Deskripsi Variabel Penelitian Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS 3. Ir. Iskandarini, MM, Ph.D

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ketahanan dan Kerentanan Pangan di Kabupaten Asahan Kabupaten Asahan terdiri dari 25 kecamatan, 17 diantaranya termasuk dalam kategori tahan pangan dan 8 kecamatan termasuk dalam kategori rentan pangan. Atau dengan kata lain terdapat 68 daerah yang tahan pangan di Kabupaten Asahan dan 32 dalam kondisi rentan pangan. Tabel 7. Persentase Kecamatan Rentan dan Tahan Pangan No Kondisi Jumlah Kecamatan Persentase 1 2 Tahan Pangan Rentan Pangan 17 8 68 32 Jumlah 25 100 Sumber : FSVA Sumatera Utara 2011 Daerah yang termasuk dalam kategori rentan pangan adalah Kecamatan Bandar Pulau, Aek Kuasan, Tanjung Balai, Simpang Empat, Air Batu, Air Joman, Kisaran Barat dan Kisaran Timur. Sedangkan yang termasuk dalam kategori tahan pangan adalah Kecamatan B.P Mandoge, Aek Songsongan, Rahuning, Pulau Rakyat, Aek Ledong, Sei Kepayang, Sei Kepayang Barat, Sei Kepayang Timur, Teluk Dalam, Sei Dadap, Buntu Pane, Tinggi Raja, Setia Janji, Meranti, Pulo Bandring, Rawan Panca Arga dan Kecamatan Silo Laut. Universitas Sumatera Utara Tabel 8. Indikator Ketahanan dan Kerentanan Pangan di Kabupaten Asahan No Nama Kecamatan Yi Ketersediaan Akses pangan Pemanfaatan pangan Indika tor 1 Indika tor 2 Indika tor 3 Indika tor 4 Indika tor 5 Indika tor 6 Indika tor 7 Indika tor 8 1 B.P Mandoge 1 0,30 13,78 0,00 4,0 0,00 19,86 5,18 2 Bandar Pulau 1,15 14,25 0,00 4,3 5,56 23,68 5,62 3 Aek Songsongan 1 1,50 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 4 Rahuning 1 1,50 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 5 Pulau Rakyat 1 0,38 9,28 0,00 4,2 8,33 21,11 4,98 6 Aek Kuasan 0,88 9,64 0,00 4,9 0,00 20,97 5,77 7 Aek Ledong 1 1,50 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 8 Sei Kepayang 1 0,08 9,91 5,88 3,2 0,00 18,09 4,83 9 Sei Kepayang Barat 1 1,50 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 10 Sei Kepayang Timur 1 1,50 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 11 Tanjung Balai 1,50 12,18 0,00 3,1 0,00 16,99 4,91 12 Simpang Empat 1,50 13,97 0,00 4,3 0,00 22,52 5,01 13 Teluk Dalam 1 1,50 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 14 Air Batu 1,50 12,64 0,00 6,7 0,00 25,76 4,25 15 Sei Dadadap 1 1,50 0,00 0,00 0,0 0,00 30,21 0,00 16 Buntu Pane 1 0,25 11,47 0,00 5,1 6,67 25,48 4,21 17 Tinggi Raja 1 0,63 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 18 Setia Janji 1 0,52 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 19 Meranti 1 0,08 12,15 4,76 5,5 0,00 21,47 4,99 20 Pulo Bandring 1 1,50 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 21 Rawan Panca Arga 1 0,08 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 22 Air Joman 1,50 9,74 0,00 3,1 0,00 20,37 5,25 23 Silo Laut 1 1,50 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 0,00 24 Kisaran Barat 1,50 17,57 0,00 5,2 0,00 23,68 5,25 25 Kisaran Timur 1,50 15,05 0,00 5,2 0,00 23,68 5,25 Sumber : FSVA Sumatera Utara 2011 Keterangan : Y = 1 tahan pangan Y = 0 rentan pangan Indikator 1 = Rasio konsumsi normative Indikator 2 = Persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinan Indikator 3 = Persentase desa yang tidak memiliki akses penghubung yang memadai Indikator 4 = Persentase rumah tangga tanpa akses listrik Indikator 5 = Persentase desa yang tinggal lebih 5 km dari fasilitas kesehatan Indikator 6 = Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih Indikator 7 = Perempuan buta huruf Indikator 8 = Berat badan balita dibawah standar Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa 32 daerah yang rentan pangan di Kabupaten Asahan termasuk dalam kategori prioritas ketiga daerah yang rentan pangan. Itu berarti 32 daerah di Kabupaten Asahan masuk dalam kategori kurang tahan pangan. Universitas Sumatera Utara Dari data juga dapat diketahui bahwa 68 daerah yang tahan pangan masuk dalam prioritas lima sebesar 16 dan prioritas keenam sebesar 52. Ini berarti 16 daerah di Kabupaten Asahan masuk dalam kategori tahan pangan dan 52 daerah di Kabupaten Asahan masuk dalam kategori sangat tahan pangan. Kecamatan yang rentan pangan memiliki kondisi akses pangan dan pemanfaatan pangannya kurang baik, ini dapat di lihat dari besarnya persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, masih banyaknya rumah penduduk yang tidak memiliki akses listrik dan air bersih serta persentase perempuan buta huruf yang masih tinggi. Masih rendahnya pendidikan perempuan di daerah yang rentan pangan menyebabkan rendahnya pengetahuan tentang pangan yang sehat dan bergizi. Dan daerah yang rentan pangan rasio konsumsi normative ≥ 1, ini artinya daerah yang rentan pangan termasuk daerah – daerah yang defisit pangan di Kabupaten Asahan. 2. Ketersediaan Pangan Untuk melihat kondisi ketersediaan pangan di suatu wilayah dalam analisis ketahanan pangan, digunakan indikator rasio konsumsi normative per kapita terhadap produksi pangan. Rasio tersebut menunjukan suatu wilayah mengalami surplus pangan atau defisit pangan. Tabel 9. Ketersediaan Pangan Kabupaten Asahan No Kondisi Jumlah Kecamatan Persentase 1 2 Surplus pangan Defisit Pangan 9 16 36 64 Jumlah 25 100 Sumber : FSVA Sumatera Utara 2011 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa 64 kecamatan di Kabupaten Asahan mengalami defisit pangan dan 36 mengalami surplus pangan. Jumlah kecamatan yang defisit pangan lebih besar dari pada jumlah kecamatan yang surplus pangan. 3. Akses Pangan Akses pangan adalah kemampuan rumah tangga atau individu dalam memperoleh pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, pembelian dan bantuan pangan. Ketersediaan pangan di suatu wilayah mungkin tercukupi, akan tetapi tidak semua rumah tangga atau individu memiliki akses yang memadai untuk memperoleh pangan, baik dari segi ekonomi, fisik dan social. Indikator yang digunakan untuk melihat suatu daerah memiliki akses pangan adalah persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, persentase desa yang tidak memiliki akses penghubung yang memadai dan persentase rumah tangga tanpa akses listrik. Tabel 10. Indikator Akses Pangan Kabupaten Asahan No Kecamatan Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan Persentase desa yang tidak dapat dilalui kenderaan roda empat Persentase rumah tangga tanpa akses listrik 1 B.P Mandoge 13,78 0,00 4,0 2 Bandar Pulau 14,25 0,00 4,3 3 Aek Songsongan 0,00 0,00 0,0 4 Rahuning 0,00 0,00 0,0 5 Pulau Rakyat 9,28 0,00 4,2 6 Aek Kuasan 9,64 0,00 4,9 7 Aek Ledong 0,00 0,00 0,0 8 Sei Kepayang 9,91 5,88 3,2 9 Sei Kepayang Barat 0,00 0,00 0,0 10 Sei Kepayang Timur 0,00 0,00 0,0 11 Tanjung Balai 12,18 0,00 3,1 12 Simpang Empat 13,97 0,00 4,3 13 Teluk Dalam 0,00 0,00 0,0 14 Air Batu 12,64 0,00 6,7 15 Sei Dadadap 0,00 0,00 0,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 10. Lanjutan No Kecamatan Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan Persentase desa yang tidak dapat dilalui kenderaan roda empat Persentase rumah tangga tanpa akses listrik 16 Buntu Pane 11,47 0,00 5,1 17 Tinggi Raja 0,00 0,00 0,0 18 Setia Janji 0,00 0,00 0,0 19 Meranti 12,15 4,76 5,5 20 Pulo Bandring 0,00 0,00 0,0 21 Rawan Panca Arga 0,00 0,00 0,0 22 Air Joman 9,74 0,00 3,1 23 Silo Laut 0,00 0,00 0,0 24 Kisaran Barat 17,57 0,00 5,2 25 Kisaran Timur 15,05 0,00 5,2 Sumber : FSVA Sumatera Utara 2011 Berdasarkan data dapat diketahui bahwa tingkat kemiskinan di Kabupaten Asahan masih tinggi. Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa Kecamatan Kisaran Barat merupakan daerah tingkat kemiskinan tertinggi yaitu sebesar 17,57. Berdasarkan harga kebutuhan pokok di tingkat provinsi, garis kemiskinan yang digunakan adalah sebesar Rp 246.560, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 17,57 penduduk di Kecamatan Kisaran Barat memiliki pendapatan dibawah Rp 246.560. Semakin besar jumlah penduduk miskin di suatu daerah, akses terhadap pangan akan semakin rendah dan angka kerentanan pangan akan semakin tinggi. Berdasarkan data juga dapat diketahui bahwa daerah yang tidak dapat dilewati kenderaan roda empat sebesar 5,88 untuk Kecamatan Sei Kepayang dan sebesar 4,76 untuk Kecamatan meranti, sedangkan 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Di Kabupaten Asahan juga masih terdapat rumah tangga yang tidak memiliki akses listrik, persentase kecamatan yang terbesar terdapat pada Kecamatan Air Batu yaitu sebesar 6,7. Universitas Sumatera Utara 4. Pemanfaatan Pangan Pemanfaatan pangan erat kaitannya dengan mutu dan keamanan pangan. Pemanfaatan pangan yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan energi dan gizi, air dan kesehatan lingkungan. Efektifitas dari pemanfaatan pangan tergantung pada pengetahuan rumah tangga individu, sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas kesehatan, serta penyuluhan gizi dan pemeliharaan balita. Dalam analisis pangan, untuk melihat kondisi pemanfaatan pangan digunakan indikator persentase desa yang tinggal lebih 5 Km dari fasilitas kesehatan, persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih, perempuan buta huruf dan berat bada balita dibawah standar. Tabel 11. Indikator Pemanfaatan Pangan Kabupaten Asahan No Kecamatan Persentase desa yang tinggal lebih dari 5 km dari fasilitas kesehatan Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih Perempuan buta huruf Berat badan balita dibawah standar 1 B.P Mandoge 0,00 19,86 5,18 2 Bandar Pulau 5,56 23,68 5,62 3 Aek Songsongan 0,00 0,00 0,00 4 Rahuning 0,00 0,00 0,00 5 Pulau Rakyat 8,33 21,11 4,98 6 Aek Kuasan 0,00 20,97 5,77 7 Aek Ledong 0,00 0,00 0,00 8 Sei Kepayang 0,00 18,09 4,83 9 Sei Kepayang Barat 0,00 0,00 0,00 10 Sei Kepayang Timur 0,00 0,00 0,00 11 Tanjung Balai 0,00 16,99 4,91 12 Simpang Empat 0,00 22,52 5,01 13 Teluk Dalam 0,00 0,00 0,00 14 Air Batu 0,00 25,76 4,25 15 Sei Dadadap 0,00 30,21 0,00 16 Buntu Pane 6,67 25,48 4,21 17 Tinggi Raja 0,00 0,00 0,00 18 Setia Janji 0,00 0,00 0,00 19 Meranti 0,00 21,47 4,99 20 Pulo Bandring 0,00 0,00 0,00 21 Rawan Panca Arga 0,00 0,00 0,00 22 Air Joman 0,00 20,37 5,25 23 Silo Laut 0,00 0,00 0,00 24 Kisaran Barat 0,00 23,68 5,25 25 Kisaran Timur 0,00 23,68 5,25 Sumber : FSVA Sumatera Utara 2011 Universitas Sumatera Utara Dari data yang diperoleh diketahui bahwa fasilitas kesehatan sudah kucup baik di Kabupaten Asahan, hanya terdapat tiga kecamatan yang memiliki desa yang jaraknya lebih 5 km dari fasilitas kesehatan. Kecamatan yang memiliki desa yang jaraknya lebih dari 5 km dari fasilitas kesehatan adalah Kecamatan Bandar Pulau yaitu sebesar 5,56, Kecamatan Pulau Rakyat sebesar 8,33 dan Kecamatan Buntu Pane sebesar 6,67. Dari data juga diketahui persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih di Kabupaten Asahan, Kecamatan Sei Dadap merupakan daerah yang terbesar persentase rumah tangga yang tidak memiliki akses ke air bersih yaitu sebesar 30,21. Selanjutnya Kecamatan Air Batu sebesar 25,76 dan Kecamatan Buntu Pane sebesar 25,48. Ini menggambarkan bahwa kondisi akses pangan di Kabupaten Asahan kurang baik dalam mencapai penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup yang sehat. Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa di Kabupaten Asahan masih terdapat perempuan yang buta huruf. Perempuan buta huruf terbesar terdapat di Kecamatan Aek Kuasan yaitu sebesar 5,77. Selanjutnya kecamatan Bandar Pulau sebesar 5,62 serta Kecamatan Kisaran Barat dan Kisaran Timur sebesar 5,25. Kemampuan untuk membaca pada kaum perempuan terutama ibu dan pengasuh anak sangat berengaruh terhadap status kesehatan dan gizi, dan menjadi hal yang sangat penting dalam pemanfaatan pangan. Universitas Sumatera Utara

5.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan dan Kerentanan