Sejarah Berdirinya J.W.Marriott Hotel Medan

25

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG J.W. MARRIOTT HOTEL MEDAN

3.1 Sejarah Berdirinya J.W.Marriott Hotel Medan

John Willard Marriott Lelaki kelahiran Utah , Amerika Serikat pada tanggal 17 September 1900 itu, merupakan pendiri salah satu kerajaan bisnis terbesar di dunia, yaitu Marriott Corporation. Sejak tahun 1993, nama tersebut lantas berubah menjadi Marriott International. Bisnis Marriott berawal dari usaha pengolahan bir yang berlokasi di Washington pada tahun 1927. Saat itu, ia bekerja sama dengan AW Beer dan mendapatkan hak jual untuk daerah Washington dan sekitarnya. Saat merintis bisnis itulah, ia memutuskan menikah dengan Alice Sheets pada 9 Juni 1927. Dari pernikahan tersebut, ia memperoleh 2 orang anak. Salah satu anaknya, Bill Marriott Jr., melanjutkan posisi sang ayah untuk mengendalikan kerajaan bisnis itu. Bill menjadi presiden dan CEO di Marriott International. Dari usaha penjualan bir, Marriot mulai mengembangkan sayap usahanya di bidang restoran. Di tahun 1927 pula, ia membuka restoran keluarga dengan tambahan menu Meksiko. Restoran yang diberi nama The Hot Shoppes itu akhirnya laris manis dan terkenal. Saat usaha restoran berkembang, ia melebarkan sayap di bidang bisnis kontraktor bangunan. Tak puas dengan bisnis yang ada, Marriot merambah ke dunia perhotelan. Hotel pertama yang ia dirikan lebih merupakan motel bernama Twin Bridges Motor Hotel di Virginia. Berawal dari satu hotel, kelak bisnis jaringan hotel yang ia dirikan menyebar ke seantero dunia. Pada saat ia meninggal pada 13 Agustus 1985 dalam usia 84 tahun, perusahaan yang ia dirikan itu telah memiliki 1.400 restoran, 143 hotel dan resor di seantero dunia.Terdapat 37 hotel di seluruh dunia yang beroperasi di bawah bendera Marriott. Tentu saja sekarang jumlah unit usahanya berkembang. Di Indonesia saja, hotel Marriott terdapat di tiga kota besar, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Medan. Dari seluruh unit usaha di berbagai belahan dunia, perusahaan ini diperkirakan meraup penghasilan sekitar 4,5 miliar US dollar setahun dan didukung sekitar 154.600 orang karyawan. Begitu besarnya keuntungan, perusahaan ini pun mengembangkan usaha di bidang kapal pesiar dan taman wisata. Marriott tumbuh di tengah keluarga peternak di Utah. Dari kondisi keluarga itulah, jiwa wirausahanya mulai terasah sejak muda. Saat berusia 14 tahun, ia sudah diserahi tanggung jawab oleh ayahnya untuk mengirimkan 3.000 ekor domba ke San Francisco dengan menumpang kereta api. Bisa dibayangkan, betapa repotnya membawa domba sebanyak itu di gerbong kereta api Dan pada tahun 1953, ia terserang kanker dan divonis dokter hidupnya hanya bertahan sekitar 6 tahun. Namun, dengan semangat hidupnya yang tinggi, ia justru mampu bertahan hingga nyaris seperempat abad. Tidak aneh jika Marriott menjadi sosok pebisnis sukses di dunia. Ia merupakan seorang pekerja keras yang tak kenal lelah. Ia selalu memikirkan bagaimana memajukan perusahaannya. Tanpa terduga, entah siang atau malam, ia sering mendatangi tempat-tempat usahanya, seperti restoran dan hotel. Ia langsung memeriksa bahkan sampai hal-hal yang ‘sepele’, seperti dapur, alat masak, kamar, dan lain-lain. Jika masih ada tempat yang kotor atau tidak lengkap, ia akan marah besar. Meski demikian, Marriott –yang pengikut sekte Kristen Mormon bahkan pernah menjadi anggota misi itu– juga merupakan seorang pemimpin yang humanis. Ia membangun suasana kekeluargaan dalam lingkungan kerja. Saat ada pekerja yang sakit, tak segan ia menengoknya. Saat ada yang terkena masalah, ia juga ikut membantu memecahkannya.

3.2 Klasifikasi J.W.Marriott Hotel Medan