13 sekedar menduduki suatu otoritas. Kendati posisi
otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar
menduduki posisi itu tidak menandai sesorang untuk menjadi pemimpin.
3 Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain
untuk mengambil tindakan Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai
cara, seperti menggunkan otoritas yang terlegitimasi, meciptakan model menjadi teladan, penetapan
sasaran, memberi imbalan dan hukum, restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan
visi.
2.2. Kepemimpinan transformasional
Tipe kepemimpinan transformasional ini mula- mula digagas oleh Burn yang diterapkan olehnya dalam
konteks politik. Selanjutnya, kepemimpinan transformasional ini diterapkan oleh Bass ke dalam
konteks organisasi Eisenbach, et al., 1999 dalam Harsiwi 2003. Kepemimpinan transformasional
didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan perubahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini
membutuhkan tindakan motivasi bawahannya agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran “tingkat tinggi”
yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu Bass, 1985 dalam Harsiwi 2003.
14 Yukl 1998 menyimpulkan esensi kepemimpinan
tranformasional adalah memberdayakan para pengikutnya untuk berkinerja secara efektif dengan
membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai baru, mengembangkan keterampilan dan kepercayaan
mereka, menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangannya inovasi dan kreativitas. House dkk
1996 dalam Suyanto 2003 dan Crowford 2002 menyatakan bahwa pemimpin yang transformasional
memotivasi bawahannya untuk “berkinerja di atas dan melebihi panggilan tugasnya”. Esensi kepemimpinan
transformasional adalah sharing of power dengan melibatkan bawahan secara bersama-sama untuk
melakukan perubahan. http:pdk.go.idjurnal
diambil tanggal 20 Maret 2005. Kepemimpinan transformasional menurut
pendapat Seidman McCauley 2011 merupakan hal utama tentang kebutuhan nyata untuk memotivasi
orang lain dalam organisasi untuk melakukan perubahan dengan meningkatkan performa kerja
mereka. Hal ini menyeluruh dan bergantung pada stimulan intrinsik motivasi dari para pengikut.
Kepemimpinan transformasional membutuhkan keseimbangan akan keterampilan, pengetahuan, dan
pengalaman beragam yang relatif dimiliki oleh beberapa orang.
Mengapa kepemimpinan transformasional penting bagi suatu organisasi? Kepemimpinan
15 transformasional secara langsung berkorelasi pada
kinerja tinggi jangka panjang. Bass 1985 transformasional leadership yang
dibangun atas gagasan yang lebih awal dari Burns 1978. Para pengikut seorang pemimpin
transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat terhadap pemimpin
tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan terhadap
mereka. Secara ringkas pemimpin tersebut mentransformasi dan memotivasi para pengikutnya
untuk sadar akan pentingnya hasil suatu pekerjaan, dengan demikian maka usaha yang perlu dilakukan
adalah perubahan pemikiran bahwa kepentingan organisasi menjadi prioritas utama dibandingkan
kepentingan diri sendiri. Formulasi asli dari teori Bass di atas mencakup
tiga komponen kepemimpinan transformasional yaitu, a Karisma. Karisma didefinisikan sebagi sebuah
proses yang padanya seorang pemimpin mempengaruhi para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang
kuat dan identifikasi dengan pemimpin tersebut. b Stimulasi intelektual intellectual stimulation, adalah
sebuah proses yang padanya pemimpin meningkatkan kesadaran para pengikut terhadap masalah-masalah
dan mempengaruhi para pengikut untuk memandang masalah-masalah dari sebuah perspektif yang baru. c
perhatian yang diindividualisasi individualized consideration termasuk memberi dukungan,
16 membesarkan hati, dan memberi pengalaman-
pengalaman tentang pembangunan kepada para pengikut.
Sebuah revisi dari teori Bass tersebut menambahkan perilaku transformasional lain yang
disebut inspirasi motivasi inspirasional, yang didefinisikan sebagai sejauh mana seorang pemimpin
mengkomunikasikan sebuah visi yang menarik menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan
usaha-usaha bawahan, dan memodelkan perilaku- perilaku yang sesuai Bass Aviola, 1990. Perilaku-
perilaku komponen dari kepemimpinan transformasional saling berhubungan untuk
mempengaruhi perubahan-perubahan pada para pengikut, dan efek-efek yang dikombinasikan
membedakan antara kepemimpinan tranformasional dan karismatik.
Luthans 1995 dalam Suyanto 2001 menyampaikan ciri-ciri seorang pemimpin yang telah
berhasil menerapkan tipe kepemimpinan transformasional adalah memposisikan diri sebagai
agen perubahan didukung oleh dedikasi yang tinggi, bijaksana, visioner, dan terus menerus meningkatkan
kemampuan dirinya seiring dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekeliling.
Selanjutnya, Bass dan Avolio 1994:2 menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional
berhubungan erat dengan peningkatan budaya kerja
17 pengikut. Pernyataan tersebut ditampakkan oleh
kepemimpinan transformasional ketika pemimpin:
Stimulate interest among collogues and followers to view their work from new perspectives, generate
awareness of the mission or vision of the team and organization, develop collgues and followers to
higher levels of ability and potential, and motivate collgues and follwers to look beyond their own
interests toward those that will benfit group.
Konseptual kepemimpinan transformasional tranformasional leadership, menurut Bass 1990,
1997 dan Bas dan Avolio 1994, 1995 dalam Eeden, dkk 2008 memiliki empat dimensi, yaitu:
1 Idealized influence pengaruh ideal, yang
merupakan gambaran bahwa perilaku pemimpin yang membuat para bawahannya mengagumi,
menghormati dan sekaligus mempercayainya, 2
Inspirational motivation motivasi inspirasi, yang menggambarkan bahwa seorang pemimpin mampu
mengartikulasikan penggarapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, melaksanakan komitmennya
terhadap tujuan organisasi, mampu memotivasi tim dalam organisasi,
3 Intellectual stimulation stimulasi intelektual, yang
menggambarkan bahwa seorang pemimpin mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi
yang kreatif terhadap permasalahan yang dihadapi bawahan,
18 4
Individualized consideration konsiderasi individu, yang menggambarkan bahwa seorang pemimpin
mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan dari bawahan dan secara khusus mau
memperhatikan kebutuhan bahwa dalam pengembangan karir.
Kepemimpinan transformasional dinyatakan sukses bila pemimpin dapat mengajarkan ke lima
keterampilan kepada orang lain Anderson, 1998, yaitu; bagaimana seorang pemimpin mampu untuk me-
manage diri sendiri yang didukung oleh kemampuan interpersonal komunikasi untuk membangun
kepercayaan bagi orang lain dan mampu mengelola konflik yang berkembang dilingkungan sekitarnya.
Pengembangan organisasi berkesinambungan ke depan merupakan tugas dari seorang pemimpin melalui
pengelolaan sumber daya yang ada, terutama sumber daya manusia. Agar mampu mencapai hal tersebut
maka penting bagi seorang pemimpin memiliki gaya yang luwes, memiliki peran nyata dalam setiap tahap
perkembangan organisasi, dan terampil dalam berbagai fasilitasi.
Keterampilan-keterampilan inilah yang membentuk dasar untuk membangun sebuah
organisasi kepemimpinan. Anderson 1998 menyatakan seorang pemimpin dapat meningkatkan
nilai perilaku kepemimpinan dengan cara mempelajari dan menerapakan langkah-langkah perilaku
kepemimpinan transforming.
19
2.3. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah