PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI GARIS DAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA

MATERI GARIS DAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS VII SMP

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Rofiah Yusuf NIM. 13301241039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

ii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA

MATERI GARIS DAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS VII SMP

Oleh: Rofiah Yusuf NIM. 13301241039

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran matematika dan mendeskripsikan kualitas media pembelajaran ditinjau dari aspek valid, parktis, dan efektif. Media pembelajaran matematika yang dikembangkan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat peraga bingkai garis sudut yang berbasis pendekatan Problem Based Learning (PBL) dalam membelajarkan materi garis dan sudut KD.3.13 dan KD.4.13 untuk siswa kelas VII SMP.

Penelitian pengembangan ini dilakukan menggunakan model pengembangan Plomp yang terdiri dari 5 fase yaitu fase investigasi awal (preliminary investigation), fase desain (design), fase realisasi atau konstruksi (realization or construction), fase tes, evaluasi, dan revisi (test, evaluation, and revision), dan fase implementasi (implementation). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Mlati tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 32 orang dan diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa sebanyak 90,62% yang menujukkan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan valid sebagai alat bantu belajar bagi siswa kelas VII SMP dalam mempelajari materi garis dan sudut KD.3.13 dan KD.4.13; (2) media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan praktis yang memudahkan guru dan siswa dalam pembelajaran; (3) media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan efektif dengan ketercapaiannya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang memenuhi aspek valid, praktis, dan efektif ini dapat digunakan dengan baik di lapangan. Kata kunci: garis dan sudut, LKS dan alat peraga bingkai garis sudut, Problem Based Learning, model Plomp.


(3)

iii

DEVELOPING MEDIA OF MATHEMATICS LEARNING BASED PROBLEM BASED LEARNING TO LEARN LINE AND ANGLE FOR 7TH

JUNIOR HIGH SCHOOL

By: Rofiah Yusuf NIM. 13301241039

ABSTRACT

This research was about development research that had purpose to make product and describe the quality of product that must fulfill aspect of validity, practicality, and effectiveness. The product consisted of student worksheet and visual aid (frame of line and angel) based on Problem Based Learning approach to learn mathematics material about line and angle especially in basic competence 3.13 and 4.13 for 7th grade of junior high school.

This development research used Plomp methods with 5 phases such as phase of preliminary investigation, phase of design, phase of realization or construction, phase of test, evaluation, and revision, and phase of implementation. Subject of this research was 32 students of 7th grade of junior high school 1 Mlati with 90,62% of students passed school grade value, it meaned learning objectives were achieved. The result of this development research were: (1) product was valid to help students learn about line and angle, basic competence 3.13 and 4.13; (2) product was practise to help teacher and students in learning process; (3) product was effective with achieved of learning objectives. This product was valid, practice, and effective so it could be implemented in learning process.

Key words: line and angle, worksheet and visual aid (frame of line and angle), Problem Based Learning, Plomp methods.


(4)

(5)

(6)

(7)

viii MOTTO

“Sukses dapat diraih dengan doa, usaha, dan tawakal” (Rofiah Yusuf)

“Terkadang kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.”

(R. A. Kartini)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah: 6-8)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui

sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 216)


(8)

ix

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan salah satu diantaranya terselesaikannya karya saya ini. Saya persembahkan karya ini untuk Kedua orang tua saya Bapak Sukiman dan Ibu Suwarni yang selalu mendoakan

dan memberi kasih sayang yang tak terkira

Kedua adik saya Nurul Khotimah dan alm. Ema Wahyu Kurnia yang selalu menjadi penyemangat dan salah satu alasan untuk tetap berjuang sehingga

membuat mereka bahagia

Keluarga besar saya dimanapun berada yang memberikan semangat beserta doa atas kelancaran saya

Tanah airku Indonesia, semoga setelah sarjana saya dapat bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan negara

Teman-teman sekaligus sahabat-sahabat saya di keluarga besar Jurusan Pendidikan Matematika 2013

Sahabatku simbok Hera, Nusaibah, ANIS, Dika, Dita, Cinta, Rara, Muti, Nikhu, dan teman-teman PMI 13

Keluarga KKN 124D-PPL SMPN 1 Mlati yang memberikan warna baru dalam kehidupan saya

Keluarga Humas Himatika 2014 dan 2015 yang memberikan dukungan dan bantuan kepada saya

Serta semua teman teman saya yang tak bisa disebutkan semuanya dan seluruh pihak yang membantu kelancaran saya. Terimakasih atas motivasi dan doanya.

Seseorang di sana yang sedang berjuang dan selalu mendukung saya di setiap doanya


(9)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa mencurahkan berkat, karunia, dan anugerah serta bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Problem Based Learning pada Materi Garis dan Sudut untuk Siswa Kelas VII SMP” dengan lancar. Keberhasilan penelitian dan penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, bersamaan dengan penyelesaian tugas akhir skripsi penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Murdanu, M.Pd., selaku pembimbing dan ketua penguji yang telah membimbing penyusunan tugas akhir skripsi ini dari awal sampai selesai. 2. Bapak Musthofa, M.Sc. dan Ibu Fitriana Yuli. S, M.Si., selaku validator

instrumen dalam penelitian ini.

3. Bapak Dr. Jailani, Ibu Endang Listyani, M.S., dan Ibu Fitriana Yuli. S, M.Si., selaku tim penguji yang sudah memberikan koreksi perbaikan terhadap tugas akhir skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ali Mahmudi, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ketua Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.


(10)

xi

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan urusan yang berkaitan dengan perkuliahan.

7. Ibu Rr. Suratiningsih, S.Pd. selaku kepala SMP Negeri 1 Mlati dan Ibu Suratmi, S.Pd. selaku guru Matematika SMP Negeri 1 Mlati yang telah memberikan izin penelitian serta berkenan membimbing selama pembuatan tugas akhir skripsi ini, serta seluruh siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Mlati atas kerjasama dan partisipasi dalam kegiatan pembelajaran. .

8. Keluarga mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2013 yang telah menjadi teman sekaligus keluarga selama kurang lebih 4 tahun ini.

9. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

Yogyakarta, Mei 2017 Penulis


(11)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRAC ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 11

1. Pembelajaran Matematika ... 11

2. Tinjauan Kurikulum 2013 ... 13

3. Media Pembelajaran ... 14

4. Pendekatan Problem Based Learning ... 17

5. Materi Garis dan Sudut Kelas VII SMP ... 19

6. Media Pembelajaran Berbasis Pendekatan Problem Based Learning 22 7. Kualitas Media Pembelajaran ... 26

B. Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 30

B.Desain Penelitian ... 30


(12)

xiii

D.Jenis Data ... 34

E. Sumber Data ... 34

F. Instrumen Penelitian ... 34

G.Teknik Pengumpulan Data ... 41

H.Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

1. LKS dan Alat Peraga ... 44

2. Validasi Media Pembelajaran ... 56

3. Revisi Media Pembelajaran ... 58

4. Hasil Uji Coba Media Pembelajaran dan Tes Hasil Belajar ... 62

5. Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Guru setelah Digunakan dan Hasil Wawancara Guru dan Siswa ... 73

B.Pembahasan ... 76

C.Keterbatasan Penelitian ... 81

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 82

B.Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84


(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penjabaran Kompetensi Dasar ... 19

Tabel 2. Rancangan LKS ... 35

Tabel 3. Deskripsi Instrumen Butir Penilaian Produk ... 36

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Materi Garis dan Sudut ... 39

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Butir Lembar Penilaian Guru ... 40

Tabel 6. Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Dosen Ahli dan Guru ... 57


(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tampilan Desain Bingkai Garis dan Sudut ... 25

Gambar 2. Tampilan Bingkai Garis dan Sudut ... 36

Gambar 3. Tampilan Halaman Sampul dan Kolom Identitas ... 45

Gambar 4. Tampilan Petunjuk Penggunaan ... 46

Gambar 5. Tampilan Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian, dan Tujuan Pembelajaran ... 47

Gambar 6. Tampilan Judul LKS ... 47

Gambar 7. Tampilan Contoh Permasalahan ... 48

Gambar 8. Tampilan Peralatan dan Petunjuk Pengerjaan LKS ... 49

Gambar 9. Tampilan Kegiatan 1 ... 49

Gambar 10. Tampilan Kegiatan 2 ... 50

Gambar 11. Tampilan Kegiatan 3 ... 51

Gambar 12. Tampilan Bagan Penyelesaian Permasalahan ... 52

Gambar 13. Tampilan Refleksi ... 53

Gambar 14. Tampilan Uji Pemahaman ... 54

Gambar 15. Tampilan Daftar Pustaka ... 55


(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A.

Lampiran A.1. Analisis Kompetensi Dasar ... 89

Lampiran A.2. Peta Kebutuhan LKS ... 90

Lampiran B. Lampiran B.1. Deskripsi Lembar Penilaian Media untuk Dosen Ahli dan Guru ... 92

Lampiran B.2. Lembar Penilaian Media untuk Dosen Ahli dan Guru ... 94

Lampiran B.3. Kisi-kisi Lembar Penilaian Guru setelah Media digunakan . 97 Lampiran B.4. Lembar Penilaian Guru setelah Media digunakan ... 99

Lampiran B.5. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar ... 102

Lampiran B.6. Soal Tes Hasil Belajar ... 103

Lampiran B.7. Rubrik Penilaian Tes Hasil Belajar ... 105

Lampiran B.8. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 107

Lampiran B.9. Pedoman Wawancara Guru dan Siswa setelah Media digunakan ... 109

Lampiran C. Lampiran C.1. Hasil Validasi Media oleh Dosen Ahli dan Guru ... 111

Lampiran C.2. Hasil Validasi Lembar Penilaian Guru setelah Media digunakan ... 120

Lampiran C.3. Hasil Penilaian Guru setelah Media digunakan ... 122

Lampiran C.4. Hasil Validasi Soal Tes Hasil Belajar ... 125

Lampiran C.5. Hasil Validasi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 127

Lampiran D. Lampiran D.1. Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Dosen Ahli dan Guru ... 131

Lampiran D.2. Hasil Penilaian Media oleh Guru setelah digunakan ... 133


(16)

xvii

Lampiran D.4. Hasil Tes Hasil Belajar ... 137

Lampiran D.5. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 138

Lampiran D.6. Contoh Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar ... 144

Lampiran D.7. Dokumentasi Hasil Kegiatan ... 147

Lampiran E. Lampiran E.1. Surat Keputusan Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi ... 150

Lampiran E.2. Surat Permohonan Validasi ... 152

Lampiran E.3. Surat Keterangan Validasi... 154

Lampiran E.4. Surat Perijinan Penelitian dari FMIPA UNY ... 156

Lampiran E.5. Surat Izin Penelitian dari BAPEDA Sleman ... 157

Lampiran E.6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 158

Lampiran F. Lampiran F.1. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pegangan Guru ... 159


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk menciptakan pendidikan yang dapat mengembangkan potensi diri dari setiap siswa di sekolah, perlu diadakannya kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, inovatif, serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Pendidikan yang berhasil dapat ditunjukan dengan beberapa indikator, salah satunya tercapainya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan di sekolah. Berdasarkan kurikulum 2013, ada beberapa materi yang harus dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pendidikannya, untuk kelas VII sekolah menengah pertama (SMP) semester genap, terdapat materi garis dan sudut yang merupakan salah satu kompetensi dasar geometri yang harus dikuasai oleh siswa. Materi tersebut juga merupakan materi prasyarat untuk memahami materi kompetensi dasar geometri yang selanjutnya, seperti: mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya, mengidentifikasi sifat-sifat segiempat, menentukan besar sudut pada bangun datar maupun bangun ruang, menentukan pasangan sudut yang sama pada


(18)

2

konsep kekongruenan, serta menentukan besar sudut pada konsep kesebangunan. Sehingga, apabila siswa tidak memahami materi garis dan sudut dengan baik, siswa akan mengalami kesulitan pada saat mempelajari materi konsep dasar geometri selanjutnya.

Peran guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting, guru diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, inovatif dan menyenangkan bagi siswa. Siswa diharapkan memahami materi yang diberikan sehingga mampu menerapkannya dalam berbagai permasalahan matematika. Materi pembelajaran dapat dipahami oleh siswa, apabila materi pembelajaran diajarkan dan disajikan dengan baik menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahaminya. Namun dalam pelaksanaannya, tidak semua pembelajaran di sekolah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, banyak hal yang menyebabkan pembelajaran belum berjalan sebagaimana mestinya, salah satunya adalah kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Sudjana (2002:2) bahwa media pembelajaran yang sesuai dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

Berdasarkan hasil observasi peneliti ketika praktik pengalaman lapangan (PPL) di SMPN 1 Mlati, Kabupaten Sleman, guru-guru matematika masih jarang menggunakan media pembelajaran seperti lembar kerja siswa (LKS) dengan berbantuan alat peraga dalam mengajarkan materi pelajaran kepada siswa. LKS yang digunakan adalah LKS yang diambil dari buku yang telah disediakan dari pemerintah yaitu buku pegangan guru dan pegangan siswa dari kemendikbud,


(19)

3

meskipun LKS yang diambil dari buku pegangan guru dan siswa sudah disesuaikan dengan kurikulum 2013, tidak semua siswa mampu memahami apa yang disajikan di LKS tersebut. Materi yang tertulis di buku, dijelaskan secara langsung diikuti dengan contoh-contoh permasalahan dan alternatif penyelesaiannya. Siswa diminta untuk membaca dan memahami penjelasan materi terlebih dahulu secara mandiri, dilanjutkan menganalisis permasalahan yang ada dalam buku beserta alternatif penyelesaian yang sudah tercantum di dalamnya, kemudian siswa diarahkan untuk mengerjakan soal latihan yang ada. Meskipun demikian, siswa belum bisa menangkap apa yang dijelaskan dalam buku, siswa perlu langkah-langkah dimana mereka bisa mengeksplor dan menganalis materi yang diajarkan dengan melakukan percobaan nyata yang mampu meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang sedang dipelajari. Percobaan nyata ini bisa dilakukan menggunakan berbagai alat peraga dalam pembelajaran di kelas, salah satunya yaitu alat peraga yang akan dikembangkan pada penelitian ini untuk memahami materi tentang hubungan sudut yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

Selain itu, untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan, juga diperlukan pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Kurikulum 2013 yang sekarang diterapkan di sekolah, pembelajaran di kelas berpusat kepada siswa (student-centered) dimana keaktifan siswa di kelas sangat diutamakan. Meski guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran, guru tetap membimbing dan mendampingi siswa setiap kegiatan di kelas. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru di setiap pembelajaran sehingga mampu memfasilitasi siswa untuk berperan secara aktif di kelas. Salah


(20)

4

satunya menggunakan pendekatan problem based learning, dimana problem based learning yang disingkat PBL ini adalah pendekatan pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah yang dirancang relevan dengan materi yang dipelajari. Pendekatan PBL ini mengarahkan siswa untuk belajar aktif dan mandiri berbasis masalah yang disajikan. Namun pada realisasinya, pendekatan PBL masih jarang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah yang sekarang telah menerapkan kurikulum 2013.

SMPN 1 Mlati merupakan salah satu sekolah yang sudah menggunakan kurikulum 2013 yang berbasis pendekatan saintifik dan mulai diterapkan di kelas VII tahun pelajaran 2016/2017. Pendekatan saintifik yang menjadi ciri khas dari kurikulum 2013 ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dengan mengkolaborasikan pendekatan saintifik dengan berbagai strategi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centred) salah satunya dengan strategi pendekatan problem based learning (PBL). Namun dalam pelaksanaannya, guru di SMPN 1 Mlati jarang menggunakan pendekatan pembelajaran yang lain dikarenakan guru masih menggunakan pendekatan saintifik secara murni dengan langkah-langkah yang sudah tertera dalam buku pegangan guru dari kemendikbud untuk mengajarkan materi kepada siswa di kelas sehingga guru belum mencoba mengkolaborasikan pendekatan saintifik dengan berbagai strategi pendekatan pembelajaran seperti problem based learning (PBL). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kurikulum 2013 tidak membatasi guru untuk memilih strategi pembelajaran, yang terpenting adalah strategi pendekatan pembelajaran yang diterapkan mampu meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa. Oleh karena itu,


(21)

5

penggunaan problem based learning (PBL) dalam pembelajaran perlu ditingkatkan untuk memfasilitasi siswa agar dapat belajar lebih mandiri dan aktif di kelas.

Berdasarkan keterangan guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Mlati, materi garis dan sudut merupakan salah satu materi yang sulit dipahami siswa. Banyak siswa yang masih kesulitan dalam memahami konsep garis dan sudut, seperti: menentukan hubungan antar sudut yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal, menentukan besar sudut pelurus, membedakan jenis-jenis sudut, serta penyelesaian permasalahan matematika yang berkaitan dengan konsep garis dan sudut. Kesulitan siswa dalam memahami materi garis dan sudut juga ditunjukan pada persentase penguasaan materi soal matematika ujian nasional SMP/MTs tahun pelajaran 2014/2015 tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan dua garis: besar sudut (penyiku atau pelurus) dengan hasil sebagai berikut; di tingkat sekolah SMPN 1 Mlati sebanyak 49,21% siswa dapat menyelesaikan permasalahan garis dan sudut, di tingkat kota/kabupaten Sleman sebanyak 43,46% siswa dapat menyelesaikan permasalahan garis dan sudut, di tingkat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 41,88% siswa dapat menyelesaikan permasalahan garis dan sudut, dan di tingkat nasional sebanyak 44,55% siswa dapat menyelesaikan permasalahan garis dan sudut. Dari hasil persentase banyaknya siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan garis dan sudut pada ujian nasional tahun 2014/2015 di keempat tingkat, diperoleh rata-ratanya sebanyak 44,77%.

Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 50% siswa di SMP Negeri 1 Mlati, di tingkat kabupaten Sleman, provinsi DI Yogyakarta, dan nasional belum


(22)

6

menguasai materi garis dan sudut terutama dalam masalah menentukan besar sudut penyiku atau pelurus yang terbentuk dari dua garis berpotongan. Konsep menentukan besar sudut pelurus dari dua garis berpotongan ini merupakan bagian dari materi garis dan sudut yang dipelajari di KD 3.13 dan 4.13 tentang hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

Berdasarkan hal di atas, untuk meningkatkan proses pembelajaran yang diharapkan dan meningkatkan pemahaman siswa tentang materi garis dan sudut, perlu dilakukannya pengembangan media pembelajaran yang menarik dan memudahkan siswa dalam belajar. Maka dari itu, peneliti bermaksud untuk membuat produk yang dapat berfungsi sebagai media pembelajaran bagi siswa dalam mempelajari materi garis dan sudut. Penelitian ini dibatasi pada materi konsep dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. Sehingga Kompetensi dasar yang digunakan adalah KD 3.13 dan 4.13. Produk yang dikembangkan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan dilengkapi alat peraga untuk menunjang proses pembelajaran. LKS diharapkan mampu membantu siswa untuk beraktivitas dalam rangka memahami konsep, dengan memanipulasi alat peraga yang diberikan.

Mengingat perlunya mengembangkan media pembelajaran matematika pada materi garis dan sudut, peneliti akan mengembangkan media pembelajaran berupa LKS dan alat peraga dengan menggunakan pendekatan problem based learning (PBL). Media pembelajaran yang dikembangkan akan diujicobakan di


(23)

7

SMPN 1 Mlati untuk mengetahui hasilnya apakah media pembelajaran tersebut dapat diterapkan di sekolah atau tidak. Setelah hasil uji coba dilakukan, akan dilakukan revisi terhadap media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan hasil evaluasi uji coba yang dilakukan di SMPN 1 Mlati. Media pembelajaran yang dikembangkan, dapat diterapkan di sekolah apabila memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif, hal ini sesuai dengan pernyataan Nieveen (1999: 24). Maka dari itu, peneliti akan mengangkat permasalahan ini dalam bentuk skripsi yang berjudul "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI GARIS DAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS VII SMP".

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidetifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Banyak siswa kelas VII SMPN 1 Mlati yang kesulitan dalam memahami dan mempelajari materi garis dan sudut.

2. Penggunaan media pembelajaran yang belum maksimal dalam mengajarkan materi garis dan sudut.

3. Belum ada media pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat peraga untuk membantu siswa dalam memahami dan mempelajari materi garis dan sudut.


(24)

8 C.Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini dengan mengambil permasalahan yang ketiga dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan dimana peneliti akan mengembangkan media pembelajaran matematika berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat peraga. Dari permasalahan ketiga ini, membatasi permasalahan lebih spesifik lagi yaitu materi yang akan digunakan dibatasi pada KD 3.13 dan KD.4.13 mengenai konsep dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. Selain itu, media pembelajaran matematika yang dikembangkan tidak diujicobakan di skala yang luas, dalam penelitian ini hanya akan diujicobakan di SMPN 1 Mlati.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis dapat menuliskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran matematika berupa LKS dan alat peraga berbasis pendekatan problem based learning pada materi materi garis dan sudut untuk siswa kelas VII SMP?

2. Bagaimana tingkat kelayakan media pembelajaran matematika berupa LKS dan alat peraga yang dikembangkan berbasis pendekatan problem based learning pada materi materi garis dan sudut untuk siswa kelas VII SMP?


(25)

9 E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan media pembelajaran matematika berupa LKS dan alat peraga berbasis pendekatan problem based learning pada materi materi garis dan sudut untuk siswa kelas VII SMP.

2. Mendeskripsikan tingkat kelayakan media pembelajaran matematika berupa LKS dan alat peraga yang dikembangkan berbasis pendekatan problem based learning pada materi materi garis dan sudut untuk siswa kelas VII SMP.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan media pembelajaran matematika untuk pada materi garis dan sudut KD.3.13 dan KD.4.13 untuk siswa kelas VII SMP ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain :

1. Bagi Siswa

Bertambah media pembelajaran berupa LKS dan alat peraga bingkai garis sudut pada materi garis dan sudut KD.3.13 dan KD.4.13 yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas VII SMP, sehingga dapat membantu siswa untuk mengerti konsep materi garis dan sudut KD.3.13 dan KD.4.13.

2. Bagi Guru

Menambah referensi media pembelajaran Matematika yang menarik sehingga memotivasi guru untuk menciptakan media pembelajaran lain yang lebih berkualitas.


(26)

10 3. Bagi Mahasiswa

Bahan masukan kepada mahasiswa untuk mengembangkan media pembelajaran Matematika yang kreatif, inovatif, dan menarik.

4. Bagi Peneliti

a. Menambah pengalaman dalam penelitian.

b. Menambah pengetahuan tentang cara mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.


(27)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Pembelajaran Matematika

Miarso (2004: 545) mengemukakan bahwa pembelajaran usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar, atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang tersebut, yang dilakukan oleh seseorang atau tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan mengembangkan sumber belajar yang diperlukan. Menurut Gagne, Briggs, dan Wagner dalam Winataputra (2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari uraian yang telah paparkan, dapat dipahami bahwa pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang dilakukan untuk mengembangkan potensi pesertadidik.

Ruseffendi ET dalam Suherman (2001: 18) berpendapat bahwa matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Soedjadi (2000: 1) menyatakan pengertian matematika yaitu : 1)Matematika yaitu cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistemik.


(28)

12

2)Matematika yaitu pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3)Matematika yaitu pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.

4)Matematika yaitu pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.

5)Matematika yaitu pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6)Matematika yaitu pengetahuan tentang aturan-aturan ketat.

Berdasarkan uraian tersebut, dijelaskan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan tentang bilangan, kalkulasi, ruang, bentuk, penalaran logik, dan simbol-simbol. Matematika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena dapat menyelesaikan berbagai permasalahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah adalah suatu pembelajaran yang mendorong siswa untuk membentuk pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian matematika. Maka dari itu, guru dituntut untuk dapat memilih metode, pendekatan, ataupun strategi yang tepat dalam mendukung kegiatan pembelajaran matematika bagi siswanya.

b.Tujuan Pembelajaran Matematika di SMP

Menurut Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, mata pelajaran matematika di SMP bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1)Menunjukkan sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.


(29)

13

2)Memiliki rasa ingin tahu, semangat belajar yang kontinu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika.

3)Memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar.

4)Memiliki sikap terbuka, objektif dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.

5)Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan matematika dengan jelas. 6)Mengidentifikasi pola dan menggunakannya untuk menduga perumuman/aturan umum dan memberikan prediksi.

7)Memberi estimasi penyelesaian masalah dan membandingkannya dengan hasil perhitungan.

8)Membandingkan, memberi interpretasi berbagai metoda penyajian data.

9)Menggunakan simbol dalam pemodelan, mengidentifikasi informasi, menggunakan strategi lain bila tidak berhasil.

2. Tinjauan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa agar lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pelajaran. Dalam pengertian lain, tujuan dari kurikulum 2013 pada dasarnya untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat meningkatkan pengetahuannya dengan belajar lebih mandiri, karena dalam kurikulum 2013, pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered), guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswanya untuk aktif dalam


(30)

14

pembelajaran dan bisa memahami materi yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa untuk mencapai kualitas pembelajaran yang dirancang, proses pembelajaran pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Stabdar Penilaian Pendidikan, struktur kurikulum 2013 SMP disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki siswa SMP dalam ranah sikap (afektif), keterampilan (psikomotorik), dan pengetahuan (kognitif), sehingga dalam implementasinya ketiga ranah tersebut harus dinilai pada setiap pembelajaran di kelas.

3. Media Pembelajaran

Menurut Heinich dan kawan-kawan (1982) dalam Arsyad (2009:4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). AECT (Association for Education Communication Technologi) memberikan batasan media sebagai segala bentuk dan satuan yang digunakan orang untuk mengeluarkan pesan atau informasi. Sedangkan Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2009:3), mengatakan


(31)

15

bahwa media adalah segala bentuk yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.

Menurut Daryanto (2011:4), pada hakekatnya, proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi atau ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Proses tersebut dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan segala bentuk baik berupa alat, materi atau kejadian yang membangun kondisi tertentu sebagai sarana perantara dalam proses belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang memiliki manfaat yaitu dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitis, mengatasi keterbatasan, memberi rangsangan yang dapat menyamakan pemahaman siswa serta dapat memberikan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Sudjana (2002: 2) mengatakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar antara lain:

1) Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pengajaran lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

3) Metode mengajar lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui perantara kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,


(32)

16

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Sudjana (2002: 4) juga mengatakan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya memperhatikan krteria-kriteria sebagai berikut: 1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran; artinya media penggunaan yang ditentukan atas dasar tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memugkinkan digunakan media pembelajaran. Jadi, penggunaan media pembelajaran sangat ditentukan oleh tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

3) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat ole guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya.

4) Keterampilan guru dalam menggunakannya; syarat utama yang diperlukan dari suatu media adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan pada dampak penggunaan oleh guru saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.

5) Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.


(33)

17

6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; artinya pemilihan media harus sesuai dengan karakteristik siswa sehingga dapat memudahkan siswa untuk memahami materi bukan malah mempersulit.

Dari penjelasan yang telah dijabarkan mengenai media pembelajaran, dapat diketahui bahwa media pembelajaran sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah karena media pembelajaran bertujuan untuk memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, dalam penelitian ini akan dikembangkan media pembelajaran matematika berupa lembar kerja siswa (LKS) dan alat peraga bingkai garis sudut sebagai alat bantu belajar bagi siswa.

4. Pendekatan Problem Based Learning

Widjajanti (2011: 3) menyatakan bahwa problem based learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai dasar atau titik awal dari pembelajaran. Menurut Fogarty dalam (Made, 2009: 91) strategi problem based learning (pembelajaran berbasis masalah) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat suatu konfrontasi untuk siswa dengan permasalahan-permasalahan praktis, berbentuk ill-structured atau open-ended.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan permasalahan nyata sebagai awal dari proses pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan penyelidikan, melakukan komunikasi berupa diskusi, mengajukan ide-ide dan melakukan demonstrasi dari penyelesaian masalah tersebut. Problem based learning sebagai suatu model pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang


(34)

18

berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah. Problem based learning yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada siswa, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri. Problem based learning menyarankan kepada siswa untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan sehingga memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar sendiri. Dalam hal ini, siswa lebih diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau arahan guru.

Arends (2004), mengidentifikasi 5 tahapan prosedur pembelajaran berbasis masalah, yakni: (1) orientasi masalah, (2) mengorganisasikan siswa ke dalam belajar, (3) investigasi atas masalah, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil investigasi, dan (5) mengevaluasi dan menganalisis hasil pemecahan. Sedangkan Savery dan Duffy (1995) mengidentifikasi 4 langkah prosedur pembelajaran berbasis masalah, yakni: (1) memulai dengan masalah autentik, (2) pemecahan masalah, (3) presentasi hasil pemecahan, dan (4) simpulan atas pemecahan. Memulai kegiatan pembelajaran dengan masalah autentik dapat dilakukan guru dengan: (a) menata masalah, (b) apersepsi masalah, (3) mendeskripsikan hasil pemecahan yang diinginkan, (d) menganalisis tugas-tugas dalam rangka memecahkan masalah, dan (e) menyusun jadwal pemecahan masalah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, PBL mempunyai langkah-langkah antara lain adalah sebagai berikut:

1)Pembelajaran dimulai dari suatu permasalahan yang menantang bagi siswa (orientasi pada masalah).


(35)

19 2)Pengorganisasian siswa untuk belajar. 3)Penyelidikan.

4)Pengembangan dan penyajian hasil karya.

5)Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. 6)Pengerjaan soal latihan.

5. Materi Garis dan Sudut Kelas VII SMP

Materi yang digunakan dibatasi pada KD. 3.13 dan KD. 4.13 mengenai konsep dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. Kompetensi Dasar tersebut dijabarkan dalam indikator-indikator seperti pada tabel berikut:

Tabel 1. Penjabaran Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator

3.13 Menganalisis hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

a. Mendeskripsikan ciri-ciri pasangan sudut sehadap.

b. Mendeskripsikan ciri-ciri pasangan sudut berseberangan.

c. Mendeskripsikan ciri-ciri pasangan sudut sepihak.

4.13 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

a. Menentukan pasangan sudut sehadap, berseberangan, dan sepihak. b. Menentukan besar sudut yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

c. Mengekspresikan permasalahan yang berkaitan dengan hubungan antar


(36)

20

sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal ke dalam model matematika.

d. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

Tinjauan materi garis dan sudut KD. 3.13 dan KD. 4.13:

Hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal

Sudut-sudut sehadap Sudut-sudut yang berada di daerah dalam dan di daerah luar garis sejajar, menghadap ke arah yang sama, serta sudut-sudutnya terletak pada titik-titik yang berbeda dan tidak berhimpit.

Ciri-ciri pasangan sudut-sudut sehadap yaitu besar setiap sudutnya sama besar.

Sudut-sudut dalam berseberangan

Sudut-sudut yang terletak berseberangan (pada sisi yang berlawanan) terhadap garis transversal dan berada di daerah dalam garis sejajar, serta sudut-sudutnya terletak pada titik-titik yang berbeda dan tidak berhimpit.


(37)

21

Ciri-ciri pasangan sudut-sudut dalam bersebarangan yaitu besar setiap sudutnya sama besar.

Sudut-sudut luar berseberangan

Sudut-sudut yang terletak berseberangan (pada sisi yang berlawanan) terhadap garis transversal dan berada di daerah luar garis sejajar, serta sudut-sudutnya terletak pada titik-titik yang berbeda dan tidak berhimpit.

Ciri-ciri pasangan sudut-sudut luar bersebarangan yaitu besar setiap sudutnya sama besar.

Sudut-sudut dalam sepihak

Sudut-sudut yang terletak di sisi yang sama terhadap garis transversal dan berada di daerah dalam garis sejajar, serta sudut-sudutnya terletak pada titik-titik yang berbeda dan tidak berhimpit.

Ciri-ciri pasangan sudut-sudut dalam sepihak yaitu jika keduanya dijumlahkan besarnya 1800.


(38)

22 Sudut-sudut luar

sepihak

Sudut-sudut yang terletak di sisi yang sama terhadap garis transversal dan berada di daerah luar garis sejajar, serta sudut-sudutnya terletak pada titik-titik yang berbeda dan tidak berhimpit.

Ciri-ciri pasangan sudut-sudut luar sepihak yaitu jika keduanya dijumlahkan besarnya 1800.

6. Media Pembelajaran Berbasis Pendekatan Problem Based Learning

Media pembelajaran materi garis dan sudut berbasis pendekatan problem based learning berupa LKS dan alat peraga.

1. LKS

Menurut Trianto (2010: 222-223), LKS merupakan panduan siswa yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS memuat sekumpulan kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk memahami materi pembelajaran yang diberikan. Sehingga LKS berbasis problem based learning merupakan sekumpulan kegiatan mendasar berkaitan dengan masalah nyata yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai indikator-indikator yang harus dikuasai.

Berpedoman pada Depdiknas (2008:23), langkah-langkah menyiapkan LKS dapat diuraikan sebagai berikut:


(39)

23 1)Analisis kurikulum

2)Menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa (LKS) 3)Menentukan judul lembar kerja siswa (LKS)

4)Penulisan lembar kegiatan siswa (LKS) 2. Alat Peraga

Murdanu (2004: 43), benda-benda yang dimanfaatkan sebagai alat peraga dalam pembelajaran dikelompokkan dalam jenis media tiga dimensi. Media tiga dimensi dapat berfungsi sebagai alat peraga atau alat bantu memvisualisasikan atau penanaman bagi konsep atau prinsip dalam materi pelajaran. Sedangkan alat peraga menurut Trianto (2010: 234) merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: (1) materi yang diajarkan menjadi lebih jelas dan tidak bersifat verbalistik; (2) metode pembelajaran lebih bervariasi; (3) siswa menjadi lebih aktif melakukan berbagai aktivitas; (4) pembelajaran lebih menarik; dan (5) mengatasi keterbatasan ruang.

Alat peraga sebagai bagian dari sumber belajar hendaknya disediakan oleh guru untuk mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa dalam mempelajaran matematika. Guru memberikan kesempatan kepada siswa supaya dapat benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, sehingga siswa perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. Hal ini bisa dilakukan dengan mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan siswa lebih aktif dalam pembelajaran sesuai dengan amanat kurikulum 2013 (Permendikbud No. 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013). Dengan demikian, pembelajaran


(40)

24

melalui alat peraga dapat menjadi salah satu cara untuk mengembangkan keaktifan di kelas, sehingga pembelajaran matematika menjadi menyenangkan dan pemahaman siswa menjadi lebih meningkat.

Biasanya guru mengajarkan materi garis dan sudut pada KD.13 dan KD.4.13 menggunakan gambar manual yang digambar di papan tulis secara langsung atau menggunakan penjelasan melalui presentasi dengan aplikasi power point yang ditayangkan menggunakan bantuan laptop dan proyektor. Dengan pembelajaran seperti ini, tidak semua siswa memahami apa yang disampaikan oleh guru, siswa masih kesulitan untuk membayangkan bagaimana hubungan antar sudut yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. Untuk itu, perlu dikembangkan alat peraga yang dapat memodelkan dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal secara nyata sehingga dapat digerak-gerakkan secara bebas sesuai dengan percobaan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran.

Alat peraga yang dimasksud adalah alat peraga yang divisualisasikan menggunakan benda nyata atau model benda nyata dan dapat dipraktekan secara langsung sehingga membuat siswa memahami materi yang diajarkan dengan lebih jelas. Untuk memvisualisasikan dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal yang membentuk beberapa sudut di dalamnya, dapat digunakan alat peraga sederhana yaitu bingkai garis dan sudut yang dapat dibuat dengan bahan-bahan yang mudah dicari dalam kehidupan sehari-hari. Bingkai garis dan sudut tersusun dari 2 bagian yaitu bingkai persegi dan 4 garis, bingkai persegi yang berfungsi sebagai alas dasar dapat dibuat dari triplek, papan kayu, maupun kertas karton tebal sedangkan ke-empat garisnya yang berfungsi sebagai garis sejajar dan


(41)

25

garis transversal dibuat berukuran sama panjang dan dapat dibuat dari ruji sepeda, ruji becak, lidi, kayu, bambu, dan sebagainya.. Namun, untuk penelitian ini akan dibuat alat peraga yang terbuat dari triplek untuk bingkai perseginya dan ruji becak untuk membuat 4 garis Bingkai persegi yang dibuat, dirancang memiliki celah di setiap sisinya yang berfungsi untuk memasukkan garis sejajar dan garis transversal. Kemudian, untuk membuat 4 garis yang berfungsi sebagai garis sejajar (sebanyak 2 garis) dan garis transversal (sebanyak 2 garis), harus dicat dengan warna yang berbeda untuk membedakan antara keduanya. Berikut merupakan tampilan design bingkai garis dan sudut yang digunakan untuk memvisualisasikan garis dan sudut.

Dua garis berwarna merah: sebagai garis sejajar. Dua garis berwarna biru: sebagai garis transversal. Gambar 1. Tampilan desain bingkai garis dan sudut

Dari gambar di atas, diketahui bahwa posisi ke-empat garis yang terletak dalam bingkai dapat diubah-ubah sesuai sesuai keinginan siswa, sehingga siswa bebas melakukan berapa kali percobaan dengan menggerakkan dan mengubah posisi ke-empat garis tesebut. Dengan demikian, diharapkan alat peraga bingkai garis dan sudut, dapat membantu siswa untuk memberikan gambaran mengenai


(42)

26

sudut-sudut yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal dan mempermudah siswa untuk memahami materi yang diajarkan. 7. Kualitas Media Pembelajaran

Berikut adalah aspek-aspek yang dinilai untuk mengetahui kualitas media pembelajaran termasuk media pembelajaran berbasis pendekatan problem based learning yang akan dikembangkan pada penelitian ini. Tolok ukur kelayakan menurut Nieveen (1999: 126-127) dalam mengembangkan suatu media pembelajaran hendaknya memperhatikan dan memenuhi kriteria kevalidan (validity), kepraktisan (practicaly), dan keefektifan (effectiveness).

a. Kriteria kevalidan (validity)

Valid dapat diartikan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan shahih atau sesuai dengan cara atau ketentuan yang seharusnya. Aspek kevalidan menurut Nieveen merujuk pada dua hal, yaitu apakah media pembelajaran tersebut dikembangkan sesuai teoritiknya serta terdapat konsistensi internal pada setiap komponennya.

Suatu media pembelajaran dikatakan valid apabila validator yang merupakan para ahli menyatakan bahwa media pembelajaran tersebut layak digunakan dengan sedikit atau tanpa revisi.

b. Kriteria kepraktisan (practicaly)

Praktis dapat diartikan bahwa media pembelajaran dapat memberikan kemudahan penggunaan bagi siswa dan guru. Aspek kepraktisan menurut Nieveen juga merujuk pada dua hal, yaitu apakah praktisi atau ahli dapat menyatakan bahwa


(43)

27

media yang dikembangkan dapat diterapkan dan apakah media tersebut benar-benar dapat diterapkan di lapangan.

Suatu media pembelajaran dikatakan praktis apabila hasil penilaian dari praktisi menyatakan bahwa media pembelajaran tersebut dapat digunakan dan memudahkan proses pembelajaran.

c. Kriteria keefektifan (effectiveness)

Efektif mengandung arti bahwa media pembelajaran yang dikembangkan harus membawa pengaruh atau hasil sesuai dengan tujuan. Adapun aspek keefektifan juga dikaitkan dengan dua hal, yaitu praktisi atau ahli menyatakan media pembelajaran tersebut efektif berdasarkan pengalaman menggunakan media pembelajaran tersebut serta secara nyata media pembelajaran tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan harapan yang ditunjukan dengan tes hasil belajar siswa. B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Rista Novita Sari pada tahun 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Media pembelajaran Berbentuk Modul pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) untuk Siswa Kelas VIII Semester 1”. Hasil dari penelitian ini dilihat dari aspek kevalidan menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat dikategorikan layak berdasarkan hasil penilaian media pembelajaran oleh dosen ahli dan guru, dimana kualitas modul yang dikembangkan memiliki kriteria “baik”. Dilihat dari aspek kepraktisan, media pembelajaran dinilai praktis karena dapat membantu guru dan memudahkan siswa memahami materi sistem persamaan linier dua variabel dalam proses pembelajaran.


(44)

28

Dilihat dari aspek keefektifan, media pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yang dikembangkan efektif digunakan ditinjau dari hasil belajar siswa yang memiliki rata-rata baik. Dari penelitian ini media pembelajaran dapat digunakan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa baik.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Gusnandar Yoga Utama pada tahun 2014 dalam penelitiannya yang berjudul “Media Pembelajaran Pecahan dengan Pendekatan Kontekstual Kelas IV Sekolah Dasar”. Hasil dari penelitian ini adalah media pembelajaran pecahan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat peraga (pelat pecahan) berbasis pendekatan kontekstual untuk membelajarkan materi pecahan kelas IV SD. Media pembelajaran yang dikembangkan ini memenuhi kualitas yang ditinjau dari 3 aspek yaitu aspek kevalidan, aspek kepraktisan, dan aspek keefektifan sehingga media pembelajaran ini dapat digunakan dengan baik di sekolah dalam membelajarkan materi pecahan untuk siswa kelas IV SD.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran, perlu memperhatikan pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai serta bagaimana penyajiannya karena media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perhatian siswa.

Berdasarkan kajian pustaka yang sudah dipaparkan sebelumnya diketahui bahwa media pembelajaran berbasis pendekatan problem based learning sangat


(45)

29

tepat digunakan dalam pembelajaran karena terlihat lebih menarik dan mendorong motivasi belajar siswa.

Di kelas VII SMP, materi garis dan sudut yang diajarkan belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal. Dengan demikian, perlu adanya pengembangan dari media pembelajaran yang sudah ada. Media pembelajaran yang dikembangkan berupa LKS berbantuan alat peraga bingkai garis dan sudut yang akan diketahui kualitasnya dari segi kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Dari segi kevalidan, media pembelajaran tersebut akan dimintakan pendapat oleh dosen ahli dan guru matematika di sekolah mengenai valid tidaknya media pembelajaran yang dikembangkan. Media pembelajaran kemudian diperbaiki sesuai dengan saran dari dosen ahli dan guru matematika di sekolah. Setelah dinilai dan dinyatakan valid, media pembelajaran tersebut diujicobakan di SMPN 1 Mlati untuk mengetahui kualitas media pembelajaran dari segi kepraktisan, apakah media pembelajaran yang digunakan dapat membantu serta memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran atau tidak. Kemudian, dilakukan tes hasil belajar siswa untuk mengetahui kualitas media pembelajaran dari segi keefektifan, media pembelajaran dinilai efektif jika hasil tes belajar siswa memenuhi kriteria minimal baik. Setelah itu, dilakukan wawancara dengan guru dan siswa untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa tentang media pembelajaran yang digunakan.


(46)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa dilihat dari berbagai sudut pandang yang tidak bisa dipisahkan. Jika dilihat dari sudut pandang media dan teknologi, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan variasi dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih dinamis dan tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai. Produk yang dikembangkan peneliti adalah media pembelajaran matematika berbasis pendekatan problem based learning berupa lembar kerja siswa (LKS) berbantuan alat peraga bingkai garis dan sudut pada materi garis dan sudut untuk siswa kelas VII SMP.

B.Desain Penelitian

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang dikembangkan oleh Plomp (1997:5) yang terdiri dari fase investigasi awal (preliminary investigation), fase desain (design), fase realisasi atau konstruksi (realization or construction), fase tes, evaluasi, dan revisi (test, evaluation, and revision), dan fase implementasi (implementation).

Penjabaran dari prosedur pengembangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(47)

31

1. Fase investigasi awal (preliminary investigation)

Pada fase investigasi awal (preliminary investigation) dilakukan di awal penelitian, peneliti melakukan analisis dan mencari informasi mencari informasi terkait dengan aktivitas di sekolah untuk mengidentifikasi masalah yang nantinya akan dicari solusi unruk menyelesaikan masalah tersebut. Hasil analisis dari fase ini dimaksudkan untuk menganalisis kesenjangan antara kompetensi yang diinginkan dengan kompetensi yang dimiliki sekarang.

Dari analisis tersebut, diperoleh informasi tentang apa yang dibutuhkan untuk digunakan sebagai dasar dalam pengembangan media pembelajaran yang dibuat. Dari hasil analisis yang telah dijelaskan pada BAB I, dirancang media pembelajaran berupa LKS dan alat peraga dengan pendekatan problem based learning pada materi garis dan sudut kelas VII SMPN 1 Mlati.

2. Fase Desain (Design)

Pada fase desain (design), peneliti menentukan pemecahan masalah atau menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah dikemukakan pada fase investigasi awal (preliminary investigation). Pemecahan masalah yang dipilih peneliti yaitu membuat media pembelajaran matematika berupa LKS dan alat peraga bingkai garis dan sudut yang dapat mendukung proses pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti merancang dan mendesain terlebih dahulu LKS dan alat peraga yang akan disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran ini sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi yang telah dirancang oleh peneliti dan dijelaskan di BAB II dalam tabel 1. Penjabaran Kompetensi Dasar. Dengan demikian, diharapkan media pembelajaran yang dibuat


(48)

32

dapat menjadi solusi dari permasalahan yang muncul saat fase investigasi awal (preliminary investigation) dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

3. Fase realisasi atau konstruksi (realization or construction)

Pada fase realisasi atau konstruksi (realization or construction), peneliti membuat media pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Membuat alat peraga dari bahan dan alat yang telah dirancang, membuat lembar kerja siswa (LKS) dengan desain yang telah dirancang sebelumnya, dimulai dari cover LKS, layout, dan isi LKS. Selain itu, peneliti juga membuat instrumen evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kualitas media pembelajaran yang dikembangkan. Instrumen evauasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar penilaian media, tes hasil belajar, lembar penilaian guru, dan lembar observasi. Bagian-bagian LKS, struktur alat peraga, dan instrumen evaluasi dijelaskan pada bagian selanjutnya dalam Instrumen Penelitian.

4. Fase tes, evaluasi, dan revisi (test, evaluation, and revision)

Pada fase tes, evaluasi, dan revisi (test, evaluation, and revision), peneliti melakukan theoretical testing atau validasi produk untuk mengetahui kualitas media pembelajaran dari aspek kevalidan. Validasi produk dilakukan setelah LKS dan alat peraga yang disusun, telah didiskusikan bersama dengan dosen pembimbing. Kemudian, validasi produk ini dilakukan dengan memintakan penilaian, saran, atau pendapat dari dosen ahli dan guru kelas terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Validasi produk dilakukan oleh validator yaitu Bapak Musthofa, M.Sc. dan Ibu Fitriana Yuli. S, M.Si. selaku dosen ahli, dan Ibu


(49)

33

Suratmi, S.Pd. selaku guru kelas. Berdasarkan hasil validasi produk yang telah dilakukan, media pembelajaran yang disusun layak diujicobakan di lapangan dengan beberapa perbaikan sehingga media pembelajaran tersebut dapat dikatakan valid (aspek kevalidan terpenuhi). Untuk lebih lengkapnya, hasil validasi produk ini dapat dilihat pada lampiran D.1.

Hasil validasi kemudian dievaluasi dan direvisi sesuai dengan penilaian, saran, atau pendapat dari dosen ahli dan guru kelas sebelum diujicobakan di lapangan. Media yang sudah direvisi berdasarkan hasil validasi ini disajjikan pada lampiran F.2. Selain itu, evaluasi juga dilakukan setelah media pembelajaran diimplementasikan di lapangan pada fase implementasi (implementation).

5. Fase Implementasi (Implementation)

Pada fase implementasi dilakukan dengan melakukan uji coba media pembelajaran yang melibatkan 32 siswa kelas VII B, SMPN 1 Mlati. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. Setelah pembelajaran dilakukan, dilakukan empirical testing untuk mengetahui kualitas media dari aspek keefektifan dan kepraktisan. Maka dari itu, diberikan tes hasil belajar di akhir penelitian untuk mengetahui ketercapaian dari tujuan pembelajaran yang dikembangkan (mengetahui kualitas media pembelajaran dari aspek keefektifan). Selain itu, guru juga memberikan penilaian terhadap penggunaan media pembelajaran dengan mengisi lembar penilaian guru untuk mengetahui kualitas media pembelajaran dari aspek kepraktisan. Kepraktisan media pembelajaran ini juga didukung dengan hasil wawancara guru dan siswa terhadap media pembelajaran yang dikembangkan.


(50)

34 C.Subyek dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas VII di SMPN 1 Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

D.Jenis Data

Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis data yang diperoleh yaitu:

1. Data kevalidan produk. Data ini ditinjau dari segi kelayakan isi dan kesesuaian dengan pendekatan problem based learning yang didapatkan dari lembar penilaian yang diisi oleh dosen ahli dan guru kelas.

2. Data keefektifan produk. Data ini diperoleh dengan menganalisis hasil belajar siswa yang didapatkan dari hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir penelitian. Produk dinilai efektif jika persentase ketuntasan siswa memenuhi minimal 70%.

3. Data kepraktisan produk. Data ini diperoleh dari lembar penilaian guru dan didukung dengan hasil wawancara siswa dan guru mengenai produk berupa media pembelajaran yang telah digunakan. Produk dinilai praktis jika produk tersebut dapat membantu serta memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. E.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah dosen ahli, guru mata pelajaran matematika, dan 32 siswa kelas VII B, SMPN 1 Mlati yang mengikuti implementasi media pembelajaran berbasis pendekatan problem based learning pada materi garis dan sudut.

F.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Alat Peraga


(51)

35 a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS yang disusun untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran dan sebagai petunjuk untuk menggunakan alat peraga dalam mempelajari materi garis dan sudut pada KD. 3.13 dan KD 4.13 tentang hubungan sudut-sudut yang terbentuk oleh dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. LKS disusun untuk 3 pertemuan sesuai dengan peta kebutuhan media pembelajaran yang disajikan pada lampiran A.2:

Tabel 2. Rancangan LKS Pertemuan

ke-

LKS Pertemuan

ke-1

LKS 1-Menganalisis hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh satu garis transversal.

Pertemuan ke-2

LKS 2-Menganalisis hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang sejajar.

Pertemuan ke-3

LKS 3-Menganalisis hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang tidak sejajar (sebarang dan tidak berhimpit).

b.Alat Peraga

Alat peraga yang digunakan adalah bingkai garis dan sudut. Bingkai garis dan sudut digunakan untuk memodelkan dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. Bingkai garis dan sudut dibuat dari bahan-bahan sederhana yang mudah dicari dalam sehari-hari. Keunggulan dari alat peraga ini adalah ke-empat garisnya dapat digerakkan secara bebas dan dapat diubah sesuai keinginan siswa sehingga siswa dapat melakukan lebih dari satu kali percobaan dengan model yang berbeda-beda.


(52)

36

Gambar 2. Tampilan Bingkai Garis dan Sudut 2. Lembar Penilaian Media Pembelajaran

Sebelum produk diujicobakan di sekolah, terlebih dahulu dilakukan penilaian menggunakan lembar penilaian yang kemudian diisi oleh dosen ahli dan guru matematika di sekolah untuk dimintakan pendapat dan saran terhadap produk yang dikembangkan.

Lembar penilaian ini disusun berdasarkan validitas isi dan dan validitas konstruk. Hasil dari lembar penilaian tersebut kemudian digunakan untuk revisi dan perbaikan produk sebelum diujicobakan di sekolah. Lembar penilaian media oleh dosen ahli dan guru disajikan pada lampiran B.2.

Berikut adalah deskripsi lembar penilaian produk:

Tabel 3. Deskripsi Instrumen Butir Penilaian Produk Aspek Kevalidan berdasarkan Validitas Isi

Nomor Butir

Kriteria Penilaian

Deskripsi 1 Kesesuaian

indikator dengan KD

Indikator yang digunakan diturunkan sesuai dengan KD 3.13 Menganalisis Hubungan antar Sudut sebagai Akibat dari Dua Garis Sejajar yang Dipotong oleh Garis Transversal dan KD 4.13 Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan


(53)

37

Hubungan antar Sudut sebagai akibat dari Dua Garis Sejajar yang Dipotong oleh Garis Transversal.

2 Ketercakupan materi

Materi yang disampaikan mendukung tercapainya Kompetensi Dasar (KD) serta mendukung materi pada buku pokok yang diberikan oleh pemerintah.

3 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran

Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

4 Keruntutan materi dengan tingkat pengetahuan siswa

Materi yang disampaikan menyesuaikan tingkat pengetahuan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).

5 Kebenaran konsep

Konsep yang disampaikan sesuai dengan kaidah matematika serta tidak menimbulkan banyak tafsir oleh siswa.

Aspek Kevalidan berdasarkan Validitas Konstruk Nomor

Butir

Butir Penilaian Deskripsi 6 Orientasi pada

pendekatan problem based learning

Pembelajaran mampu membuat siswa belajar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan garis dan sudut.

7 Kesesuaian konteks pembelajaran dengan

kebutuhan dan keadaan siswa

Media yang digunakan memiliki kesesuaian dengan kebutuhan siswa dan keadaan siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pembelajaran yang dilakukan berhubungan memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman siswa.

8 Ketepatan media sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan

berkelompok

Kemampuan media untuk mendorong siswa dalam belajar baik secara individu maupun belajar secara bersama.

9 Kesesuaian dengan strategi pembelajaran problem based learning

Media yang digunakan mampu membuat siswa melakukan aktivitas orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan kelompok, menyajikan hasil diskusi, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.


(54)

38

Media pembelajaran yang telah dikembangkan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Bingkai Garis dan Sudut kemudian divalidasi agar layak untuk digunakan. Validasi dilakukan dua dosen ahli yaitu Bapak Musthofa, M.Sc., dan Ibu Fitriana Yuli. S, M.Si. Validasi juga dilakukan oleh guru kelas yaitu Ibu Suratmi, S.Pd. Validator melakukan validasi dengan memberikan pernyataan valid atau tidak pada setiap aspek penilaian dan memberikan komentar pada lembar penilaian media yang telah dibuat. Hasil dari penilaian baik dari dosen ahli maupun guru kelas disajikan pada lampian D.1.

Berdasarkan hasil validasi oleh dosen ahli dan guru kelas, media pembelajaran matematika berupa LKS dan alat peraga layak digunakan dengan beberapa revisi. Hal ini berarti bahwa Media Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Problem Based Learning pada Materi Garis dan Sudut untuk Siswa Kelas VII SMP dinyatakan valid dan dapat digunakan dengan beberapa perbaikan dan perubahan yang disarankan. Untuk hasil revisi atau beberapa perbaikan dan perubahan yang dilakukan, disajikan pada lampiran F.2.

3. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran disusun sebagai penunjang pada saat implementasi di sekolah, yaitu di SMP Negeri 1 Mlati. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar menggunakan produk yang dikembangkan. Hasil dari lembar observasi selanjutnya digunakan untuk evaluasi dan perbaikan produk pada tahap evaluasi. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran disajikan pada lampiran B.8.


(55)

39 4. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dilakukan di akhir penelitian setelah siswa belajar menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran matematika berbasis pendekatan problem based learning pada materi garis dan sudut dalam proses pembelajaran. Tes hasil belajar yang disusun terdiri dari 5 soal uraian dengan waktu pengerjaan 60 menit. Tes hasil belajar disajikan pada lampiran B.4. Berikut kisi-kisi dari tes hasil belajar tersebut:

Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Materi Garis dan Sudut

Kompetensi Dasar Indikator Nomor

Butir 3.13.Menganalisis

hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

3.13.1. Menentukan pasangan sudut sehadap, sudut dalam berseberangan, sudut luar berseberangan, sudut dalam sepihak, dan sudut luar sepihak.

1

4.13.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

4.13.1. Menentukan besar sudut yang lain jika salah satu sudut diketahui.

2b, 3, 4, 5b 4.13.2. Menentukan nilai suatu variabel

jika salah satu sudut diketahui.

2a, 5a 4.13.3. Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal dengan mengekspresikan masalah ke dalam bentuk atau model matematika.

2a, 2b. 3, 4, 5a, 5b

4.13.4. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.


(56)

40 5. Lembar Penilaian Guru

Lembar penilaian guru diberikan kepada guru untuk mengetahui penilaian guru terhadap media pembelajaran yang telah digunakan dalam proses pembelajaran. Dari lembar penilaian guru yang telah diisi oleh guru matematika di sekolah, dapat diketahui mengenai kepraktisan media pembelajaran yang dikembangkan. Lembar penilaian guru disajikan pada lampiran B.5. Berikut adalah kisi-kisi lembar penilaian guru yang disusun.

Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Butir Lembar Penilaian Guru No. Aspek

Kepraktisan

Deskripsi Nomor

Butir 1. Keterbantuan LKS dan alat peraga yang disusun

membantu guru dalam mengajarkan materi garis dan sudut mengenai hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

4, 8

2. Kemudahan LKS dan alat peraga yang disusun memudahkan guru untuk memfasilitasi siswa belajar materi garis dan sudut mengenai hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal, serta siswa juga mudah dalam menggunakannya.

3, 5, 7, 9

3. Kemenarikan LKS dan alat peraga yang disusun membuat siswa semakin tertarik dalam mempelajari materi garis dan sudut mengenai hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.

4

4. Pendekatan Problem Based Learning

Dalam menggunakan LKS dan alat peraga yang menerapkan pendekatan problem based learning dapat memudahkan guru dalam mengajarkan materi garis dan sudut mengenai hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.


(57)

41

Jumlah 10

G.Teknik Pengumpulan Data 1. Lembar Penilaian Media

Pengumpulan data menggunakan lembar penilaian media digunakan untuk memperoleh data kevalidan media pembelajaran. Untuk memperoleh data kevalidan, lembar penilaian diisi oleh dosen ahli dan guru untuk dimintakan pendapat dan sarannya terhadap media pembelajaran yang dikembangkan.

2. Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Observasi keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Observasi dilakukan oleh observer menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

3. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar yang dilakukan untuk memperoleh mengetahui keeefeftifan media pembelajaran. Tes hasil belajar diberikan di akhir penelitian setelah media pembelajaran yang dikembangkan digunakan dalam proses pembelajaran.

4. Lembar Penilaian Guru

Lembar penilaian guru yang disusun digunakan untuk mengetahui penilaian guru terhadap penggunaan media dalam pembelajaran. Dari penilaian guru ini dapat diketahui kepraktisan media pembelajaran yang dikembangkan.


(58)

42

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara digunakan di akhir penelitian untuk mengetahui penilaian guru dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan media yang dikembangkan. Dari hasil wawancara ini dapat digunakan untuk menguatkan hasil angket respon guru mengenai kepraktisan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. H.Teknik Analisis Data

1. Data Kevalidan Produk

Data kevalidan produk diperoleh dari lembar penilaian yang diisi oleh dosen ahli dan guru kelas. Data tersebut merupakan data dekriptif yang kemudian dicermati, disusun dan ditabulasi. Setelah itu dianalisis dan disimpulkan apakah media tersebut valid untuk digunakan berdasarkan pendapat dari dosen ahli dan guru kelas. Media pembelajaran dikatakan valid, jika pendapat dari dosen dan guru menyimpulkan bahwa media pembelajaran dapat digunakan dengan baik.

2. Data Keefektifan Produk

Data keefektifan produk yang diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa dianalisis secara kuantitatif. Perhitungan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Menganalisis jawaban dari tes tertulis menjadi data kuantitatif yang merupakan nilai dari masing-masing siswa sesuai dengan pedoman penilaian yang telah ditentukan.

b. Mengkategorikan nilai siswa berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.


(59)

43

c. Menghitung banyaknya siswa yang telah mencapai ketuntasan hasil belajar, kemudian menghitung persentasenya dengan rumus:

� = � �� � � � ��� � �� %

d. Media pembelajaran dikatakan efektif jika terdapat minimal 70% siswa yang tuntas pada tes hasil belajar.

3. Data Kepraktisan Produk

Data kepraktisan produk diperoleh dari lembar penilaian guru yang didukung dengan hasil wawancara guru dan siswa untuk mengetahui penilaian guru dan tanggapan siswa terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Media pembelajaran dinilai praktis jika media pembelajaran tersebut dapat membantu dan memudahkan guru dalam proses pembelajaran.


(60)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian pengembangan tentang media pembelajaran matematika pada materi garis dan sudut berbasis pendekatan problem based learning (PBL) yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1. LKS dan alat peraga

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS yang disusun untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran dan sebagai petunjuk untuk menggunakan alat peraga dalam mempelajari materi garis dan sudut pada KD. 3.13 dan KD 4.13 tentang hubungan sudut-sudut yang terbentuk oleh dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. LKS disusun menggunakan Bahasa Indonesia, menggunakan bantuan Microsoft Office Word 2010. Berikut bagian LKS yang disusun:

1)Halaman Sampul dan Kolom Identitas

Halaman sampul dimaksudkan agar siswa mengetahui bahwa LKS tersebut diperuntukkan untuk siswa kelas VII SMP untuk mempelajari materi garis dan sudut KD.3.13 dan KD.4.13 tentang hubungan sudut-sudut yang terbentuk oleh dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal dengan pendekatan berbasi problem based learning (PBL). Pada halaman sampul juga terdapat kolom identitas yang digunakan untuk mengisi identitas masing-masing siswa.


(61)

45

Gambar 3. Tampilan Halaman Sampul dan Kolom Identitas

2)Petunjuk Penggunaan

Petunjuk penggunaan dimaksudkan sebagai petunjuk bagi siswa tentang bagaimana cara menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan langkah-langkah menggunakan alat peraga bingkai garis sudut.


(62)

46

Gambar 4. Petunjuk Penggunaan

3)Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian, dan Tujuan Pembelajaran

Kompetensi dasar, indikator pencapaian, dan tujuan pembelajaran dimaksudkan agar siswa mengetahui materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah mempelajari LKS yang disediakan. Berikut tampilan kompetensi dasar, indikator pencapaian, dan tujuan pembelajaran:


(63)

47

Gambar 5. Tampilan Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian, dan Tujuan Pembelajaran

4)Judul LKS

Bagian judul dimaksudkan agar siswa mengetahui materi yang akan dipelajari di setiap LKS.

Berikut tampilan judul LKS:


(64)

48 5)Contoh Permasalahan

Contoh permasalahan bertujuan untuk menghubungkan pembelajaran dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata. Selain itu berkaitan dengan problem based learning (PBL), pembelajaran yang diawali dengan memahami dan menganalisis masalah yang disajikan, kemudian untuk menyelesaikannya, siswa akan mencari informasi yang terkait dengan permasalahan tersebut. Untuk mencari informasi yang terkait, dalam LKS terdapat kegiatan 1, 2, dan 3 yang harus didiskusikan siswa secara berkelompok.

Berikut tampilan contoh permasalahan:

Gambar 7. Tampilan Contoh Permasalahan 6)Peralatan dan Petunjuk Pengerjaan LKS

Dalam LKS, dituliskan peralatan yang dibutuhkan dan petunjuk untuk mengerjakan LKS.


(65)

49

Gambar 8. Tampilan Peralatan dan Petunjuk Pengerjaan LKS 7)Kegiatan 1

Kegiatan 1 dalam LKS dimaksudkan agar siswa mampu membuat model dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal menggunakan alat peraga bingkai garis dan sudut yang disediakan.

Berikut tampilan kegiatan 1:

Gambar 9. Tampilan Kegiatan 1 8)Kegiatan 2

Kegiatan 2 dimaksudkan agar siswa mampu menemukan hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. Siswa diminta menggambar kembali model dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal yang telah dibuat pada kegiatan 1 menggunakan alat


(66)

50

peraga bingkai garis dan sudut, kemudian siswa diminta menemukan hubungan antar sudut yang terbentuk dengan mengikuti rangkaian kegiatan pada kegiatan 2. Berikut tampilan kegiatan 2:

Gambar 10. Tampilan Kegiatan 2 9)Kegiatan 3

Kegiatan 3 dimaksudkan agar siswa mampu menentukan sifat-sifat hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. Siswa diminta memperhatikan kembali gambar model dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal pada kegiatan 2, kemudian siswa diminta mengukur besar setiap pasangan-pasangan sudut yang terbentuk, menganalisisnya, dan menuliskan apa yang dapat mereka simpulkan pada setiap rangkaian kegiatan pada kegiatan 3.


(1)

2. Ukurlah besar setiap pasangan sudut-sudut yang terbentuk pada dua garis sejajar yang dipotong oleh masing-masing garis tarnsversal m dan l.

3. Mengukur besar sudut-sudut yang terbentuk pada garis tarnsversal m menggunakan busur derajat.

Sudut-sudut sehadap di garis tarnsversal m yaitu:

∠….. dan ∠….. , besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… Sudut-sudut dalam berseberangan di garis tarnsversal m yaitu:

∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… Sudut-sudut luar berseberangan di garis tarnsversal m yaitu:

∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… Sudut-sudut dalam sepihak di garis tarnsversal m yaitu:

∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… Sudut-sudut luar sepihak di garis tarnsversal m yaitu:

∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… 4. Mengukur besar sudut-sudut yang terbentuk pada garis tarnsversal l menggunakan busur

derajat.


(2)

∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… Sudut-sudut luar berseberangan di garis tarnsversal l yaitu:

∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… Sudut-sudut dalam sepihak di garis tarnsversal l yaitu:

∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… Sudut-sudut luar sepihak di garis tarnsversal l yaitu:

∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… ∠….. dan ∠….., besar sudutnya masing-masing adalah……… 5. Dari langkah 3 dan langkah 4, apakah pasangan sudut-sudut yang terbentuk pada

masing-masing garis tarnsversal m dan l mempunyai besar sudut yang sama?

6. Jadi, bagaimana sifat ukuran pasangan sudut-sudut yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang tidak sejajar (sebarang dan tidak berhimpit)?


(3)

Ayo Selesaikan!

Perhatikan kembali permasalahan 3 pada halaman 25!

1. Gambarkan model ilustrasi pada permasalahan 1, kemudian berilah tanda angka pada setiap sudut yang terbentuk!

2. Tentukan hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Tuliskan pasangan sudut-sudut sehadap!


(4)

Tuliskan pasangan sudut-sudut dalam sepihak!

Tuliskan pasangan sudut-sudut luar sepihak!

Ayo Presentasi!

Kemukakan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas!

Apa yang telah kalian pelajari hari ini?

……… ……… ……… ……… ……… ……… ………


(5)

Ayo Kerjakan secara Individu!

Ujilah Pemahaman!

Kerjakanlah soal-soal berikut dan tulislah jawabanmu pada bagan yang tersedia! 1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Dua garis sejajar dipotong oleh dua garis transversal dan membentuk beberapa sudut. Tentukanlah besar ∠G, ∠H, dan ∠K!

2. Gambar di bawah ini merupakan segiempat sembarang dengan garis a dan b yang saling sejajar. Tentukan besar ∠X dan ∠Y!


(6)

Daftar Pustaka

Adinawan, M. C., & Sugijono. (2007). Seribu Pena Matematika. Jakarta: Erlangga.

As’ari, A., et.al. (2016). Buku Guru Matematika SMP Kelas VII Semester 2. Jakarta: Kemdikbud.

As’ari, A., et.al. (2016). Matematika SMP Kelas VII Semester 2. Jakarta: Kemdikbud.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK HIMPUNAN KELAS VII SMP.

0 0 18

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PERBANDINGAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK SISWA SMP KELAS VIII.

0 0 15

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII SMP.

1 9 18

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI GARIS DAN SUDUT UNTUK SISWA SMP DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 0 325

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK SISWA SMP KELAS VIII.

3 19 411

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis problem based learning (PBL) pada materi perbandingan dan skala untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP kelas VII.

1 24 519

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL SISWA SMP KELAS VII.

0 1 48

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN RPP DAN LKS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA SMP KELAS VII.

7 48 463

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS AUTOPLAY MEDIA STUDIO MATERI GARIS DAN SUDUT SISWA KELAS VII MTs Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 33