bersifat kausalitas. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Indonesian Institute for Corporate Governance IICG yang dipilih
dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan bersifat pooling data series dan cross sectional dan diambil dari laporan CGPI dan
laporan keuangan tahunan dari tahun 2007-2009. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan secara parsial. ROE, ROI, dan EPS tidak
dapat dijelaskan oleh penerapan GCG. Hal ini menunjukkan bahwa good corporate governance bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap
peningkatan kinerja perusahaan.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel
yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Penelitian ini menggunakan satu
variabel independen yaitu Good Corporate Governance GCG yang diproksikan dalam Proporsi Dewan Komisaris, Komite Audit, dan
kepemilikan Asing, satu variabel dependen yaitu Harga Saham dan sebagai variabel moderating Return on Equity ROE. Berdasarkan
landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu di atas maka kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sesuai dengan kajian teori keagenan agency Theory, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih principal mempekerjakan
orang lain agent untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut
Jensen dan Meckling, 1976. Berdasarkan kerangka konseptual diatas, ditentukan bahwa
variabel good corporate governance yang diproksikan kedalam dewan komisaris, komite audit dan kepemilikan asing sebagai variabel
independen. Harga saham sebagai variabel dependen dan Return on Equity ROE sebagai variabel moderating.
Dengan adanya prinsip-prinsip GCG, maka laporan keuangan yang dihasilkan dapat diungkapkan secara transparan dan akurat, sehingga dapat
membantu investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam suatu perusahaan untuk mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan
Good Corporate Governance - Proporsi Dewan
Komisaris - Komite Audit
- Kepemilikan Asing Harga Saham
Variabel Moderating ROE Return On
Equity
kinerja keuangan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya prinsip-prinsip GCG dalam perusahaan, maka pihak-pihak
yang terkait di perusahaan memiliki tanggung jawab yang jelas sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga dapat mendorong pengelolaan
organisasi yang demokratis, lebih accountable, lebih transparan, serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dan organisasi lainnya dapat
menyumbangkan manfaat tersebut dalam jangka panjang. Upaya
pengembangan good corporate governance juga ditujukan untuk
mendorong optimalisasi alokasi atau penggunaan sumber daya perusahaan
agar pertumbuhan dan kesejahteraan pemilik perusahaan terjaga.
Wicaksono 2000 menjelaskan bahwa keberhasilan penerapan corporate governance tidak terlepas dari struktur kepemilikan perusahaan,
karena struktur kepemilikan tersebut menjelaskan komitmen dari pemiliknya untuk menyelamatkan perusahaan. Menurut Jensen 1993
hipotesis pemusatan kemungkinan convergence of interest hypothesis menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu
penyatuan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka manajemen akan
cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Dengan meningkatkan kepemilikan
saham manajerial akan mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga manajer ikut merasakan langsung manfaat dari
keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai
konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Hal tersebut menjelaskan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai arti penting dalam
struktur kepemilikan perusahaan. Dewan direksi dalam suatu perusahaan yang akan menentukan
kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan secara jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu proporsi dewan baik
dewan direksi maupun dewan komisaris berperan dalam kinerja perusahaan dan dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya
permasalahan agensi dalam perusahaan. Pfeffer dam Salancik menjelaskan bahwa semakin besar kebutuhan akan hubungan eksternal yang semakin
efektif, maka kebutuhan akan dewan dalam jumlah yang besar akan semakin tinggi.
J.Fred.Weston dan Thomas E.Copeland 2002 mengatakan bahwa rentabilitas usaha adalah hasil pengembalian atas ekuitas mengukur
pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan, rasio Return On Equity merupakan suatu rasio tujuan akhir. Tingkat pengembalian ekuitas
pemilik ROE merupakan suatu alat analisis untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang
saham atas modal yang telah mereka investasikan. Tuguh Pujo Mulyano 1995 menjelaskan bahwa kenaikan Return On Equity biasanya diikuti
oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang saham
akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat
oleh auditor mengenai laporan keuangan suatu perusahaan Meutia, 2004. Hal ini menunjukkan bahwa auditor berperan penting dalam pengesahan
laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, dengan penggunaan auditor yang berkualitas diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
2.4 Hipotesis Penelitian