Renstra Diknas 51
penduduk usia sekolah. Peruntukan kawasan untuk industry, sector perdagangan dan sector jasa lainnya juga perlu memperhatikan kebutuhan
pengembangan sarana
prasarana pendidikan
guna mewujudkan
pemerataan akses pelayanan dan mutu pendidikan. Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sarana pendidikan tetap memperhatian
Perda RTRW dan pelestarian lingkungan dengan pola pembangunan berwawasan lingkungan sebagaimana juga diatur dengan Pemendiknas
Nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah SDMI, Sekolah Menengah PertamaMadrasah
Tsanawiyah SMPMTs, dan Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah SMAMA
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis.
Faktor strategis daerah dan isu-isu nasional di bidang pendidikan merupakan unsure yang harus diperhatikan dan menjadi masukan atau informasi
yang bisa digunakan dalam perencanaan pembangunan pendidikan. Kearifan dalam membaca isu-isu strategis akan memberikan manfaat yang sangat baik
dalam menyusun perencanaan pembangunan dan pencapaian tujuan dan sasaran dari visi misi Kepala Daerah maupun visi misi Dinas Pendidikan sendiri.
Berangkat dari permasalah bidang pendidikan yang telah diuraikan diatas, isu pokok dibidang pendidikan di Kota Payakumbuh yang bersifat strategis adalah
sebagai berikut:
1. Pemerataan mutu dan relevansi pendidikan
Belum meratanya mutu sekolah pada jenjang pendidikan tertentu memunculkan istilah sekolah favorit di kalangan siswa dan orang tua,
Kondisi ini menimbulkan situasi yang kurang kondusif di tengah masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi pada proses belajar dan mutu lulusan.
2. Pemerataan akses pelayanan pendidikan
Belum terwujudnya pemerataan dan relevansi pendidikan di semua wilayah Kota Payakumbuh, sehingga ditemukan adanya wilayah yang belum
mempunyai sekolah pada jenjang pendidikan tertentu, yang menimbulkan kesulitan bagi siswa dan orang tua dalam akses pendidikan dan selama 5
Renstra Diknas 52
tahun kedepan semua wilayah kota Payakumbuh sudah memiliki sekolah pada setiap jenjang pendidikan
3. Penerapan kurikulum 2013
Rencana pemakaian kurikulum baru kurikulum 2013 yang sampai saat ini belum tuntas akan berdampak terhadap kelangsungan PBM dan
kebingungan dalam aplikasinya oleh para pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Pelaksanaan 8 Standar Nasional Pendidikan SNP
Penerapan 8 standar nasional pendidikan sebagai upaya meningkatkan mutu dan meningkatkan penjaminan mutu sewajarnya berimplikasi terhadap
mutu pencatatan, tertib pengolahan, dan tertib sistem dokumentasi data. Meningkatnya usaha penjaminan mutu perlu diikuti dengan semakin
transparannya target mutu, alat ukur pencapaian target, pelaksanaan pengukuran, pengolahan data hasil pengukuran, penafsiran data, analisis
tindak lanjut, dan dokumentasi.
5. Pendidikan Karakter atau Pendidikan Berakhlak Mulia
Peningkatan mutu lulusan dari sisi intelektualitas, harus diimbangi dengan pembentukan karakter peserta didik. Perkembangan informasi dan teknologi
bila tidak disikapi dengan bijak akan menimbulkan kemerosotan moral dan penyimpangan perilaku peserta didik dan untuk mengantisipasi hal tersebut
kita juga berupaya melakukan peningkatan kepribadian dan moralitas siswa untuk mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas dan berakhlak mulia
dengan system pendidikan beraklak mulia. Permasalahan ini
juga berhubungan dengan kurikulum yang ada dan belum terciptanya pendidikan
yang terintegrasi antara pendidikan di rumah, sekolah dan lingkungan yang juga berkontribusi besar dalam pembentukan pribadi siswa
6. Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan inklusi