2. Basis Data Tanah 3. Data I klim 4. Data Sosial Ekonomi

9 - Peta tematik yang terdiri dari peta tanah, peta observasi, dan penggunaan lahan. - Peta pendukung yang terdiri dari peta-peta yang tersedia seperti peta AEZ, peta tanah tinjau, peta arahan tata ruang pertanian dan peta arahan pengggunaan lahan, masing-masing skala 1 : 250.000.

a.2. Basis Data Tanah

Basis data tanah yang dikumpulkan terdiri dari basis data morfologi tanah atau Site and Horizon SH, basis data hasil analisa kimia tanah SSA, dan basis data satuan peta tanah MU. Ketiga jenis data tersebut akan digunakan untuk penilaian kesesuaian lahan dan penyusunan peta pewilayahan komoditas berdasarkan AEZ di Kabupaten Mukomuko.

a.3. Data I klim

Data iklim yang diperlukan berupa data curah hujan, temperatur, kecepatan angin, lama penyinaran, dan kelembaban udara. Data tersebut digunakan untuk penilaian kesesuaian lahan.

a.4. Data Sosial Ekonomi

Pengumpulan data sosial ekonomi dilakukan dapat dilakukan melalui survei sosek tersendiri, ataupun bersamaan dengan tim teknis pada saat verifikasi lapangan. Pengumpulan data sosek sebaiknya mengacu ke penyebaran poligon-poligon satuan lahan, sehingga tim sosek tidak terlepas dari tim teknis secara keseluruhan. Data sosial ekonomi diperlukan sebagai bahan mtiormasi untuk menentukan komoditas unggulan berdasarkan kelayakan usahatani atau investasi pengusahaannya. Analisis usahatani digunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan lahan untuk tanaman semusim, seperti tanaman padi, pulawija, dan hortikultura sayuran. Suatu usahatani tanaman tertentu dikatakan layak apabila nilai R C-nya lebih besar atau sama dengan suatu nilai yang ditetapkan. Semakin besar nilai R C semakin tinggi tingkat kelayakan usahatani tersebut. Apabila terdapat lebih dari satu tanaman yang layak berdasarkan nilai R C tersebut, maka digunakan indikator biaya produksi terkecil. 10 Peluang atau kelayakan investasi dengan analisis finansial d igunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan lahan untuk tanaman tahunan misalnya kelapa sawit, karet, dan kakao. I ndikator yang diperhatikan untuk menganalisis kelayakan ekonomi pengelolaan usahatani tersebut adalah Net Present Value NPV, I nternal Rate of Return I RR dan Benefid Cost Ratio BCR. Suatu investasi untuk usaha tanaman tahunan tertentu dikatakan layak apabila nilai-nilai indikator tersebut lebih besar atau sama dengan suatu nilai yang ditetapkan. I ndikator kelayakan sosial-ekonomi dapat diperoleh dari hasil analisis usahatani dan investasi, yakni melalui pengumpulan clan pengolahan data biaya produksi, tingkat produksi, dan harga jual. Data harga-harga saprodi clan hasil usahatani serta tingkat upah tenaga kerja diharapkan sudah mencerminkan mernpertimbangkan kondisi spesifik setempat, misalnya aksesibilitas pasar, jalan, sumber keuangan kredit, dan ketersediaan tenaga kerja. Data-data tersebut bersifat dinamis, oleh karena itu perlu ada kegiatan verifikasi, yakni pemutahiran dan validasi data di lapangan setiap periode tertentu. Sumber dat a unt uk analisis usahat ani dapat diperoleh dari dat a sekunder at au dat a primer hasil w aw ancara dengan pet ani yang sudah berpengalaman dalam mengusahakan j enis t anaman t ert ent u pada t ipologi lahan t ert ent u. Semakin banyak pet ani yang diw awancarai responden unt uk mendapat kan dat a usahat ani t ersebut secara relat if dat a yang dihasilkan akan lebih baik. Pada wilayah yang cukup seragam, misalnya pada w ilayah sent ra produksi suat u t anaman, j umlah responden unt uk mendapat kan dat a usahat ani t anaman t ersebut dapat lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah lainnya. Sebagai bahan pert imbangan j umlah responden pada daerah produksi sekit ar 3 -5 orang unt uk set iap j enis t anaman pada t ipologi lahan yang sama. Sedangkan pada daerah pot ensial pengembangan j umlah responden t ersebut sekit ar 6-10 orang t anaman t ipologi lahan

b. Persiapan Peralatan