Contoh lainnya, misalkan prestasi belajar mahasiswa Teknik Otomotif rata-rata rendah, dilihat dari lingkup FT
UNY hal ini mungkin bukan permasalahan yang men- desak. Namun bila dikaitkan dengan dampak yang akan
ditimbulkan saat mereka memasuki lapangan kerja, maka permasalahannya menjadi sangat penting. Paling tidak
terkait dengan munculnya produktivitas yang rendah, atau meningkatnya jumlah pengangguran terdidik. Kedua-
nya lebih lanjut berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Analisis keterkaitan antar faktor tersebut akan memberi- kan penjelasan pentingnya fenomena rendahnya prestasi
belajar mahasiswa untuk ditingkatkan. Tingkat seberapa mendesaknya permasalahan tersebut di atasi, tergantung
pada seberapa besar dampak negatif yang akan ditimbul- kan.
Dengan demikian pada subbab ini, membahas fenomena kesenjangan yang terjadi dengan data pendukungnya.
Selanjutnya diuraikan konstelasi faktor yang terkait dengan fenomena, dan argumentasi rasional dampak
negatif yang ditimbulkan.
B. I dentifikasi Masalah
. Subbab ini kelanjutan dari Subbab latar belakang mas-
alah. Di dalam subbab ini merupakan tahap awal dari proses penguasaan dan mulainya dikenalinya permas-
alahan. Seperti diketahui bahwa suatu obyek dalam jalinan situasi tertentu dikenali sebagai suatu masalah.
Seperti dalam contoh di atas, permasalahan polusi udara
131
oleh gas buang dikenali sebagai suatu permasalahan, namun masih terlalu luas lingkupnya.
Karena tidak dimungkinkan menyelesaikan terjadinya kesenjangan secara menyeluruh, maka perlu adanya
langkah identifikasi masalah. Sehingga identifikasi masalah adalah usaha untuk memerinci dan membawa
permasalahan pada tingkat yang lebih operasional agar dapat dikelola untuk dicarikan solusinya. Perlu diingat
bahwa bobot sebuah kajian ilmiah bukan terletak pada ukuran kuantitas, seperti luasnya lingkup yang dapat
dikaji, namun terletak pada kedalaman atau kualitas kajiannya.
Pencemaran udara merupakan fenomena yang sangat luas, ini tidak mungkin untuk diatasi dengan sekali
tindakan. Dilihat dari sumbernya paling tidak ada dua yaitu industri dan kendaraan bermotor. I ndustri sendiri
sangat bervariasi dari industri yang besar sampai dengan yang industri kecil. Sehingga dapat dimunculkan per-
tanyaan, apakah pencemaran udara disebabkan karena gas buang dari industri?. Namun rata-rata keberadaan
industri jauh dari pemukiman penduduk. Hal ini berarti industri sebagai sumber polusi masih bisa diragukan.
Sumber polusi yang lainnya adalah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor, juga bervariasi dari yang kendaraan
kecil satu silinder hingga kapal besar yang multi silinder. Semuanya memberikan kontribusi terhadap pencemaran
udara lewat gas buang yang dilepas ke udara. Namun dalam operasionalnya, kapal laut meskipun menggunakan
132
mesin yang besar, berada jauh dari pemukiman pen- duduk. Sehingga polusi yang dihasilkan masih dapat
diabaikan. Sumber polusi yang selalu berdekatan dengan kehidupan
manusia adalah kendaraan bermotor sebagai transportasi darat. Sesuai dengan bentuk polusi yang akan diatasi,
misalkan gas beracun seperti CO. Dari kendaraan bermotor ada yang menggunakan mesin diesel dan mesin
bensin. Keduanya menghasilkan gas buang yang berbeda kandungannya. Gas buang Motor diesel kandungan
COnya lebih rendah dibandingkan gas buang motor bensin. Dari analisis ini muncul pertanyaan, seberapa
besar gas CO yang terkandung pada gas buang motor bensin? Bagaimana cara mengatasi jumlah kandungan
gas CO tersebut? Dari pertanyaan tersebut permasalahan mulai teridetifi-
kasi, yaitu motor bensin sebagai sumber pencemaran udara. Selanjutnya menganalisis faktor-faktor yang
kemungkinan bisa memperbaiki atau mengurangi kandungan gas beracun pada gas buang motor bensin.
Sehingga akan dihasilkan lagi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan usaha mengurangi kandungan gas
beracun pada gas buang. Misalkan, apakah produk knalpot yang beredar saat ini
dapat berfungsi meredam polusi gas buang? Apakah terdapat kaitan antara sistem pemeliharaan berkala
dengan jumlah kandungan polusi gas buang? Apakah bentuk filter udara berpengaruh terhadap jumlah
133
kandungan polusi gas buang? Apakah penyetelan timing berpengaruh terhadap jumlah kandungan polusi gas
buang? dan seterusnya. Bila proyek akhir tujuannya untuk menghasilkan produk
teknologi tambahan pada kendaraan, apakah dengan menambah teknologi A pada sistem bahan bakar, mampu
menurunkan kadar polusi gas buang? Seberapa besar penurunan kadar polusi gas buang, dengan
digunakannya teknologi B pada sistem pembuangan?. Berdasarkan konsep tersebut, berarti pada subbab ini
akan dihasilkan sejumlah permasalahan atau pertanyaan- pertanyaan yang menjadi bagian dari kesenjangan yang
dibahas pada latar belakang masalah. Atau setiap permasalahan yang teridentifikasi terkait dengan
kesenjangan pada latar belakang masalah.
C. Pembatasan Masalah