36
4 Al-Qur’an suat Fat}ir ayat 12.
اَمَو يِۉَت ۡسَي
ِناَښۡحَ ۡ
ۡٱ ُهُباَ ََ ٞٓاَس  ٞتاَښُف  ٞبۡڙَع اَڙٰ َه
َ ل
ل ُك ۃِمَو ۖٞجاَجُأ  ٌحۡڿِم اَڙٰ َهَو
ىَښَتَو ۖاَۈَنۉ ُسَبۡڿَت مةَيۡڿِح َنۉُجِښۡخَت ۡس َتَو امليِښَط امۂََۡ َنۉُڿُكۡأَت
َكۡڿُفۡلٱ َِِ َښِخاَۉَم ِهيِف
ْاۉُغَتۡب ِهِڿ ۡضَف ۃِم
ۦ ۡۀُكَڿَعَلَو
َنوُښُك ۡشَت ٢
dan tiada sama antara dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan  yang  lain  asin  lagi  pahit.  Dan  dari  masing-masing  laut  itu  kamu  dapat
memakan  daging  yang  segar  dan  kamu  dapat  mengeluarkan  perhiasan  yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal
berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.
48
C . Pemisah
Barzakh dalam al- Qur’an
Pada dasarnya ulama sepakat bahwa pengertian barzakh adalah pemisah di
antara  dua  hal.  Pengarang  kitab Lisan  al-
‘Arab  mengartikan  barzakh  adalah  ma baina kulli shai’aini, yaitu sesuatu yang terdapat di antara dua hal, dan  al-hajizu
baina al- shai’aini, yaitu pembatas atau penghalang di antara dua hal. Barzakh juga
bisa bermakna barazikh al-
‘Iman, yaitu pembatas antara keraguan dan keyakinan. Barzakh  juga  berarti  alam  yang  dilalui  manusia  setelah  kehidupan  di  dunia
menjelang akhirat kelak, yaitu alam kubur sebelum manusia akan dihimpun kelak di hari kebangkitan. Orang yang telah meninggal dikatakan berada di alam
barzakh karena ia terhalang untuk kembali ke dunia dan belum sampai pada alam akhirat.
49
48
Ibid., 437.
49
M.  Quraish  Shihab,  Ensiklopedia  al- Qur’an:  Kajian  Kosakata  dan  Tafsirnya,  Vol.  1
Jakarta: Lentera Hati, 2007, 136
37
Kata barzakh  di  dalam  al-Qur
’an  hanya  ditemukan  sebanyak  tiga  kali. Pertama dalam surat al-
Mu’minun ayat 100, Allah SWT. berfirman:
ِٓ للَعَل
ۡڇُي ِعۡۉَي ٰ َ
ِّإ  ٌخَزۡښَب ۀِۈِئ ٓاَرَو ۃِمَو ۖاَۈُڿِئٓاَق َۉُه ٌةَۂِ َݎ اَۈَنِإ  ٓ َ َل   ُډۡكَښَت اَۂيِف امحِڿٰ َص  ُڽَۂۡعَأ
َنۉُثَع ٠
agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.  Sesungguhnya  itu  adalah  perkataan  yang  diucapkannya  saja.  Dan  di  hadapan
mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.
50
Kata barzakh di dalam ayat tersebut diterjemahkan dinding yang bermakna
alam barzakh, yaitu alam penantian yang membatasi antara alam dunia dan alam
akhirat.  Sedangkan  Hamka,  menyebutkan  alam barzakh  sebagai  masa  peralihan
dari dunia menuju akhirat, ia juga menambahkan bahwa alam barzakh adalah masa
menunggu panggilan.
51
Adapun dua di antara tiga kata barzakh yang ditemukan di dalam al-
Qur’an telah  disebutkan  dalam  pembahasan  sebelumnya,  yakni  terdapat  pada  surat  ar-
Rah}man  ayat  20  dan  al-Furqan  ayat  53.  Kata barzakh  dari  kedua  surat  dan  ayat
tersebut  sama-sama  berbicara dalam konteks pertemuan dua  lautan  yang terdapat barzakh  di  antara  keduanya  sehingga  tidak  bercampur,  yang  menjadi  fokus
pembahasan dalam penelitian ini.
50
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya…,, 349.
51
Hamka, Tafsir al-Azhar Juz XVII-XVIII Jakarta: Pustaka Panjimas, 2005, 94.
38
BAB III PANDANGAN ULAMA DAN SAINTIS TERHADAP SURAT
AR-RAH{MAN AYAT 19-20 DAN AL-FURQAN AYAT 53
A. Deskripsi Surat ar-Rah{man Ayat 19-20 dan al-Furqan Ayat 53
ََجَ َ َ
َ  بيَ بحَ ب
ۡٱ َ
َ ناَي قَت بلَي
٩ ََبيَب
َ ناَي غببَيَ ا
ََٞخَزب َبَاَ ُ ٠
1
Dia  membiarkan  dua  lautan  mengalir  yang  keduanya kemudian  bertemu.  Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.
2
َ َ ُهَغ ي
ا َٱ
َ َ َجَ َ
َ  بيَ بحَ ب
ۡٱ َ
َاٗ ب  حَغَا ٗخَزب َبَاَ ُ َ بيَبَ َلَعَجَغَ ٞجاَج ُ
أَ ٌ بل  َاَ ٰ َهَغَ ٞتاَ ُفَ ٞجب َعَاَ ٰ َه َُ ب اَ
َاٗر ٣
3
dan  Dialah  yang  membiarkan  dua  laut  yang  mengalir  berdampingan;  yang  ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding
dan batas yang menghalangi.
4
Surat  ar-Rah{man  disebut  juga  dengan  nama ‘Arus  al-Qur’an  yang  artinya
adalah pengantin al- Qur’an. Dinamakan demikian karena indahnya surat tersebut
dan di dalamnya terulang sekian kali  ayat fa bi ayyi ‘ala’i Rabbikuma tukadzdziban
serta diibaratkan dengan aneka hiasan yang dipakai oleh pengantin.
5
Tema utama surat ini adalah uraian tentang nikmat-nikmat Allah, bermula dari  nikmat-Nya  yang  terbesar  yatu  al-
Qur’an.  Kemudian  surat  ini  membuka lembaran-lembaran alam yang menjadi saksi nikmat-nikmat Allah yang besar dan
1
Al- Qur’an, 55: 19-20.
2
Departemen  Agama  RI,  Al- Qur’an  dan  Terjemahnya  Jakarta:  CV.  Penerbit  J-Art,
2005, 533.
3
Al- Qur’an, 25: 53.
4
Ibid., 365
5
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an, Vol. 13
Jakarta: Lentera Hati, 2002, 273-274.
39
pengaruh-pengaruhnya yang agung dan tidak terbatas. Matahari dan bulan, bintang dan pepohonan, langit yang tinggi tanpa tiang, keajaiban kekuasan Allah di darat
maupun di laut serta bumi yang di dalamnya tersebar aneka ragam buah-buahan dan tanaman sebagai rezeki umat manusia.
6
Kemudian  surat  al-Furqan,  nama  surat  ini  telah  dikenal  sejak  zaman Rasulullah SAW. Sebab nuzul yang menjadi turunnya surat ini adalah yang menjadi
bahasan pada studi  ilmu al- Qur’an dengan apa yang dikenal dengan sab‘at ah}ruf
al- Qur’an  diturunkan  dalam  tujuh  huruf.
7
Tema  utama  surat  ini  salah  satunya sama dengan surat ar-Rah}man, yaitu berbicara tentang pembuktiaan keesaan Allah
dan  kekuasaan-Nya.  Dinamakan  al-Furqan,  menurut  al- Biqa‘i sebagaimana  yang
dikutip oleh M. Quraish Shihab dalam tafsirnya adalah sebagai peringatan kepada seluruh mukallaf tentang kekuasaan Allah yang menyeluruh serta pengetahuan-Nya
yang mencakup segala sesuatu. Hal tersebut dibuktikan dengan al- Qur’an dan dari
hal itu pula bertujuan mengukuhkan Allah sebagai pencipta segala sesuatu karena hanya Dia yang haq sedangkan selain-Nya adalah batil.
8
Kedua surat di atas, khususnya pada ayat 19-20 surat ar-Rah{man dan ayat 53  pada  surat  al-Furqan  merupakan  salah  satu  bukti  kekuasaan  Allah,  sekaligus
menjadi  bukti  kemukjiazatan  ilmiah  al- Qur’an.  Perbedaan  dari  keduanya,  pada
surat ar-Rah{man ayat 19-20 tidak ada keterangan lebih jelas yang dimaksud dengan dua lautan itu apakah dua lautan yang sama-sama asin atau dua lautan dari dua jenis
air, yaitu air asin dan air tawar seperti yang tercantum dalam surat al-Furqan ayat
6
M. ‘Ali al-S{abuni, S{afwat Tafasir, Juz 3 Beirut: Dar al-Qur’an al-Karim, 1981, 292.
7
Shihab, Tafsir al-Mishbah..., Vol. 9, 3-4.
8
Ibid., 4.
40
53.  Sehingga  dari  perbedaan  tersebut,  juga  mempengaruhi  perbedaan  penafsiran pula di kalangan ulama.
9
Menurut beberapa pendapat, ada dua tafsiran mengenai ayat 19  pada surat ar-Rah{man tersebut yaitu, pertama menunjukkan dengan mengikuti arti harfiah dari
kata maraja  yang  artinya  bercampur
10
,  sehingga  terjemahan  harfiah  ayatnya menjadi  dua  lautan  yang  bertemu  kemudian  bercampur  satu  sama  lain.  Namun,
pada kenyataannya, lanjutan ayatnya yaitu pada ayat ke-20, al- Qur’an menyebutkan
adanya barzakh  sebagai  penghalang  yang  mencegah  kedua  lautan  tersebut
melampaui atau melanggar satu sama lain.
11
Tafsiran  kedua,  sebagian  berpendapat  bahwa  maksud  dari  kata maraja
adalah  bukan  bercampur  sebagaimana  yang  dikehendaki  dalam  arti  harfiahnya, akan  tetapi  dalam  pendapat  yang  kedua  ini  mereka  menyimpulkan  bahwa  kedua
lautan tersebut memang tidak bertemu dan mencari arti lain dari kata maraja. Oleh
karena itu, pendapat yang kedua ini selanjutnya  menyebutkan bahwa keterlibatan sains modern akan sangat membantu dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
12
Sedangkan  dalam  surat  al-Furqan  ayat  53,  Allah  menyebutkan  secara spesifik dua jenis lautan yang dimaksud yaitu, laut air tawar lagi segar dan laut air
asin  lagi  pahit.  Untuk  memahami  teks,  baik  dalam  surat  ar-Rah}man  ayat  19-20 maupun  surat  al-Furqan  ayat  53,  perlu  dipahami  terlebih  dahulu  terjemahan  dari
9
Lihat Bab I, 5-6.
10
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap Surabaya: Pustaka Progressif, 1984, 1323.
11
Abdullah  M.  Rehaili,  Bukti  Kebenaran  Quran,  ter.  Purna  Sofia  Istianati  Yogyakarta: Padma, 2003, 103.
12
Ibid.
41
kata bah}r  sendiri  yaitu sekelompok air  yang  besar, sehingga kata tersebut dapat
dipakai  untuk menunjukkan  lautan atau sungai  yang besar seperti Nil, Tigris dan Eufrat.
13
Deskripsi  lebih  jelas  seputar  problematika  makna maraj  al-bah}rayn  dan
barzakh  serta  hikmah  dari  fenomena  tersebut  akan  dipaparkan  pada  bagian penafsiran dari  surat ar-Rah{man ayat 19-20 dan  al-Furqan ayat 53 dalam  bab  ini
dan bab selanjutnya.
B. Munasabah Ayat
Di dalam surat ar-Rah{man ayat 19-20, Allah menyebutkan salah satu bentuk kekuasaan-Nya  dari  sekian  banyak  tanda-tanda  kekuasaan-Nya  yang  ada  dalam
surat  ar-Rah{man. Pada ayat sebelumnya, disebutkan tanda kekuasaan Allah  yaitu berupa  pemeliharaan  dan  pengendalian-Nya  menyangkut  matahari.  Kemudian  di
dalam  ayat  ini  diuraikan  tanda  kekuasaan-Nya  berupa  lautan.  Allah  mengalirkan dua  buah  lautan,  dimana  terdapat  penghalang
barzakh  di  antara  keduanya sehingga masing-masing tidak saling melampaui satu sama lain.
14
Kemudian dalam surat  al-Furqan ayat 53, ayat-ayat  sebelumnya berbicara tentang  keingkaran  kaum  musyrikin  terhadap  kekuasaan  Allah  dan  kenabian
Muhammad SAW, karena mereka menuhankan hawa nafsu.
15
Pada ayat ini, Allah menunjukkan  kemukjizatan  al-
Qur’an  melalui  bukti  kekuasaan-Nya  untuk
13
Maurice Buccaille, Bibel, al- Qur’an dan Sains Modern, ter. H.M. Rasjidi Jakarta: Bulan
Bintang, 1993, 206.
14
Shihab, Tafsir al-Mishbah..., Vol. 13, 292.
15
Departemen  Agama  RI,  Al- Qur’an  dan Tafsirnya:  Edisi  yang  Disempurnakan,  Jilid  7
Jakarta: Widya Cahaya, 2011, 28.