Saran STUDI KASUS ASPIRASI AKADEMIK NARAPIDANA ANAK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SLEMAN KELAS II B.

106 mengaji, praktik shalat, yang juga didukung fasilitas seperti buku-buku bacaan yang dapat digunakan oleh narapidana anak untuk menambah wawasan dan pengetahuan, serta adanya ketrampilan bagi narapidana seperti sablon, dll. 2. Faktor pendukung dalam proses terbentuknya aspirasi akademik dan pemenuhan hak pendidikan narapidana anak selama menjalani hukuman penjara di Lapas Sleman Kelas II diantaranya yaitu: faktor fasilitas yang cukup memadai dan faktor dukungan keluarga.Faktor penghambatnya yaitu: ketidaknyamanan berada di LP dan adanya status narapidana menjadikan rasa malu serta minder pada diri subjek dalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Narapidana Anak Narapidana anak diharapkan tidak berputus asa akan masa depannya dan menetapkan aspirasi akademik yang tinggi akan masa depan agar menjadi pribadi yang maju dan berkembang dengan cara tetap belajar dengan keras, membaca buku-buku dan sumber informasi lainnya untuk menambah informasi dan pengetahuan. 2. Bagi Pihak LAPAS Diharapkan pihak LAPAS dapat menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik dengan pihak orang tua dan sekolah dalam mengembangkan pendidikan narapidana anak yang dapat mendukung aspirasi akademiknya. 107 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan dapat melanjutkan penelitian dengan pendekatan yang berbeda seperti pendekatan kuantitatif yakni dengan teknik analisis statistik misalnya hubungan pembinaan Lapas dengan aspirasi akademik narapidana anak atau pengaruh dukungan sosial terhadap aspirasi akademik narapidana anak. Selain itu untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat mengembangkan indikator aspirasi tidak hanya terbatas pada akademik saja. 108 DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani. 2001. Sosiologi Kriminalitas. Bandung: Remadja Karya. Burhan Bungin. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Campbell JF Fairey. 1985. Psychology of Adjustment and Human Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc. Dekker H Singer. 1980. De Organisasie Van een Community Service Centre. Process Jan. Denzin, NK Lincoln, YS. 1994. Introduction: Entering The Field of Qualitatife Research. Thousand Oaks: Sage Publications. Dewa Ketut Sukardi. 2007. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Djumhur dan Surya. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan Disekolah. Bandung: Rosdakarya. Dwidja Priyatno. 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia. Jakarta: Refika Aditama. Fadjar Malik. 2002. Reformasi Pendidikan Islam. Jakarta: Fajar Dunia. Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press. Hanna Tresya. 2008. Aspirasi Remaja Jalanan Binaan Komunitas Sahabat Anak. Jakarta: FPSI UI. Hurlock, E.B. 2001. Child Development. 2nd ed. Singapore: McGraw-Hill, Inc. Jonner Manik. 2009. Perlindungan Terhadap Narapidana Anak Ditinjau Dari Undang-Undang Pemasyarakatan Nomor 12 Tahun 1995. Tesis. Universitas Sumatera Utara Medan. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Jakarta: Balai Pustaka. Lexy Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Makmun. 2000. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. 109 Milles dan Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Asdi Mahasatya Sudjana. Soejono D. 1985. Sosio Kriminologi, Ilmu-ilmu Sosial dalam Studi Kejahatan. Bandung: Sinar Baru. StrawiƄski, Pawel. 2011. Educational Aspirations. Faculty of Economic Sciences. University of Warsaw. Jurnal Volume 50 No. 10. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. ______. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1976 tentang Kesejahteraan Anak. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Peradilan Anak. Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pengadilan Anak. Widyastuti 1998. Aspirasi Hidup Anak Jalanan Semarang: Sebuah Studi Kualitatid dengan Pendekatan Deskriptif di Daerah Siranda. Tesis. Semarang: Universitas Diponegero Semarang. Zakiyah Darajdat. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 110 Lampiran 1. Pedoman Observasi Petunjuk Pedoman observasi di isi berdasarkan pengamatan yang ada di lapangan dengan memberi keterangan pada tempat yang telah disediakan. No Aspek Yang Diobservasi Pada Narapidana Anak Perilaku Yang Diamati Aspek-Aspek Perilaku yang Di Observasi Keterangan 1 Ruang tempat dan fasilitas a. Sarana dan prasarana yang ada dalam Lapas. b. Lokasi dan keadaan tempat penelitian 1 Ruang Sel 2 Toilet 3 Lapangan 4 Ruang kantor 5 Dapur umum 6 Fasilitas Olahraga 1 Strategis 2 Pinggiran kota 3 Pedesaan 4 Perkotaan 5 Pelosok 2 Aktor pelaku a. Petugas Lapas dalam mengarahkan dan membimbing narapidana anak b. Narapidana anak dalam memupuk aspirasi akademik 1 Pelayanan 2 Pemberian ketrampilan 3 Kerohanian 4 Penegakan hukum 1 Kemauan mengikuti segala kegiatan di lapas 2 Kemauan belajar banyak hal selama di lapas 3 Aktivitas Kegiatan Program pemenuhan hak pembinaan dan pendidikan selama proses hukuman narapidana anak 1 Pembinaan kepribadian 2 Pembinaan kemandirian 3 dll 111 Lampiran 2. Kisi-kisi Observasi Petunjuk Pedoman observasi di isi berdasarkan pengamatan yang ada di lapangan dengan memberi keterangan pada tempat yang telah disediakan. No Aspek Yang Diobservasi Perilaku Yang Diamati Aspek-Aspek Perilaku yang Di Observasi Keterangan 1 Ruang tempat dan fasilitas Sarana dan prasarana yang ada dalam Lapas. Lokasi dan keadaan tempat penelitian Ruang Sel Toilet Lapangan 10 Ruang kantor 11 Dapur umum 12 Fasilitas Olahraga Strategis Pinggiran kota Pedesaan Perkotaan 10 Pelosok 1. Ruang sel berkapasitas sebanyak 163 orang. 2. Toilet yang tersedia cukup memadai. 3. Lapangan yang rersedia cukup meamdai. 4. Ruang kantor mempunyai luas 2.974 m. 5. Dapur umum yang tersedia terdiri dari 1 ruangan. 6. Fasilitas olahraga terdapat di lapas ini dalam kondisi baik. Lapas ini mempunyai letak yang strategis. Lapas ini berada di pingiran kota. Lapas ini terletak di kabupaten sleman. Lapas ini berada di kota kabupaten sleman. Lapas ini tidak berada di daerah pelosok. 2 Aktor pelaku Petugas Lapas dalam mengarahkan dan membimbing narapidana anak Pelayanan Pemberian ketrampilan Kerohanian Penegakan hukum Petugas lapas dalam mengarahkan dan membimbing narapidana anak dalam memberikan pelayanan sudah sesuai dengan rencana program yang telah dibuat. Petugas lapas dalam memberikan keterampilan sudah sesuai dengan kebutuhan 112 Narapidana anak dalam memupuk aspirasi akademik Kemauan mengikuti segala kegiatan di lapas Kemauan belajar banyak hal selama di lapas narapidana anak. Petugas lapas dalam memberikan pembinaan kerohanian, sudah sesuai dengan ajaran agama narapidana yang dianutnya. Narapidana anak dalam mengikuti segala kegiatan di lapas, sudah berjalan baik. Kemauan belajar narapidana sudah menunjukkan hasil yang baik. 3 Aktivitas Kegiatan Program pemenuhan hak pembinaan dan pendidikan selama proses hukuman narapidana anak Pembinaan kepribadian Pembinaan kemandirian dll Program pembinaan kepribadian narapidana dalam lapas ini sudah berjalan dengan baik. Seperti kegiatan kejar paket B, keaksaraan fungsional dan life skill. Pembinaan kemandirian dalam lapas ini sudah beraneka kegiatan seperti pertukangan kayu, menjahit, sablon, handy craft, pertanian, dan barber shop. 113 Lampiran 3. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara No Indikator Sub Indikator 1 Profil narapidana anak e. Karakteristik subjek penelitian umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin f. faktor penyebab menjadi narapidana anak g. Pengalaman tindakan kriminalitas h. Latar belakang keluarga 2 Aspirasi Akademik d. Aspirasi positif e. Aspirasi realistik f. Aspirasi jangka panjang 3 Program pembinaan dan pendidikan di Lapas c. Pemenuhan hak atas pembinaan bagi narapidana anak d. Pemenuhan hak pendidikan bagi narapidana anak 3 Faktor pendukung dan penghambat aspirasi akademik c. Lingkungan keluarga, budaya, tingkat sosial ekonomi d. Diri sendiri pengalaman masa lalu, kegagalan, kepribadian. Pedoman Wawancara A. Profil Narapidana Anak 1. Nama : ........................................................................ 2. Jenis Kelamin : ........................................................................ 3. Usia : ........................................................................ 4. Tingkat Pendidikan : Tidak sekolahSekolah ................................... 5. Sudah berapa lama adik menjalani hukuman sebagai narapidana anak? 6. Ceritakan bagaimana adik bisa menjadi narapidana anak? mohon dijelaskan 7. Apakah adik memiliki pengalaman tindakan kriminalitas? mohon ceritakan 8. Bagaimanakah latar belakang keluarga adik seperti jumlah adik, tingkat ekonomi, dan sosial? 9. Bagaimanakah peran adik di dalam keluarga? mohon dijelaskan 114

B. Aspirasi Akademik