Persiapan Peralatan I dentifikasi lahan

10 Peluang atau kelayakan investasi dengan analisis finansial d igunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan lahan untuk tanaman tahunan misalnya kelapa sawit, karet, dan kakao. I ndikator yang diperhatikan untuk menganalisis kelayakan ekonomi pengelolaan usahatani tersebut adalah Net Present Value NPV, I nternal Rate of Return I RR dan Benefid Cost Ratio BCR. Suatu investasi untuk usaha tanaman tahunan tertentu dikatakan layak apabila nilai-nilai indikator tersebut lebih besar atau sama dengan suatu nilai yang ditetapkan. I ndikator kelayakan sosial-ekonomi dapat diperoleh dari hasil analisis usahatani dan investasi, yakni melalui pengumpulan clan pengolahan data biaya produksi, tingkat produksi, dan harga jual. Data harga-harga saprodi clan hasil usahatani serta tingkat upah tenaga kerja diharapkan sudah mencerminkan mernpertimbangkan kondisi spesifik setempat, misalnya aksesibilitas pasar, jalan, sumber keuangan kredit, dan ketersediaan tenaga kerja. Data-data tersebut bersifat dinamis, oleh karena itu perlu ada kegiatan verifikasi, yakni pemutahiran dan validasi data di lapangan setiap periode tertentu. Sumber dat a unt uk analisis usahat ani dapat diperoleh dari dat a sekunder at au dat a primer hasil w aw ancara dengan pet ani yang sudah berpengalaman dalam mengusahakan j enis t anaman t ert ent u pada t ipologi lahan t ert ent u. Semakin banyak pet ani yang diw awancarai responden unt uk mendapat kan dat a usahat ani t ersebut secara relat if dat a yang dihasilkan akan lebih baik. Pada wilayah yang cukup seragam, misalnya pada w ilayah sent ra produksi suat u t anaman, j umlah responden unt uk mendapat kan dat a usahat ani t anaman t ersebut dapat lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah lainnya. Sebagai bahan pert imbangan j umlah responden pada daerah produksi sekit ar 3 -5 orang unt uk set iap j enis t anaman pada t ipologi lahan yang sama. Sedangkan pada daerah pot ensial pengembangan j umlah responden t ersebut sekit ar 6-10 orang t anaman t ipologi lahan

b. Persiapan Peralatan

Untuk memperlancar proses penelitian, diperlukan beberapa peralatan seperangkat computer, GPS, dan peralatan pendukung lainnya, dan peralatan 11 untuk observasi tanah di lapangan seperti bor tanah mineral, pisau lapang, Muncell Soil Colour Chart, pH trough, kompas, abney level, altimeter dan loupe. Diperlukan juga form isian untuk pengamatan tanah dilapangan dan petunjuk pengisiannya.

c. I dentifikasi lahan

Berdasarkan data spasial dan data tabular pendukung yang telah dikumpulkan, serta hasil interpretasi dan analisis terrain dari citra satelit, peta rupa bumi, peta geologi, dan peta penggunaan lahan, telah disusun peta satuan lahan. Peta satuan lahan tersebut dijadikan peta dasar dalam identifikasi lahan di lapangan. Pengamatan biofisik lahan dan lingkungannya dilakukan secara transek yang mewakili beberapa satuan lahan. Pengamatan sifat morfologi tanah di lapang dilakukan dengan pembuatan profil yang mengacu kepada FAO 1990 dan Soil Survey Division Staff 1993, antara lain kedalaman tanah, warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, drainase, pH tanah, sementasi batuan padas, konsentrasi bahan kasar atau fragmen batuan, dan perakaran tanaman. Pengambilan contoh tanah dilaksanakan pada setiap satuan lahan, diambil dari setiap lapisan berdasarkan horisonisasi dari profil tanah, dan dianalisis di laboratorium. Sifat-sifat tanah yang dianalisis terdiri dari sifat -sifat fisika dan kimia tanah. Analisis sifat fisika kimia tanah tekstur, kandungan bahan organik C organik, N total dan C N, reaksi tanah pH, kandungan P dan K potensial, P dan K tersedia, retensi P, basa-basa dapat tukar Ca, Mg, K dan Na, kapasitas tukar kation KTK, kejenuhan basa KB, dan kejenuhan Al. Jenis dan metode analisis tanah di laboratorium mengacu kepada Penuntun Analisis Kimia Tanah, Air, Tanaman, dan Pupuk Sulaeman et al., 2005 yang diadopsi dari Burt 2004. Data hasil analisis tanah digunakan untuk memperbaiki klasifiaksi tanah, evaluasi kesesuaian lahan dan penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanian.

d. Evaluasi Kesesuaian Lahan