Hasil analisis diperoleh h
tabel
untuk ketiga data lebih besar dari pada h
hitung
. Maka data tersebut signifikan dan dapat diterima.
4.2 Pembahasan
Pada isolasi selulosa kulit buah kedondong, langkah-langkah yang dilakukan antara lain defaeting, yaitu menghilangkan lemak yang terkandung dalam sampel
menggunakan etanol 96, kemudian destruksi menggunakan H
2
SO
4
, yaitu pengubahan senyawa-senyawa organik menjadi unsur-unsurnya. Langkah terakhir
yaitu delignifikasi yang merupakan penghilangan zat kayu atau lignin dalam kulit buah kedondong dengan menggunakan NaOH. Selulosa yang dihasilkan ditentukan
kadarnya melalui pengabuan, dimana nilai selulosa merupakan berat yang hilang dalam proses tersebut.
Selulosa hasil isolasi kulit buah kedondong tersebut kemudian dihidrolisis menggunakan HCl 30. Hasil hidrolisis ditambahkan dengan NaOH 10 hingga
menjadi pH 4-5, diuji secara kualitatif menggunakan pereaksi benedict, dianalisis kadar glukosanya, dan selebihnya dimanfaatkan untuk membuat manisan buah
lengkeng. Pada pembuatan manisan buah lengkeng, sirup glukosa hasil hidrolisis selulosa
kulit buah kedondong disubstitusi dengan gula pasir pada berbagai perbandingan. Dalam perhitungan, diketahui bahwa konsentrasi glukosa yang diperoleh adalah
0,1006 mgmL. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam 100 mL sirup glukosa mengandung 10,06 g glukosa. Gula pasir digunakan untuk substitusi pemanis dalam
manisan buah lengkeng hingga total konsentrasi gula yang digunakan mencapai 40. Perbandingan gula pasir dan sirup glukosa hasil hidrolisis selulosa kulit buah
kedondong dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Perbandingan Gula Pasir dan Sirup Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Kulit Buah Kedondong
Berat Konsentrasi
Berat Konsentrasi
1 : 0 40g100mL
40 -
- 1 : 1
29,94g100mL 29,94
10,06g100mL 10,06
1 : 2 19,88g100mL
19,88 20,12g200mL
20,12 1 : 3
9,82gmL 9,82
30,18g300mL 30,18
0 : 1 -
- 40g398mL
40 Sirup Glukosa Hasil Hidrolisis
Selulosa Kulit Buah Kedondong Gula Pasir
Perbandingan
Dari uji organoleptik untuk 15 orang panelis, didapat hasil untuk rasa manisan lengkeng yang paling disukai adalah manisan dengan perbandingan 1 : 2. Diketahui
bahwa sirup glukosa yang digunakan dalam manisan masih terasa asam pH 4-5, sehingga menyebabkan buah lengkeng yang digunakan juga akan terasa asam. Hal ini
disukai oleh panelis sehingga memberikan nilai yang tinggi. Sedangkan untuk manisan lengkeng dengan perbandingan 1 : 3 dan 0 : 1, manisan terasa lebih asam
sehingga kurang digemari oleh panelis. Untuk warna manisan, tidak ada perbedaan yang signifikan. Namun panelis
memberi nilai yang sangat tinggi untuk manisan dengan perbandingan 0 : 1, karena sirup glukosa tanpa substitusi gula pasir sedikit berwarna dibandingkan manisan lain
dan menjadi daya tarik bagi para panelis. Sedangkan untuk aroma hampir sama dengan rasa, karena manisan dengan pH
4-5 memberikan aroma yang lebih asam untuk perbandingan 1 : 3 dan 0 : 1, panelis memberikan nilai terendah untuk perbandingan tersebut. Sedangkan yang tertinggi
untuk perbandingan 1 : 1.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan