pasangan mengalami perpisahan dalam
menjalani hubungan pacaran jarak jauh, kemungkinan akan muncul kesepian Fischman, dalam Baron Byrne, 1997. Hal ini dikarenakan mereka sebelumnya
telah menghabiskan waktu bersama, saling memberi dan menerima, mengekspresikan diri dan menjalankan komitmen bersama.
Menurut penelitian Stroube 2000, individu yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh pasti akan merasakan kesepian. Apapun tipe kepribadiannya,
baik introvert Maupun ekstrovert individu yang menjalani pacaran jarak jauh, perasaan kesepian pasti akan muncul pada diri individu tersebut, hanya cara
mengatasinya saja yang berbeda. Selanjutnya, Baron Byrne 1997menyatakan bahwa pacaran jarak jauh akan menyebabkan rasa kesepian, hal ini dikarenakan
keinginan memiliki hubungan interpersonal yang dekat, tetapi tidak bisa mendapatkanny karena harus berpisah baik fisik maupun non fisik.
Menurut De Jong Gierveld 1987 kesepian sebagai suatu situasi dimana jumlah atau kuantitas dari hubungan yang ada lebih kurang dari hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
diinginkan, ataupun situasi dimana keintiman yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan Dalam Gierveld Havens, 2004.
Weiss dalam Santrock, 2003 menyatakan adanya dua jenis kesepian yaitu isolasi emosional dan isolasi sosial yang berkaitan dengan tidak tersedianya
kondisi sosial yang berbeda-beda. Isolasi emosional emotional isolation adalah suatu bentuk kesepian yang muncul ketika seseorang tidak memiliki ikatan
hubungan yang intim; orang dewasa yang lajang, bercerai, dan ditinggal mati oleh pasangannya sering mengalami kesepian jenis ini. Sebaliknya, isolasi sosial
social isolation adalah suatu bentuk kesepian yang muncul ketika seseorang tidak memiliki keterlbatan dalam kelompok atau komunitas yang melibatkan
adanya kebersamaan, minat yang sama, aktivitas yang terorganisir, pera-peran yang berarti; suatu bentuk kesepian yang dapat membuat seseorang merasa
diasingkan, bosan dan cemas. Menurut Rubeinstein, Shaver Peplau dalam Brehm, 2002 menyatakan
ada empat kategori perasaan yang dirasakan oleh seseorang ketika mengalami kesepian, yaitu: desperation, impatient boredom, self-deprecation, dan
depression. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik ingin mengetahui gambaran
kesepian pada mahasiswa yang menjalani pacaran jarak jauh. Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa karena sesuai yang dikatakan oleh Dellmann-
Jenkins, Bernard-Paolucci Rushing dalam Dainton Aylor, 2001 bahwa 25 -40 hubungan yang dijalani oleh mahasiswa dalam lingkungan universitas
merupakan pacaran jarak jauh.
Universitas Sumatera Utara
E. Paradigma Penelitian