Berdasarkan uraian
di atas kini seharusnya jelas
bahwa sebelum penulisan sebuah karangan, dapat dibuat diagram dan petanya. Diagram penulisan
karangan menggambarkan kondisi dinamika proses pemikiran yang dikembangkan. Proses pemikiaran
berawal dari situasi dan kondisi yang umum luas yang selanjutnya difokuskan agar proses pem-
bahasan dapat dikonsentrasikan pada permasalah- an. Selanjutnya diakhiri dengan kesimpulan
dikemukakan secara umum kembali.
c. Rangkuman
Semua bentuk karangan pada dasarnya mempunyai pola struktur yang sama, yaitu mempunyai bagian
awal, batang tubuh dan bagian akhir. Bagian awal membahas topic kajian atau fokus atau
permasalah-an. Sehingga sifatnya dari kondisi umum menjadi kondisi khusus atau diberi istilah
difusi-konsentrasi. Batang tubuh karangan dipetakan berupa batang
yang lurus dan tegak. Bentuk ini menggambarkan dinamika pemikiran yang ilmiah lurus, obyektif,
tenang, jelas, ringkas, tepat. Tegak lurus berarti langsung mendukung gagasan pokok karangan.
Batang tubuh karangan bisa terdiri atas beberapa bagian sesuai dengan keperluan. Tiap-tiap bagian
terdiri dari komponen-komponen : satu pikiran utama atau lebih, pikiran-pikiran penjelas, dan
peralihan-peralihan. Tiap-tiap bagian mempunyai
74
tujuan antara kesimpulan bagian untuk menuju tujuan akhir, untuk membuktikan kebenaran gagas-
an pokok. Asas-asas untuk mengelola dan membangun se-
buah karya tulis yang baik adalah Kejelasan,
keringkasan, ketepatan, kesatuan, pertautan, dan harkat.
Asas kesatuan menuntut untuk membangun
kesatuan antara pikiran-pikiran utama dan gagasan pokok tulisan, antara pikiran-pikiran utama dan
pendukung, dan antara pikiran pendukung dengan pikiran-pikiran penjelas.
Asas pertautan menuntut untuk membangun pertautan atau koherensi antara bentuk-bentuk
bahasa, antar kata, antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf.
Sementara, asas harhat dalam karya tulis menuntut untuk membangun sosok karya tulis yang berbobot,
berdaya kekuatan. Hal ini berarti, bahwa setiap bagian tulisan harus dikembangkan secara memadai
dan proporsional. Ketiga asas ini berarti menjadi karakteristik struktur sebuah karya tulis.
Terdapat delapan langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat karya tulis, yaitu:
Pertama, rumuskanlah terlebih dulu pernyataan gagasan pokok, dalam sebuah kalimat lengkap.
75
Kedua, untuk menulis karya tulis yang anda ingin- kan, maka pikirkanlah dan rumuskanlah pikiran-
pikiran utama yang mendukung dan menguraikan gagasan pokok tersebut.
Ketiga, untuk mengembangkan dan menjelaskan tiap pikiran utama tersebut, temukan dan tulis
evidensi-evidensi atau fakta-fakta penguatnya. Keempat, mencoba membangun sebuah paragraf
dengan pikiran utama dan pikiran-pikiran pengembangannya. Dalam membangun hendaknya
diperhatikan modelnya, yaitu model P-D-K yaitu Pendirian-Dukungan-Kesimpulan proses deduktif;
Model P-S-P yaitu Pendapat-Sanggahan-Pendirian Proses Deduktif-I nduktif; dan M-B-P yaitu Masalah-
Pembahasan-Pemecahan atau Model inversi yaitu menempatkan gagasan pokok pada akhir tulisan
proses I nduktif. Di samping itu, juga perlu diperhatikan unsur-unsur di dalam membangun
sebuah paragraf, yaitu pembuka, pikiran utama,
pikiran pendukung, pikiran penjelas, peralihan, kesimpulan.
Kelima, membangun paragraf untuk pikiran utama yang lainnya dengan menggunakan model-model
yang anda sukai. Namun, harus selalu diingat akan gagasan pokok anda yang hendak dituju dengan
karya tulis. Keenam, setelah paragraf-paragraf pikiran utama
diselesaikan, maka dilanjutkan dengan paragraf
76
kesimpulan. Ketujuh, Setelah paragraf kesimpulan diselesaikan,
selanjutnya memikirkan paragraf pengantar untuk memperkenalkan topik atau masalah dan untuk
menarik perhatian pembaca. Kedelapan, setelah seluruh paragraf diselesikan,
maka tugas terakhir dalam membuat karya tulis adalah melakukan editing revisi dengan menambah
atau mengurangi isi, membetulkan penggunaan kata, frase, dan kalimat.
d. Tugas