Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berfikir

35 Adapun kerangka berfikir yang lebih mudah dimengerti dapat dilihat pada Gambar 1. Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir - Guru masih menerapkan metode konvensional - Siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru - Beberapa siswa berbicara sendiri dan ramai sendiri - Beberapa siswa diam dan tidak aktif dalam pembelajaran - Pemahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan masih lemah. Metode Pembelajaran Make A Match - Perencanaan - Pelaksanaan - Pengamatan - Refleksi Proses pembelajaran Melakukan Persiapan Pengolahan - Meningkatnya Pemahaman Melakukan Persiapan Pengolahan - Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran Permasalahan Hasil Observasi Awal Tindakan Kelas 36

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir dalam penelitian ini, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian, yaitu siswa kelas X Jurusan Jasa Boga SMK Negeri 1 Kalasan yang belajar mata pelajaran Melakukan Persiapan Pengolahan ada penigkatan pemahaman setelah penerapan metode pembelajaran Make A Match. 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas X Jurusan Jasa Boga SMK Negeri 1 Kalasan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 - Maret 2013.

B. Subyek Penelitian

Dalam suatu penelitan, cara penentuan subyek diperlukan karena pada subyek penelitan itulah data tentang variabel penelitian yang akan diamati. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Jurusan Jasa Boga di SMK Negeri 1 Kalasan yang menempuh mata pelajaran Melakukan Persiapan pengolahan dengan jumlah 25 siswa.

C. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk menerapkan strategi pembelajaran pada situasi yang alamiah. Action research memilik asumsi bahwa pengetahuan dapat dibangun dari pengalaman yang diperoleh dari tindakan action. Dengan adanya asumsi tersebut, maka akan memberikan peluang untuk meningkatkan kemampuannya 38 melalui tindakan – tindakan penelitian. Peneliti yang melakukan penelitian tindakan diasumsikan memiliki keahlian untuk mengubah kondisi, perilaku, dan kemampuan siswa yang menjadi sasaran penelitian Endang Mulyatiningsih, 2011:60.

D. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus menggunakan 4 komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi dalam spiral yang selalu terkait Endang Mulyatiningsih, 2011:70. Pada pelaksanaan penelitian, desain penelitian sangat diperlukan untuk penelitian yang matang sesuai yang direncanakan. Berikut adalah desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Keterangan : 1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi Sumber : Endang Mulyatiningsih, 2011:71 Gambar 2. Siklus PTK Model Spiral 39 Rancangan – rancangan dalam penelitian ini diantaranya : 1. Perencanaan Tindakan Menurut Suhardjono 2008:75 perencanaan dilakukan dengan cara menyusun rencana tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilaksanakan. Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati. Kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan dilaksanakan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut : a. Tahap persiapan sebelum tindakan adalah mengajukan surat ijin penelitian ke sekolah untuk dapat melakukan observasi kelas dan wawancara dengan guru pengampu berkaitan dengan penyampaian materi, jadwal penelitian, format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan Batas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebagai acuan dalam melakukan penelitian tindakan kelas. b. Perencanaan selanjutnya untuk mempersiapkan penelitian tindakan kelas adalah penyusunan instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi untuk memantau aktivitas siswa dalam penerapan metode pembelajaran Make A Match yang disertakan pada lampiran I. 40 c. Penyusunan perangkat pembelajaran yang terdiri dari handout dan kartu – kartu pertanyaan dan jawaban yang di sertakan pada lampiran II. d. Penyusunan soal pre-test dan post test yang terdiri dari dua siklus agar dapat mengukur peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Soal ini telah divalidasi dengan salah satu dosen ahli kemudian diujicobakan kepada kelas yang tidak mendapat tindakan yaitu kelas XII Jasa Boga untuk mengetahui validitas dan reabilitas soal. e. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang disertakan pada lembar lampiran I. 2. Pelaksanaan Tindakan Tahapan kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah tindakan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas Suharsimi, 2008:18. Pelaksanaan dilaksanakan oleh peneliti untuk memperbaiki masalah. Selama pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai pelaksana tindakan mengacu pada apa yang telah dirumuskan pada perencaan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kelemahan dalam pelaksanaan tindakan, persiapan perlu dilakukan secara maksimal agar pelaksanaan tindakan tidak mengalami kesulitan. Dalam penelitian ini peneliti memodifikasi metode pembelajaran Make A Match dengan langkah – langkah sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VI Peningkatan Motivasi Belajar Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode MAke A Match Pada Siswa Kelas VI Semester 1 SD Myhammadiyah Blora Tahun 2015/2016.

0 3 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Make a- Match Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Papahan Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 14

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS PENYAJIAN PADA MATA PELAJARAN BOGA DASAR KELAS X JASA BOGA SMK NEGERI 1 KALASAN.

0 2 183

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATERI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYURAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA ASPEK PENGOLAHAN KELAS VII C DI SMP NEGERI 4 KALASAN.

3 8 182

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN MELAKUKAN PERSIAPAN PENGOLAHAN DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

0 0 191

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM PEMAHAMAN KONSEP MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA

0 0 11