GAMA Leading Economic Indicator

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 24 Meningkatnya aset valas perbankan di luar negeri merupakan respon dari kebijakan BIyang mengambil alih penyediaan sebagian besar kebutuhan valuta asing valas untuk pembayaran impor minyak. Oleh karena itu, BI melakukan intervensi mengurangi permintaan valas di pasar sehingga akan mengurangi tekanan pada Rupiah dan memungkinkan BImemasok valas ke Pertamina dengan kurs tertentu agar stabilitas rupiah tetap terjaga. Kebijakan BI ini membuat perbankan memiliki kelebihan likuiditas valas dan menempatkan likuiditas valasnya ke luar negeri. Kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal I 2012 dinilai lebih baik daripada kuartal I 2013. Pada kuartal I 2012 transaksi modal dan finansial tercatat surplus USD 2,1 miliar. Penyebab utama memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal I 2013 dibandingkan tahun sebelumnya adalah meningkatnya defisit investasi lainnya dari USD 2 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 7,7 miliar pada kuartal I 2013. Kinerja neraca pembayaran Indonesia tercatat mengalami defisit USD 6,6 miliar pada kuartal I 2013 setelah sebelumnya surplus USD 3,2 pada kuartal IV 2012. Memburuknya kinerja neraca pembayaran pada kuartal I 2013 disebabkan oleh memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial yaitu defisit USD 1,4 miliar setelah pada kuartal sebelumnya mengalami surplus USD 11,8 miliar. Dibandingkan dengan kuartal I 2012, kinerja neraca pembayaran pada kuartal I 2013 dinilai memburuk. Defisit neraca pembayaran meningkat dari USD 1 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 6,6 miliar pada kuartal I 2013. Memburuknya kinerja neraca pembayaran pada kuartal I 2013 disebabkan oleh memburuknya kinerja transaksi berjalan dari defisit USD 3,1 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 5,3 miliar pada kuartal I 2013, serta memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial dari surplus USD 2,1 miliar menjadi defisit USD 1,4 miliar pada kuartal I 2013.

V. GAMA Leading Economic Indicator

GAMA LEI sebelumnya telah berhasil memprediksi perlambatan ekonomi Indonesia sebanyak 2 kali, yaitu pada kuartal IV tahun 2012 dan kuartal I 2013 yang masing-masing year-on-year sebesar 6,11 dan 6,01. Prediksi dari GAMA LEI ini berbeda dari prediksi para Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 25 Gambar 19 : GAMA LEI Indonesia Tahun 2000:Q1 – 2013:Q1 analis pada umumnya di mana para analisis memprediksikan percepatan pada perekonomian Indonesia. GAMA LEI saat ini masih memprediksikan kinerja perekonomian Indonesia yang menunjukkan perlambatan pada kuartal II tahun 2013. Tahun 2013 yang masih diwarnai dengan ketidakpastian ekonomi global sekaligus merupakan tahun politik bagi Indonesia, saat ini diwarnai pula oleh ketidakpastian kenaikan harga BBM . Belanja persiapan pemilihan umum kuartal depan hanya akan menahan sementara pertumbuhan ekonomi, artinya pertumbuhan tidak berdasarkan pada pijakan yang kuat. Besaran inflasi sebelum dan setelah kenaikan harga BBM tahun ini juga patut untuk diwaspadai. Hal tersebut akan menambah tekanan pada pertumbuhan ekonomi ke depan. Apalagi proyeksi GAMA LEI periode ini belum menunjukan titik balik yang mengisyaratkan perekonomian masih akan bergerak turun semenjak kuartal IV 2012. Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang hampir menembus IDR 10.000 per USD karena impor migas semakin tinggi, disebabkan jumlah permintaan BBM dalam negeri semakin tinggi. Tingginya permintaan disebabkan oleh harga BBM yang murah. Makin tinggi permintaan BBM, makin banyak impor migas yang dibutuhkan. Dengan demikian kebutuhan dolar semakin tinggi untuk mengimpor BBM. Akibatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar semakin melemah. Apabila para pembuat kebijakan masih belum memberikan kebijakan riil yang pro-pertumbuhan dan kondisi masih sama dengan periode sebelumnyya, sesuai dengan prediksi LEI, perekonomian Indonesia kuartal depan diprediksi masih akan terus melambat. Tentu hal yang diharapkan adalah pertumbuhan ekonomi ke depan akan berubah arah dan mengalami percepatan. Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 26 GAMA LEI merupakan siklus dari indikator komposit yang terdiri dari indikator-indikator pilihan yang memiliki gerak siklus yang mendahului gerak siklus bisnis Indonesia Indonesian Economic Review and Outlook, Maret 2013. Pembentukan GAMA LEI dilakukan dengan menganalisis ratusan indikator makro Indonesia baik internal maupun eksternal. Pemilihan indikator-indikator makro dilakukan secara ketat, sehingga terbentuk GAMA LEI. Setiap kuartal selalu diadakan pembaruan indikator, sehingga LEI yang dibentuk semakin berkembang dan akurat. Siklus bisnis Indonesia yang didekati dengan menggunakan data terbaru kuartalan PDB Indonesia tahun 2000–2013 menunjukan pergerakan yang cukup fluktuatif. GAMA LEI ini mampu memprediksi titik balik dari suatu siklus bisnis perekonomian. Pada saat krisis ekonomi global 2008, sinyalemen dari titik balik LEI pada kuartal IV 2007 ini mampu memprediksi adanya penurunan kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal I 2008 Hasil survey yang melibatkan responden dari dosen-dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM memberikan gambaran perkiraan angka indikator ekonomi makro utama yaitu pertumbuhan PDB, inflasi, dan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika, dari kuartal II tahun 2013 hingga tahun 2014. Perkiraan pertumbuhan PDB riil YoY secara umum masih tidak menunjukan optimisme. Untuk periode kuartal II dan III tahun 2013 pertumbuhan PDB riil diperkirakan sebesar masing-masing 6,02 ± 0,2 dan 6,05 ± 0,2. Perkiraan pertumbuhan PDB dengan melihat perkembangan perekonomian Indonesia terbaru pada tahun 2013 dan 2014 masing- masing diprediksi sebesar 6,13 ± 0,22 dan 6,19 ± 0,21. Sementara itu, inflasi secara year on year secara umum diperkirakan meningkat. Hasil survey ini menunjukkan bahwa inflasi untuk periode kuartal II dan III di tahun 2013 diperkirakan masing-masing sebesar 5,93 dan 6,12. Sedangkan, inflasi tahun 2013 diprediksi mencapai 5,71 dan 5,66 pada tahun 2014. Selanjutnya, pada edisi IERO sebelumnya, hasil survey menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika pada kuartal II 2013 diprediksi akan berada pada kisaran IDR 9.776 per USD. Namun, hasil survey kali ini memperkirakan nilai tukar Konsensus Proyeksi Indikator Ekonomi Makro Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 27 Rupiah terhadap dolar Amerika semakin melemah. Hal ini tidak lepas dari tekanan yang dihadapi perekonomian Indonesia serta ekonomi global yang masih diwarnai ketidakpastian. Sehubungan dengan hal itu, hasil survey kali ini memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika untuk kuartal II 2013 mencapai IDR 9.837 per USD, sedangkan pada kuartal III 2013 diprediksi berada pada kisaran IDR 9.834 per USD. Sedangkan, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika untuk tahun 2013 diperkirakan berada dalam kisaran IDR 9.818 per USD dan IDR 9.831 per USD pada tahun 2014. Tabel 6 : Estimasi PDB YoY, dalam Sumber: Data primer, diolah 2013 Tabel 7 : Estimasi Inflasi YoY, dalam Sumber: Data primer, diolah 2013 Tabel 8 : Estimasi Nilai Tukar rupiah terhadap dolar AS IDR per USD Sumber: Data primer, diolah 2013

VI. Isu Terkini