3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Hernawan, dkk. 2007: 131 pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.
a. Berpusat pada siswa. b. Memberikan pengalaman langsung.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
e. Bersifat fleksibel. f.
Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. g. Menggunakan
prinsip belajar
sambil bermain
dan menyenangkan.
Sedangkan menurut Depdiknas
dalam Trianto 2010:
91 pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas yaitu sebagai
berikut. a Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar. b Kegiatan-kegiatan
yang dipilih
dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. c Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama. d Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri khas atau karakteristik pembelajaran tematik adalah dapat mempermudah dalam
pembelajaran. Selain itu siswa lebih cepat memahami pembelajaran.
4. Prinsip Pembelajaran Tematik
Sebagai bagian dari pembelajaran terpadu, maka pembelajaran tematik memiliki prinsip dasar sebagaimana halnya pembelajaran
terpadu. Menurut Sukandi, dkk.
dalam Trianto 2009: 84
pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Secara umum prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi: 1 prinsip penggalian tema; 2 prinsip pengelolaan
pembelajaran; 3 prinsip evaluasi; 4 prinsip reaksi. Trianto, 2009: 85.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bawa prinsip pembelajaran tematik perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang saling
terkait. Selain itu pengajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku.
5. Pendekatan Pembelajaran Tematik Saintifik Scientific Approach
Kurikulum 2013 sudah disahkan dan penerapan untuk beberapa jenjang pun sudah dimulai di tahun pembelajaran 20132014.
Penerapan kurikulum 2013 ini didasari dengan disadarinya bahwa guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam memfasilitasi
siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tantangan ini memerlukan
peningkatan keterampilan
guru melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Skenario untuk memacu keterampilan guru menerapkan strategi ini di Indonesia telah
melalui sejarah yang panjang. Namun hingga saat ini harapan baik ini belum terwujudkan juga. Karenanya dalam perancangan kurikulum
baru ini, pemerintah menggunakan pendekatan ilmiah atau scientific, karena pendekatan ini dianggap lebih efektif hasilnya dibandingkan
pendekatan tradisional. Fitriani
2013, http:yusrinans.blogspot.com
menyatakan pendekatan scientific adalah konsep dasar yang menginspirasi atau
melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik
yang ilmiah.
Proses pembelajaran
yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga