Evaluasi Kesesuaian Lahan Verifikasi Lapangan

11 untuk observasi tanah di lapangan seperti bor tanah mineral, pisau lapang, Muncell Soil Colour Chart, pH trough, kompas, abney level, altimeter dan loupe. Diperlukan juga form isian untuk pengamatan tanah dilapangan dan petunjuk pengisiannya.

c. I dentifikasi lahan

Berdasarkan data spasial dan data tabular pendukung yang telah dikumpulkan, serta hasil interpretasi dan analisis terrain dari citra satelit, peta rupa bumi, peta geologi, dan peta penggunaan lahan, telah disusun peta satuan lahan. Peta satuan lahan tersebut dijadikan peta dasar dalam identifikasi lahan di lapangan. Pengamatan biofisik lahan dan lingkungannya dilakukan secara transek yang mewakili beberapa satuan lahan. Pengamatan sifat morfologi tanah di lapang dilakukan dengan pembuatan profil yang mengacu kepada FAO 1990 dan Soil Survey Division Staff 1993, antara lain kedalaman tanah, warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, drainase, pH tanah, sementasi batuan padas, konsentrasi bahan kasar atau fragmen batuan, dan perakaran tanaman. Pengambilan contoh tanah dilaksanakan pada setiap satuan lahan, diambil dari setiap lapisan berdasarkan horisonisasi dari profil tanah, dan dianalisis di laboratorium. Sifat-sifat tanah yang dianalisis terdiri dari sifat -sifat fisika dan kimia tanah. Analisis sifat fisika kimia tanah tekstur, kandungan bahan organik C organik, N total dan C N, reaksi tanah pH, kandungan P dan K potensial, P dan K tersedia, retensi P, basa-basa dapat tukar Ca, Mg, K dan Na, kapasitas tukar kation KTK, kejenuhan basa KB, dan kejenuhan Al. Jenis dan metode analisis tanah di laboratorium mengacu kepada Penuntun Analisis Kimia Tanah, Air, Tanaman, dan Pupuk Sulaeman et al., 2005 yang diadopsi dari Burt 2004. Data hasil analisis tanah digunakan untuk memperbaiki klasifiaksi tanah, evaluasi kesesuaian lahan dan penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanian.

d. Evaluasi Kesesuaian Lahan

Sebelum melakukan evaluasi kesesuaian lahan, terlebih dahulu dilaksanakan kegiatan yang meliputi penyiapan data, penyusunan model evaluasi, penyajian hasil evaluasi lahan. Tahapan penyusunan model evaluasi lahan lahan adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan tipe penggunaan lahan atau LUT Land Use Type 12 2. Menentukan persyaratan tumbuh tanaman atau LUR Land Use Requirement untuk setiap LUT 3. Memilih karakteristik lahan atau LC Land Characteristic setiap LUR untuk masing-masing LUT 4. Menyusun pohon keputusan atau DT Decision Tree Evaluasi dapat dilakukan secara manual, maupun komputerisasi. Secara komputerisasi, evaluasi lahan dapat dilakukan dengan cepat, dan dalam jumlah data yang banyak dengan Program SPKL 1.0 Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan yang dikembangkan oleh BBSDLP. Program ini telah dilengkapi database persyaratan tumbuh tanaman yang umumnya dibudidayakan di I ndonesia dan masih memungkinkan untuk penambahan database persyaratan tumbuh tanaman baru. Untuk melakukan kesuaian lahan suatu wilayah harus dilengkapi dengan database karakteristik lahan, terdiri dari sifat fisik dan kimia lahan, ketinggian, kelerengan, temperatur, curah hujan, parameter ekonomi dan lainnya. Selanjutnya program dapat dijalankan untuk peneilaian kesesuaian lahan untuk setiap unit poligon.

e. Verifikasi Lapangan

Hasil penilaian evaluasi lahan baik berupa data tabular maupun peta kesesuaian lahan masing-masing komoditas, perlu diverifikasi dan validasi di lapangan. Verifikasi data sangat diperlukan, baik berupa data bio fisik lingkungan maupun data iklim. Parameter-parameter tanah yang menjadi faktor pembatas dalam evaluasi lahan perlu diperhatikan seperti kondisi terrain lereng, torehan, keadaan batuan di permukaan dan kemungkinan bahaya banjir; media perakaran kedalaman efektif, tekstur, drainase, struktur tanah, density dan kemasakan tanah, dan beberapa sifat fisik tanah yaitu reaksi tanah, adanya bahaya sulfidik, dan kandungan bahan organic. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara data yang ada dengan kenyataan di lapangan, maka data tersebut perlu dilakukan perbaikan.

f. Konsultasi dengan I nstansi terkait