Analisis Desain Pengembangan Desain Penelitian

32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan diuji kelayakannya.

B. Metode Pengembangan

Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation.

C. Desain Penelitian

Pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis problem based learning dengan model pengembangan ADDIE melalui 5 tahap. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilalui adalah sebagai berikut.

1. Analisis

a. Siswa Analisis siswa SMP kelas VII bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari siswa SMP, bagaimana tingkah lakunya, serta mengetahui pengalamannya dalam menggunakan media interaktif seperti komputer. Data diperoleh dari hasil wawancara terhadap guru matematika, serta pengamatan saat pembelajaran berlangsung. 33 b. Situasi Analisis situasi bertujuan untuk mengetahui ketersediaan media yang diperlukan guna melaksanakan penelitian. Dalam hal ini apakah ketersediaan komputer di sekolah memadai untuk proses pembelajaran. Analisis situasi ini dilakukan saat observasi di sekolah. c. Teknologi Analisis teknologi bertujuan untuk menentukan perangkat lunak yang sesuai untuk melaksanakan penelitian yang kita lakukan. Peneliti menggunakan perangkat lunak Macromedia Flash 8 untuk membuat media yang akan dikembangkan. d. Kurikulum Analisis kurikulum bertujuan untuk menyesuaikan materi yang akan dikemas dalam media yang akan dikembangkan dengan kurikulum yang berlaku, sehingga juga akan disesuaikan dengan kompetensi dasar dalam kurikulum KTSP.

2. Desain

Kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap perancangan antara lain: a. Mempersiapkan referensi yang menunjang dalam mengembangkan media interaktif, baik referensi tentang perangkat lunak yang digunakan, maupun referensi materi aritmetika sosial. b. Pembuatan garis-garis besar media yang berisi bagian-bagian multimedia interaktif beserta isinya. 34 c. Pembuatan story board berdasarkan garis-garis besar isi media yang telah dibuat termasuk tata letak tampilan media. d. Pembuatan flowchart, yaitu diagram alur kerja media.

3. Pengembangan

Tahap pengembangan sama halnya dengan tahap pembuatan media, dengan kata lain, tahap merealisasikan media pembelajaran yang dikembangkan dari rancangan yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Pengembangan media ini menggunakan program aplikasi Macromedia Flash 8 dan perangkat lunak pendukung lain. Selain media pembelajaran, pada tahap ini juga dibuat instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran yang kemudian direview oleh ahli media, ahli materi serta guru matematika lalu akan menjadi bahan evaluasi media. Di samping validasi produk, validasi juga dilakukan pada instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran agar keduanya layak digunakan dalam pembelajaran. Menurut Van den Akker dan Nieveen dalam Rochmad, 2012: 14 menyatakan bahwa dalam penelitian dan pengembangan perlu memperhatikan kriteria kualitas. Untuk menguji kualitas kelayakan produk dengan memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Kualitas produk dikatakan layak apabila memenuhi kriteria-kriteria berikut. a. Kevalidan Media pembelajaran berupa multimedia interaktif yang telah dibuat harus divalidasi oleh para ahli. Penilaian para ahli berdasarkan lembar penilaian 35 multimedia interaktif dengan pendekatan saintifik berbasis problem based learning pada materi aritmetika sosial. b. Kepraktisan Media pembelajaran berupa multimedia interaktif dikatakan praktis jika memenuhi indikator berikut. 1 Hasil penilaian siswa menunjukkan bahwa multimedia interaktif berada pada kriteria baik. 2 Hasil penilaian guru menunjukkan bahwa multimedia interaktif berada pada kriteria baik. c. Keefektifan Media pembelajaran yang digunakan efektif jika tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dibandingkan dengan suatu kriteria tertentu. Ketercapaian kompetensi atau ketuntasan belajar ini diartikan sebagai pencapaian standar penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perseorangan maupun secara kelompok. Seorang siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar siswa pada suatu standar kompetensi tertentu telah mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Dalam penelitian ini, seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika nilai tes siswa ≥ 72, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 80 atau lebih siswanya tuntas belajar secara individu Yuni Yamasari, 2010: 3. 36 Setelah dilakukan validasi media, maka selanjutnya dilakukan analisis kevalidan media dari data hasil evaluasi media oleh dosen ahli dan guru matematika.

4. Implementasi