Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
8
uang beredar akan menaikkan permintaan yang pada akhirnya jika tidak diikuti oleh pertumbuhan di sektor riil akan menyebabkan
naiknya harga.
Laju inflasi Indonesia melambat pada Mei 2013, dipicu oleh turunnya beberapa harga komoditas. Berdasarkan data yang dirilis BPS, inflasi
umum year on year pada Mei 2013 tercatat mencapai 5,47, turun dibandingkan bulan Maret 2013 yang tercatat sebesar 5,57.
Perlambatan inflasi di bulan Mei 2013 tidak lepas dari kebijakan Kementrian Perdagangan melalui Peraturan Kementrian
Perdagangan Nomor 16M-DAGPER42013 tentang Ketentuan Impor Produk Holtikultura. Inti dari peraturan tersebut adalah
melonggarkan batasan-batasan untuk beberapa impor produk pertanian, termasuk bawang putih karena terjadinya kelangkaan
berbagai produk holtikultura. Selain itu, peraturan tersebut dicanangkan oleh Kementrian Perdagangan Indonesia setelah
Amerika Serikat melaporkan kepada Organisasi Perdagangan Dunia WTO bahwa sistem perizinan impor di Indonesia rumit dan tidak
jelas, sehingga mempengaruhi ekspor pertanian dan perkebunan Amerika. Sebagaimana diungkapkan oleh Duta Perdagangan
B. Tingkat Inflasi
Gambar 5: Tingkat Inflasi, Tahun 2009 – 2013 YoY, dalam Indonesia mencatat perlambatan inflasi tahunan setelah pemerintah melonggarkan batasan impor untuk
beberapa produk pertanian.
Sumber : BPS dan CEIC 2013
-10 -5
5 10
15 20
UMUM INTI
HARGA DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
9
Sumber : BPS dan CEIC 2013
Gambar 6: Tingkat Inflasi Tahun 2009 - 2013 Menurut Kelompok Pengeluaran MoM, dalam
Deflasi yang terjadi pada bulan Mei 2013 karena adanya penurunan harga pada kelompok bahan makanan dan sandang
-3 -2
-1 1
2 3
4 5
6 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU
BAHAN MAKANAN PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR
SANDANG KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN
Amerika Serikat 2013, “peraturan impor Indonesia telah melanggar kewajiban anggota WTO termasuk perjanjian dalam Tarif dan
Perdagangan tahun 1994”.
Sementara itu, inflasi inti dan bergejolak secara year on year pada Mei 2013 juga mengalami perlambatan masing-masing tercatat sebesar
3,99 dan 12,06 dibandingkan dengan posisinya pada bulan April 2013 yang mencapai 4,12 untuk inflasi inti serta 12,06 untuk
bergejolak.
Jika dibandingkan dengan April 2013, inflasi umum pada Mei 2013 menunjukkan adanya deflasi, tercatat sebesar 0,03 atau terjadi
penurunan Indeks Harga Konsumen dari 138,64 pada April 2013 menjadi 138,60 pada Mei 2013. Deflasi terjadi karena adanya
penurunan harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok sandang, masing-masing tercatat tumbuh sebesar -0,83 dan -1,22
pada Mei 2013.
Meskipun saat ini laju inflasi mengalami penurunan, dampak dari kenaikan harga BBM harus diwaspadai jika jadi dinaikkan.
Sebagaimana diprediksi Bank Indonesia, laju inflasi akan bergerak menjadi 7,76 jika BBM bersubsidi jadi naik. Rencananya, harga
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
10
bensin premiun naik menjadi IDR 6.500liter, sementara solar naik menjadi IDR 5.500liter. Namun, hingga saat ini masih belum ada
kepastian terkait respon apa yang akan diambil oleh bank sentral untuk meredam laju inflasi tersebut.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 13 Juni 2013 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan pada level 6.
Seiring keputusan Bank Indonesia BI yang menaikkan BI rate sebesar 25 basis poin, Lembaga Penjaminan Simpanan LPS
memutuskan ikut menaikkan tingat bunga penjaminan sebesar 25 bps untuk periode 15 Juni 2013 hingga 14 September 2013. Dengan
demikian, tingkat bunga penjaminan untuk denominasi rupiah naik menjadi 5,75. Keputusan LPS menaikkan tingkat penjaminan
simpanan didasarkan pada kenaikan BI rate sebagai respons peningkatan ekspektasi inflasi serta untuk memelihara kestabilan
makroekonomi dan sistem keuangan.
Cadangan devisa Indonesia kembali menguat mencapai posisi USD 107,27 miliar pada April 2013, naik dibandingkan bulan sebelumnya
yang hanya tercatat sebesar USD 104,80 miliar. Kenaikan cadangan devisa tersebut dipicu oleh penerbitan surat utang internasional
global bond milik pemerintah pada bulan April 2013. Total penerbitan surat utang internasional tersebut adalah sebesar USD 3
miliar yang terbagi atas USD 1,5 miliar untuk tenor 10 tahun dengan kupon 3,34, dan USD 1,5 miliar untuk tenor 30 tahun dengan kupon
4,63.
Meskipun cadangan devisa kembali menguat pada April 2013, namun posisinya masih lebih rendah dibandingkan pada Agustus
2011. Saat itu cadangan devisa Indonesia mencapai USD 124,6 miliar, rekor tertinggi sejak Indonesia merdeka. Namun pada akhir Mei 2013
kembali turun pada posisi USD 105,149 miliar.
Hingga Mei 2013, pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh faktor domestik dan eksternal. Dari sisi eksternal, tekanan terhadap
rupiah berasal dari ketidakpastian kondisi ekonomi negara maju serta revisi pertumbuhan ekonomi dunia yang dilakukan IMF pada
April 2013. IMF memprediksi ekonomi global akan tumbuh dengan rata-rata 3,3 pada tahun 2013, turun dari perkiran sebelumnya
C. Tingkat Suku Bunga