Ranah Kognitif Tinjauan tentang Pemahaman

21 mendeteksi ciri – ciri atau pola – pola yang sesuai dengan contoh dan konsep tersebut. Mengklasifikasikan adalah proses kognitif yang melengkapi proses mencontohkan. Jika mencontohkan dimulai dengan konsep umum dan mengharuskan siswa menemukan contoh tertentu, mengklasifikasikan dimulai dengan contoh tertentu dan mengharuskan siswa menemukan konsep tersebut. Mengklasifikasikan dikenal dengan pengkategorian. Mengklasifikasikan memiliki format asesmen berupa tes jawaban singkat, dalam hal ini siswa diberi suatu contoh dan diharuskan membuat konsep yang sesuai dengan konsep tersebut. Tes pilihan ganda juga digunakan dalam format asesmen pengklasifikasian, dalam hal ini siswa diberi suatu contoh dan kemudian memilih konsep dari pilihan – pilihan konsep. Dalam tes pilihan, siswa diberi sejumlah contoh dan diharuskan menentukan manakah yang termasuk dalam suatu kategori dan manakah yang tidak, atau diharuskan menempatkan satu contoh ke dalam salah satu dari banyak kategori. 4 Merangkum Merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang mereprentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksikan sebuah tema. Merangkum melibatkan proses membuat ringkasan informasi. Merangkum menggunakan format asesmen berupa tes jawaban singkat atau pilihan ganda, yang berkenaan dengan penentuan tema atau pembuatan rangkuman. 22 5 Menyimpulkan Menyimpulkan terjadi ketika siswa dapat mengabstraksikan sebuah konsep yang menerangkan contoh – contoh tersebut dengan mencermati ciri – ciri setiap contohnya dan menarik hubungan dari ciri – ciri tersebut. Menyimpulkan dapat menggunakan salah satu format asesmen berupa tes melengkapi, tes analogi dan tes pengecualian. Tes melengkapi mengharuskan siswa menentukan urutan berikutnya. Tes analogi mengharuskan siswa untuk mencari atau memilih istilah yang tepat untuk mengisi tersebut dan melengkapi analoginya. Sedangkan tes pengecualian mengharuskan siswa menentukan pernyataan yang berbeda dari tiga atau lebih butir pernyataan. Soal di dalam format asesmen menyimpulkan harus menyatakan konsep dasar yang siswa gunakan untuk mencari atau memilih jawaban yang benar agar memfokuskan asesmen hanya pada proses kognitif menyimpulkan. 6 Membandingkan Membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide , masalah atau situasi. membandingkan disebut juga dengan mengontraskan, memetakan dan mencocokkan. Membandingkan menggunakan format asesmen berupa pemetaan yang mengharuskan siswa untuk menunjukkan bagaimana setiap bagian dari sebuah objek, ide, masalah atau situasi berkaitan dengan setiap bagian dari sebuah , ide, masalah atau situasi lain. 23 7 Menjelaskan Menjelaskan terjadi ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab – akibat dalam sebuah sistem. Model diturunkan dari teori atau pengalaman. Menjelaskan menggunakan format asesmen berupa tugas – tugas penalaran, penyelesaian masalah, desain ulang, dan prediksi bisa digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam menjelaskan.

3. Tinjauan tentang Pembelajaran Melakukan Persiapan Pengolahan

Bidang keahlian Boga merupakan bidang yang mencakup ruang lingkup makanan, mulai dari persiapan pengolahan sampai dengan menghidangkan makanan itu sendiri yang bersifat tradisional maupun internasional. Mata pelajaran Melakukan Persiapan Pengolahan merupakan komponen mata pelajaran keahlian yang mempunyai arti sangat luas dalam memberikan pemahaman mendasar tentang Melakukan Persiapan Pengolahan, siswa diberikan pelajaran praktek dan pelajaran teori dengan perbandingan pelajaran praktek sebesar 60 dan pelajaran teori 40 . Program diklat Melakukan Persiapan Pengolahan yang diberikan pada kelas X Tata Boga di SMK Negeri 1 Kalasan adalah program keahlian Jasa Boga sesuai dengan kurikulum spektrum selama dua semester, termasuk dalam program produktif.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VI Peningkatan Motivasi Belajar Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode MAke A Match Pada Siswa Kelas VI Semester 1 SD Myhammadiyah Blora Tahun 2015/2016.

0 3 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Make a- Match Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Papahan Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 14

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS PENYAJIAN PADA MATA PELAJARAN BOGA DASAR KELAS X JASA BOGA SMK NEGERI 1 KALASAN.

0 2 183

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATERI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYURAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA ASPEK PENGOLAHAN KELAS VII C DI SMP NEGERI 4 KALASAN.

3 8 182

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN MELAKUKAN PERSIAPAN PENGOLAHAN DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

0 0 191

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM PEMAHAMAN KONSEP MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA

0 0 11