12
2. Menentukan persyaratan tumbuh tanaman atau LUR Land Use
Requirement untuk setiap LUT 3. Memilih karakteristik lahan atau LC Land Characteristic setiap LUR
untuk masing-masing LUT 4. Menyusun pohon keputusan atau DT Decision Tree
Evaluasi dapat dilakukan secara manual, maupun komputerisasi. Secara komputerisasi, evaluasi lahan dapat dilakukan dengan cepat, dan dalam jumlah
data yang banyak dengan Program SPKL 1.0 Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan yang dikembangkan oleh BBSDLP. Program ini telah dilengkapi database
persyaratan tumbuh tanaman yang umumnya dibudidayakan di I ndonesia dan masih memungkinkan untuk penambahan database
persyaratan tumbuh tanaman baru. Untuk melakukan kesuaian lahan suatu wilayah harus dilengkapi
dengan database karakteristik lahan, terdiri dari sifat fisik dan kimia lahan, ketinggian, kelerengan, temperatur, curah hujan, parameter ekonomi dan
lainnya. Selanjutnya program dapat dijalankan untuk peneilaian kesesuaian lahan untuk setiap unit poligon.
e. Verifikasi Lapangan
Hasil penilaian evaluasi lahan baik berupa data tabular maupun peta kesesuaian lahan masing-masing komoditas, perlu diverifikasi dan validasi di
lapangan. Verifikasi data sangat diperlukan, baik berupa data bio fisik lingkungan maupun data iklim. Parameter-parameter tanah yang menjadi faktor pembatas
dalam evaluasi lahan perlu diperhatikan seperti kondisi terrain lereng, torehan, keadaan batuan di permukaan dan kemungkinan bahaya banjir; media
perakaran kedalaman efektif, tekstur, drainase, struktur tanah, density dan kemasakan tanah, dan beberapa sifat fisik tanah yaitu reaksi tanah, adanya
bahaya sulfidik, dan kandungan bahan organic. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara data yang ada dengan kenyataan di lapangan, maka data tersebut perlu
dilakukan perbaikan.
f. Konsultasi dengan I nstansi terkait
Konsultasi atau diskusi dengan instansi terkai di daerah sangat diperlukan agar diperoleh masukan untuk menjaga keselarasan pewilayahan
komoditas yang disusun dengn kebijakan yang ada di daerah. Aspek-aspek lain
13
dalam pewilayahan komoditas, diantaranya aspek sosial, budaya, kelembagaan, dan peraturan masing-masing daerah setempaa perlu dikonsultasikan agar dapat
diakomodir dalam penyusunan peta pewilayahan komoditas ini.
g. Penyusunan Peta Pew ilayahan Komoditas
Penyusunan peta pewilayahan komoditas memerlukan Modul Pewilayahan Komoditas MPK. Modul tersebut memerlukan tiga jenis data utama yaitu : 1
data hasil evaluasi lahan, 2 data peluang investasi, dan 3 data prioritas tanaman. Selain itu data penggunaan lahan saat ini present land use diperlukan
juga sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam pewilayahan komoditas. Data-data tersebut diperlukan untuk memperoleh pewilayahan komoditas
pertanian yang sesuai secara fisik dan layak dikembangkan secara ekonomi. Hasil penyusunan peta pewilayahan komodit as disajikan dalam bentuk peta yang
dilengkapi dengan legenda dan naskah laporannya.
14
I V.
HASI L DAN PEMBAHASAN 4.1. Lokasi Pengkajian
Lokasi penelitian mencakup seluruh wilayah administratif Kabupaten Mukomuko. Posisi geografis kabupaten berbatasan dengan Samudera Hindia di
sebelah barat, di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara, dan di sebelah
Timur berbatasan dengan Provinsi Jambi. Letak astronomis Kabupaten
Mukomuko adalah 101 01’36” -101
51’08” Bujur Timur dan 02 16’06” -03
07’08” Lintang Selatan Gambar 1.
Gambar 1 Peta Administrasi Kabupaten Mukomuko Jarak ibu kota kabupaten dengan ibu kota provinsi sejauh 258 km, kondisi
sarana perhubungan antar kecamatan melalui jalan darat cukup baik. Jalan antar desa sebagian besar sudah diaspal dengan kondisi cukup baik. Kondisi jaringan
telekomunikasi sudah menjangkau ibukota kecamatan dan informasi melalui siaran televisi umumnya sudah dapat diakses.
15
4.2. Penduduk