Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN
                                                                                55 sistematik sehingga diperoleh butir instrumen yang tepat Reynolds, C.R.,
Rivingston,  R.B.    Willson,  V.,  2010:127.  Instrumen  yang  diperiksa berupa tes pemahaman dan kartu
– kartu untuk metode pembelajaran Make A  Match.  Instrument  divalidasi  oleh  Dosen  Pendidikan  Teknik  Boga
Universitas  Negeri  Yogyakarta  dan  Guru  mata  pelajaran  Melakukan Persiapan Pengolahan MPP di SMKN 1 Kalasan.
Berdasarkan  hasil  konsultasi  validitas  instrument  yang  dilakukan, tes  pemahaman  perlu  diadakan  perbaikan.  Pada  instrumen  siklus  I  dan  II
harus  diperhatikan  urutan  pilihan  jawaban.  Jawaban  diurutkan  sesuai panjang  pendek  kalimatnya  atau  besar  kecil  angka.  Selain  itu,  tata  tulis
juga  harus  diperhatikan  seperti  opsi  jawaban  harus  ditulis  dengan  huruf besar.  Kartu  untuk  metode  pembelajaran  5  kartu  diperbaiki  untuk
penulisan kalimatnya. b.  Validitas Konstruk Construct Validity
Soal yang telah dikonsultasikan pada expert judgement selanjutnya dilakukan  uji  coba  dan  analisis.  Uji  coba  instrumen  dilakukan  kepada  28
siswa di kelas XII Jasa Boga. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis. Hasil  penelitian  dapat  dikatakan  valid  bila  terdapat  kesamaan  antara  data
yang  terkumpul  dengan  yang  sesungguhnya  terjadi  pada  obyek  yang diteliti.
Untuk  mengetahui  butir  soal  tersebut  valid  atau  tidak menggunakan  rumus  korelasi  point  biserial.  Hasil  perhitungan  dengan
56 korelasi  point  biserial  kemudian  dibandingkan  ke  r  tabel  hasil  korelasi
product moment. Rumus korelasi point biserial adalah sebagai berikut.
Keterangan : =  Koefisien korelasi point biserial
=  Rerata skor dari subyek yang menjawab benar =  rerata skor total
=  proporsi peserta didik yang menjawab benar p
= q
=  Proporsi peserta didik yang menjawab salah q=1-p
Suharsimi Arikunto, 2006:283-284
Hasil  r  tabel  dengan  jumlah  siswa  sebanyak  25  didapatkan  0,396. Jika  hasil  r  hitung  lebih  tinggi  daripada  r  tabel  maka  soal  tersebut
dikatakan valid, dan jika hasil r hitung lebih rendah daripada r tabel maka soal tersebut dikatakan tidak valid atau dinyatakan gugur. Analisis uji coba
instrument  dilakukan  dengan  program  iteman.  Instrumen  yang  digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 20 butir soal pada siklus I dan 30 butir soal
untuk  siklus  II.    Berdasarkan  perhitungan  uji  validitas  dengan  bantuan program iteman diperoleh bahwa dari 20 butir soal pemahaman siswa pada
siklus I, 2 butir soal dinyatkan gugur sehingga jumlah butir soal yang valid adalah 18 butir soal. Pada siklus II, 30 butir soal pemahaman siswa, 2 butir
57 soal  dinyatakan  gugur  sehingga  jumlah  butir  soal  yang  valid  adalah  28
butir soal.
2.  Reliabilitas Instrumen  yang  reliabel  berarti  instrumen  yang  digunakan  beberapa
kali  untuk  mengukur  obyek  yang  sama,  akan  menghasilkan  data  yang  sama. Pengujian reliabilitas intrumen menggunakan internal consistency. Reliabilitas
dilakukan  dengan  cara  mencobakan  instrument  sekali  saja.  Tes  yang digunakan untuk mengukur hasil pemahaman siswa berupa tes pilihan ganda.
Oleh  sebab  itu,  reliabilitas  tes  diperoleh  dengan  menggunakan  rumus  Alfa Croncbach  dengan  menggunakan  program  iteman  yang  dapat  memudahkan
pengolahan data Zainal Arifin,2012:264. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan : R
=   jumlah butir soal
=
varian butir soal
=
varian skor soal
58 Untuk  soal  yang  bersifat  dikotomi  seperti  pilihan  ganda,  varian  butir  soal
diperoleh dengan rumus:
Keterangan: p
i
=  tingkat kesukaran soal q
i
=  1-P
i
Zainal Arifin, 2012:264 Nunnaly  1994  dalam  Imam  Gozali  2011  menyatakan  bahwa  suatu
konstruk  atau  instrumen  soal  dapat  dikatakan  reliabel  jika  memberikan  nilai koefisien  Alpha  Crobanch    0,70  .  Uji  reliabilitas  soal  pada  penelitian  ini
dilakukan dengan bantuan program iteman. Instrumen tes pemahaman siklus I diperoleh dengan koefisien sebesar 0,870 sedangkan untuk instrumen siklus II
diperoleh  koefisien  sebesar  0,919.  Berdasarkan  kriteria  tersebut,  maka instrumen  tersebut  memiliki  tingkat  reliabilitas  yang  tinggi  sehingga  siap
digunakan untuk memperoleh data.
3.  Tingkat Kesukaran Butir Soal Soal  yang  baik  merupakan  soal  yang  tidak  terlalu  mudah  dan  tidak
terlalu  sulit.  Soal  yang  mudah  tidak  merangsang  siswa  untuk  mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sulit menyebabkan
siswa menjadi putus asa, tidak mempunyai semangat untuk mencoba kembali memecahkan  soal  karena  diluar  kemampuannya  dan  tidak  memberikan
peluang  kepada  siswa  yang  mempunyai  kemampuan  rendah.  Kriteria  yang